Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong-ho mengatakan Presiden AS Donald Trump sedang dalam sebuah “misi bunuh diri”. Komentar Ri Yong-ho itu menirukan ucapan Trump di PBB, Selasa lalu, ketika dia menyebut pemimpin Korea Utara Kim Jong-un seorang “roket untuk misi bunuh diri”.
Mimbar-Rakyat.com (New York) – Pesawat pembom Amerika Serikat (AS) telah terbang mendekati pantai timur Korea Utara untuk menunjukkan opsi militer guna mengatasi ancaman apapun. Demikian suatu pernyatan dari Pentagon.
Seperti dilaporkan BBC News, penerbangan masuk ke wilayah terjauh dari zona demiliterisasi antara Korea yang digunakan oleh jet tempur AS atau bomber pada abad ke-21. Pengiriman pesawat pembom itu terkait dengan meningkatnya ketegangan baru-baru ini akibat program nuklir Pyongyang (Korea Utara).
Sementara di Majelis Umum PBB, New York, dalam podatonya Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong-ho mengatakan Presiden AS Donald Trump sedang dalam sebuah “misi bunuh diri”. Komentar Ri Yong-ho itu menirukan ucapan Trump di PBB, Selasa lalu, ketika dia menyebut pemimpin Korea Utara Kim Jong-un seorang “roket untuk misi bunuh diri”.
Ri menambahkan bahwa “penghinaan” Trump – yang, katanya, “cacat mental dan penuh dengan megalomania” – adalah “kesalahan yang tidak dapat dipulihkan sehingga tidak dapat dihindari” bahwa roket Korea Utara akan memasuki daratan AS.
Menteri luar negeri tersebut mengatakan, Trump akan “membayar mahal” atas pidatonya, di mana dia juga mengatakan bahwa dia akan “benar-benar menghancurkan” Korea Utara jika AS dipaksa membela diri atau (membela) sekutunya.
Presiden AS menanggapi pidato tersebut di Twitter dengan mengatakan bahwa Ri dan Tuan Kim “tidak akan lama lagi” jika mereka terus melakukan retorika.
Penerbangan tersebut menyikapi retorika panas selama dua minggu terakhir antara para pemimpin kedua negara – setelah komentar Trump, Kim menyebutnya “gila mental” dan “seorang dotard”.
Korea Utara telah menolak menghentikan uji coba rudal dan nuklirnya, meskipun ada ancaman berturut-turut berupa sanksi PBB. Pemimpin Korut mengatakan bahwa kemampuan nuklir adalah satu-satunya penghalang terhadap dunia luar yang berusaha menghancurkannya.
Setelah uji coba nuklir terakhir dan terkuat di Korea awal bulan ini, Dewan Keamanan PBB menyetujui sanksi baru terhadap negara tersebut. Namun berbicara di PBB, Tuan Ri mengulangi bahwa pembatasan tersebut tidak akan membuat negara itu menghentikan pembangunan nuklirnya.
Gempa atau Nuklir
Sementara sebuah gempa berkekuatan 3,4 tremor terdeteksi di dekat lokasi uji coba nuklir Korea Utara pada hari Sabtu pagi, namun para ahli meyakini bahwa ini adalah gempa bumi. Menurut badan meteorologi Korea Selatan gempa tersebut tercatat pada kedalaman 0 km di provinsi North Hamgyong, yang merupakan lokasi situs Punggye-ri.
Survei Geologi AS juga mendeteksi bahwa hal itu terjadi di daerah uji coba nuklir, namun menambahkan bahwa para ahli seismologinya menganggapnya gempa memiliki kedalaman 5 km. Korea Selatan menyatakan tidak ada gelombang suara khusus yang dihasilkan gempa buatan yang terdeteksi.
Administrasi gempa China mengatakan, itu bukanlah ledakan nuklir karena memiliki karakteristik getaran alami. Awalnya mereka mengatakan bahwa itu “ledakan yang dicurigai”.
China setuju mengambil sikap membatasi pasokan minyak Korea Utara dan berhenti membeli tekstil dari negara tersebut, sesuai dengan sanksi PBB terbaru. China adalah mitra dagang terpenting Korea Utara. Penghentian China membeli tekstil – ekspor terbesar kedua Pyongyang – diperkirakan akan merugikan Korut.***(janet)