Presiden juga mengingatkan jajarannya untuk selalu waspada dan memastikan langkah-langkah pencegahan terhadap potensi pelanggaran terhadap protokol kesehatan untuk terus dilakukan.
Mimbar-Rakyat.com (Jakarta) – Pemerintah akan terus mendorong dan memberikan stimulus bagi para pelaku usaha baik kecil maupun besar agar dapat bergerak di tengah pandemi. Dengan cara tersebut, konsumsi rumah tangga diharapkan akan semakin meningkat dan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.
Hal itu diungkapkan Presiden Joko Widodo, saat memimpin rapat terbatas membahas laporan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Senin (23/11), di Istana Merdeka, Jakarta. Hal itu, kata Presiden, merupakan yang paling dibutuhkan saat ini dan harus menjadi fokus perhatian pemerintah.
“Yang paling dibutuhkan saat ini adalah meningkatkan konsumsi rumah tangga dengan mendorong usaha kecil, mikro, menengah, dan besar untuk mulai bergerak,” ucapnya soal stimulus atau kebijakan eonomi terkait keuangan tersebut.
Realisasi anggaran untuk menjalankan kebijakan tersebut dinilai oleh Presiden sudah berjalan dengan baik. Misalnya anggaran yang dialokasikan untuk pemberian bantuan modal kerja bagi pelaku usaha mikro sudah terserap hingga 79 persen.
Sementara bantuan bagi para pekerja terdampak pandemi yang berupa subsidi gaji juga sudah tersalurkan dengan baik. Hal itu dapat dilihat dari penyerapan realisasi anggaran yang telah mencapai 82 persen.
“Saya kira ini harus terus didorong agar bisa membantu meningkatkan daya beli masyarakat,” kata Presiden, seperti dikutip dari laman resmi Presiden RI, presidenri.go.id.
Kepala Negara meminta jajarannya untuk juga menaruh perhatian besar bagi penyediaan lapangan kerja. Di tengah kondisi pandemi saat ini, banyak pekerja yang kehilangan pekerjaannya dan membutuhkan lapangan pekerjaan baru sesegera mungkin.
“Berikan perhatian khusus untuk hal-hal yang berkaitan dengan pembukaan lapangan kerja,” katanya.
Pandemi dan Pemulihan Ekonomi
Pada kesempatan sama Presiden Joko Widodo menegaskan kembali kepada jajarannya bahwa strategi penanganan pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional melalui kebijakan gas dan rem agar betul-betul dilakukan dengan seimbang.
Presiden menuturkan, kebijakan mengatur keseimbangan dapat dirasakan dampaknya melalui berbagai indikator sebagaimana data terbaru yang diperolehnya.
“Per 22 November, rata-rata kasus aktif Covid di seluruh Tanah Air ini 12,78 persen. Angka ini lebih rendah dari rata-rata kasus aktif dunia yaitu sebesar 28,41 persen. Ini sudah baik,” ujarnya .
Tren rata-rata kesembuhan pasien Covid-19 secara nasional juga menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Saat ini, angka rata-rata kesembuhan berada di angka 84,03 persen yang jauh lebih baik dari angka rata-rata kesembuhan di tingkat dunia yang berada di angka 69,20 persen.
Protokol Kesehatan
Presiden juga mengingatkan jajarannya untuk selalu waspada dan memastikan langkah-langkah pencegahan terhadap potensi pelanggaran terhadap protokol kesehatan untuk terus dilakukan.
“Strategi yang sejak awal kita sampaikan, rem dan gas, itu betul-betul diatur betul. Jangan sampai kendur dan berisiko memunculkan gelombang kedua. Ini yang bisa membuat kita setback, mundur lagi,” ujarnya.
Kepala Negara juga menegaskan bahwa pencegahan dan penindakan terhadap potensi-potensi kegiatan yang melanggar protokol kesehatan harus ditegakkan sedini mungkin.
Presiden pun meminta jajaran terkait untuk memberi perhatian khusus bagi penyelenggaraan Pilkada serentak agar tetap aman dari penyebaran Covid-19 dengan memperhatikan secara detail pelaksanaan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan.
Adapun yang berkaitan dengan vaksinasi, Kepala Negara akan terus memantau kesiapan pemerintah, utamanya dalam hal standar pelaksanaan dan proses distribusi vaksin ke daerah-daerah.***(edy)