Mimbar-Rakyat.com (Karanganyar) – Konser Don’t Stop Festival di halaman parkir gedung De Tjolomadoe, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, berlangsung ricuh pada Sabtu (22/7) malam.
Penonton merusak tenda acara hingga merobohkan panggung konser. Tak hanya itu, dekorasi konser yang rencananya menghadirkan band Superman Is Dead dan Coil itu juga menjadi sasaran amarah para penonton.
Salah satu penonton asal Solo, Agung, mengaku kondisi panggung sudah rusak parah ketika ia datang di lokasi.
“Saya sampai sini sudah chaos,” katanya.
Berikut fakta konser Don’t Stop Festival di Karanganyar yang ricuh:
1. Konser terlambat mulai
Menurut Agung jika melihat jadwal acara maka konser seharusnya mulai pukul 14.00 WIB. Namun hingga ia tiba di lokasi konser, tak ada suara musik yang terdengar dari sound system yang ada di panggung.
Akibatnya, penonton merusak panggung dan tenda-tenda acara karena konser tak kunjung dimulai.
2. EO gagal bayar vendor
Kapolres Karanganyar AKBP Jerrold Hendra Kumontoy menjelaskan konser tak segera dimulai lantaran event organizer (EO) belum membayar vendor yang disewa. Nilai sewa vendor diperkirakan mencapai Rp120 juta.
“Penyelenggara ternyata masih belum menyelesaikan kewajiban dia ke salah satu vendor, yaitu sound system, dan beberapa vendor lainnya. Nilainya kira-kira Rp120 juta,” kata Jerrold.
Akibatnya, vendor memutuskan untuk mematikan sound system yang ada di panggung sehingga konser tidak bisa dimulai hingga malam hari.
3. Polisi amankan tiga orang EO
Polres Karanganyar mengamankan tiga orang dari EO acara tersebut akibat kericuhan tersebut. Mereka terdiri atas dua laki-laki dan seorang perempuan.
EO juga diminta untuk melunasi vendor, serta mengembalikan uang tiket kepada penonton.
“Pengakuan dari EO, tiket yang dibeli online akan dikembalikan secara online. Untuk yang beli on the spot nanti akan kami atur proses pengembaliannya,” jelas Jerrold.
4. EO sudah kantongi izin
Jerrold mengatakan EO konser tersebut sebenarnya sudah mengajukan izin kepada pihak kepolisian jauh hari sebelum acara berlangsung. Polisi pun sudah menerbitkan izin untuk acara tersebut.
“Izin lingkungan, izin dengan dinas terkait, semua sudah ada sehingga saya menandatangani surat izin,” katanya.
Konser dianggap ricuh karena faktor yang di luar proses administrasi perizinan. Maka dari itu, polisi akan menyelidiki lebih jauh potensi permasalahan antara EO dengan vendor maupun pihak-pihak lain yang berkaitan dengan penyelenggaraan acara.
“Tentu ini akan jadi evaluasi bahwa ternyata ada hal-hal terkait masalah kerja sama dari EO sendiri dengan pihak ketiga. Ini yang akan kita lakukan pengecekan lagi,” katanya. (ds/sumber CNNIndonesia.com)