MIMBAR-RAKYAT.com (New York) – Sungguh luar biasa, diperhitungkan lebih dari 16. 000 bayi lahir di berbagai kamp pengungsi Rohingya di Bangladesh dalam sembilan bulan sejak kerusuhan memaksa mereka meninggalkan rumah di Myanmar.
Wakil juru bicara PBB Farhan Haq menyatakan Kamis, lebih dari 60 bayi Rohingya dilahirkan di kamp pengungsi Bangladesh setiap hari.
“Berarti lebih dari 16. 000 bayi dilahirkan dalam sembilan bulan sejak puncak kerusuhan di Negara Bagian Rakhine,” katanya.
Saat gelombang baru kerusuhan meletus di Negara Bagian Rakhine di Myanmar pada akhir Agustus tahun lalu, beredar laporan mengenai perkosaan dan kekerasan seksual terhadap perempuan serta anak perempuan, kata Haq.
“Perempuan dan anak kecil yang merupakan korban kekerasan seksual termasuk di antara yang paling rentan dan tersisihkan di antara lebih dari 800.000 pengungsi Rohingya di Cox`s Bazar, di bagian paling selatan Bangladesh. Mereka memerlukan dukungan khusus sementara perempuan dan anak perempuan mungkin tidak bisa tampil akibat pandangan negatif dan hukuman lain,” katanya.
“UNICEF (Dana Anak PBB), bekerja sama dengan mitranya, menyediakan perawatan sebelum dan pasca-kelahiran buat ibu dan bayi mereka,” kata wakil juru bicara PBB tersebut.
“UNICEF mengerahkan sebanyak 250 relawan masyarakat untuk memastikan bahwa makin banyak perempuan pergi ke instalasi perawatan kesehatan sebelum dan setelah mereka melahirkan,” ujarnya seperti dilansir antaranews.
UNICEF juga menyarankan pendaftaran kelahiran yang layak dan sah buat bayi. Lembaga PBB tersebut khawatir tanpa dokumen itu, bayi akan menghadapi kesulitan untuk memperoleh akses untuk layanan dasar kepentingan mereka.
Dari semua bayi yang dilahirkan di kamp pengungsi sejak September, hanya sebanyak 3.000 –atau satu dari lima bayi– dilahirkan di instalasi kesehatan, kata Badan Anak Dunia tersebut. Hanya sebanyak 18 persen ibu saat ini melahirkan di pusat kesehatan. (An/Kb)