MIMBAR-RAKYAT.Com (Jayapura) – Petugas PLN telah memulihkan sistem kelistrikan, pascabanjir bandang yang melumpuhkan 104 gardu distribusi listrik di Kota Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua.
Manajer Komunikasi PLN Wilayah Papua dan Papua Barat, Septian Pujiyanto menyebutkan listrik di sejumlah pemukiman warga dan fasilitas umum telah kembali normal. Dari 104 gardu distribusi, telah kembali normal 66 gardu distribusi dan menyalurkan pasokan listrik kepada warga setempat.
“Sistem kelistrikan di Kota Sentani telah mencapai 63%, pasca banjir bandang Sentani yang membuat sistem kelistrikan terganggu,” jelas Septian, Senin (18/3).
Kata Septian, ada 104 gardu distribusi dari total 244 gardu atau sekitar 42% gardu distribusi yang berada di wilayah kerja PLN ULP Sentani mengalami pemadamana, karena terdampak banjir bandang.
“Akibat bencana alam ini, aliran listrik sengaja dipadamkan untuk keamanan warga, karena dikhawatirkan akan bahaya aliran listrik akibat banjir,” jelasnya.
PLN terus berupaya dan bekerja keras memulihkan pasokan listrik yang ada. PLN berkoordinasi dengan pihak Kepolisian dan pihak Keamanan terkait pengamanan dan pemulihan listrik pasca bencana.
“Hari ini, pemulihan sistem kelistrikan akan dilanjuti. Semoga esok hari 100 persen kelistrikan di Sentani telah normal,” ujarnya.
Pengungsi Berdatangan
Pengungsi banjir bandang Sentani di Kabupaten Jayapura terus berdatangan hingga Senin dinihari tadi (18/3).
Kedatangan pengungsi korban banjir bandang, rata-rata ketakutan akan musibah susulan di sekitar tempat tinggalnya. Apalagi sejak Minggu (17/3) malam, wilayah Sentani dan sekitarnya dilanda hujan deras.
Anna Yerisetouw, warga setempat mengaku harus keluar dari rumahnya, walaupun rumah yang ditempatinya termasuk aman dari terjangan banjir bandang.
“Hujan deras sejak semalam membuat kami was-was. Keluarga sepakat untuk kami mengungsi sementara ke tempat yang lebih tinggi dan aman di posko ini,” kata Anna, Senin (18/3) kepada BumiPapua.com.
Data dari posko terpadu menyebutkan, pengungsi yang bertahan di Kantor Bupati Jayapura mencapai 4.273 orang, termasuk warga yang membuat posko diperumahan BTN Bintang Timur, tercatat 600 orang, BTN Gajah Mada 1.450 orang, Perumahan Doyo baru, mencapai 200 orang.Kemudian warga di pemukiman padat penduduk daerah Kemiri juga membuat posko bagi warga sekitar yang mencapai 200 orang pengungsi, serta di sekolah HIS terdapat 300 orang, daerah Siil mencapai 400 orang.
Sementara kediaman Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw juga menampung 1.000-an warga dan di wilayah Gunung Merah terdapat 200 orang.
Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol AM Kamal menyebutkan hingga kini tercatat 350 rumah rusak berat akibat terjangan banjir bandang, 3 jembatan permanen rusak berat, 8 buah drainase rusak berat.
Lalu, terdata 4 ruas jalan di Sentani rusak berat, 1 buah masjid rusak, sebanyak 8 sekolah rusak berat, pasar lama Sentani rusak akibat musibah ini.
“Personil di lapangan masih melakukan evakuasi terhadap korban jiwa maupun yang selamat. Semnetara korban luka berat dan ringan masih berada di Rumah Sakit Yowari Sentani, Rumah Sakit Dian Harapan Waena dan Rumah Sakit Bhayangkara Jayapura,” ujarnya, Senin (18/3).
Kamal melanjutkan, untuk identifikasi korban jiwa akan dilakukan hari ini dengan perbantuan 5 dokter forensik yang dikirim dari Tim DVI Mabes Polri sebanyak 5 orang. “Semoga dengan adanya penambahan dokter dapat mempercepat proses identifikasi,” ujarnya. Pengungsi banjir bandang Sentani di Kabupaten Jayapura terus berdatangan hingga Senin dini hari tadi (18/3). Kedatangan pengungsi korban banjir bandang, rata-rata ketakutan akan musibah susulan di sekitar tempat tinggalnya. Apalagi sejak Minggu (17/3) malam, wilayah Sentani dan sekitarnya dilanda hujan deras.
Anna Yerisetouw, warga setempat mengaku harus keluar dari rumahnya, walaupun rumah yang ditempatinya termasuk aman dari terjangan banjir bandang. “Hujan deras sejak semalam membuat kami was-was. Keluarga sepakat untuk kami mengungsi sementara ke tempat yang lebih tinggi dan aman di posko ini,” kata Anna, Senin (18/3) kepada BumiPapua.com.
Data dari posko terpadu menyebutkan, pengungsi yang bertahan di Kantor Bupati Jayapura mencapai 4.273 orang, termasuk warga yang membuat posko diperumahan BTN Bintang Timur, tercatat 600 orang, BTN Gajah Mada 1.450 orang, Perumahan Doyo baru, mencapai 200 orang.Kemudian warga di pemukiman padat penduduk daerah Kemiri juga membuat posko bagi warga sekitar yang mencapai 200 orang pengungsi, serta di sekolah HIS terdapat 300 orang, daerah Siil mencapai 400 orang.
Sementara kediaman Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw juga menampung 1.000-an warga dan di wilayah Gunung Merah terdapat 200 orang.
Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol AM Kamal menyebutkan hingga kini tercatat 350 rumah rusak berat akibat terjangan banjir bandang, 3 jembatan permanen rusak berat, 8 buah drainase rusak berat.
Lalu, terdata 4 ruas jalan di Sentani rusak berat, 1 buah masjid rusak, sebanyak 8 sekolah rusak berat, pasar lama Sentani rusak akibat musibah ini.
“Personil di lapangan masih melakukan evakuasi terhadap korban jiwa maupun yang selamat. Semnetara korban luka berat dan ringan masih berada di Rumah Sakit Yowari Sentani, Rumah Sakit Dian Harapan Waena dan Rumah Sakit Bhayangkara Jayapura,” ujarnya, Senin (18/3).
Kamal melanjutkan, untuk identifikasi korban jiwa akan dilakukan hari ini dengan perbantuan 5 dokter forensik yang dikirim dari Tim DVI Mabes Polri sebanyak 5 orang. “Semoga dengan adanya penambahan dokter dapat mempercepat proses identifikasi,” ujarnya. (K/B/d)