Mimbar-Rakyat.com (Jakarta) – Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Andika Perkasa meyakini pembangunan desa bisa menjadi modal penting untuk memperkuat ketahanan nasional. Andika Perkasa mendorong kepada setiap elemen masyarakat, baik aparatur pemerintahan, swasta, maupun masyarakat umum untuk memberikan kontribusi dalam membangun desa.
“Jadi saya benar-benar mendorong pemerintahan desa sebagai kekuatan kita, tapi jangan lupa sekarang ini teknologi membuat kita semua yang di desa mengalami pertumbuhan,” kata Andika dalam kuliah umum bertema ‘Ketahanan Nasional Berbasis Desa’ di IPB University sepeti dikutip dari keterangan tertulis, Sabtu (16/9/2023).
Andika juga menyebut, Indonesia harus bersyukur karena memiliki sumber daya alam yang melimpah. Namun hal yang tidak kalah penting dari itu adalah dengan memperkuat sumber daya manusia agar bisa mengelolanya.
“Ketahanan nasional harus dibangun oleh setiap warga negara Indonesia karena masing-masing punya potensi. Contohnya India bisa maju, karena potensi masing-masing warganya, tidak tergantung hanya pada satu dua orang saja,” yakin Andika.
Andika menekankan, pentingnya pemahaman terhadap potensi masing-masing desa. Menurut dia, potensi tersebut harus diolah menjadi kekuatan nasional.
“Kita harus tau potensi kita di desa. Begitu juga kalau kita tarik ke atas pemerintah kabupaten, pemerintah provinsi, pemerintah nasional. Kita harus tau kekuatan kita” tutur Andika.
“Kita harus tau potensi kita di desa. Begitu juga kalau kita tarik ke atas pemerintah kabupaten, pemerintah provinsi, pemerintah nasional. Kita harus tau kekuatan kita” ujar Andika memungkasi.
Alasan IPB Undang Andika Perkasa
Sebagai informasi, selain Andika, kuliah umum juga ini dihadiri juga oleh Rektor IPB Arif Satria, Dekan FEMA IPB University Sofyan Sjaf, Dekan lingkup IPB dan peserta sekolah pemerintahan desa serta mahasiswa multistrata.
Seperti dikutip dari siaran pers, Dekan Fakultas Ekologi Manusia (FEMA), Sofyan Sjaf mengungkap sengaja mengundang Jenderal TNI (Purn) Andika Perkasa. Sebab, isu-isu ketahanan nasional adalah keahlian dari Andika.
“Tidak bisa kita pungkiri bahwa kondisi paradoks persoalan-persoalan juga hadir di tengah-tengah kita yang juga berasal dari Desa. Misalnya stunting, kemiskinan ekstrim, dan gizi buruk. Tentunya, ini akan mempengaruhi pola interaksi dan stabilitas nasional kita,” kata Sofyan.
Di kesempatan yang sama Rektor IPB University, Arif Satria mengatakan isu lain desa adalah isu development atau pembangunan. Gambarannya adalah jika (berdasarkan data desa presisi) di Kalimantan disebutkan bahwa gini rasio 0,71 dan ternyata di Jawa Barat juga tinggi 0,5 dengan rata-rata 0,4 maka hal ini menunjukan ketimpangan yang luar biasa.
“Jika sebelumnya pak Sofyan bicara tentang desa dalam perspektif governance atau tata kelola, isu lain desa adalah pembangunan. Saya menduga dalam kasus kalimantan dan Jawa Barat ada dua paradigma pembangunan yakni paradigma industri di desa dan paradigma industrialisasi pedesaan,” Arif Satria menutup. (ds/sumbr Liputan6.com)