MIMBAR-RAKYAT.Com (Jakarta) – Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan, Presiden Jokowi tidak ikut campur soal Ketua DPR pengganti Setya Novanto.
“Pencalonan Ketua DPR tidak ada kaitannya dengan Presiden dan Seskab, hal itu urusan intern Partai Golkar,” tegas Pramono, kemarin.
Politisi Partai Golkar Firman Subagyo sebelumnya mengaku, sudah mengirimkan nama calon pengganti Setya Novanto sebagai ketua DPR. Nama yang dikirimkan itu Bambang Soesatyo untuk dikoordinasikan.
Firman mengatakan, Bambang dianggap mempunyai kemampuan untuk menjadi ketua DPR. Karena itu, Bambang diajukan ke Presiden Joko Widodo.
“Bamsoet sudah kami koordinasikan dengan Sekretaris Kabinet Pramono Anung dan sudah dikirim ke meja Presiden Joko Widodo,” kata Firman.
Di kalangan Golkar sendiri, muncul tiga nama, yakni Sekretaris Fraksi Golkar Agus Gumiwang Kartasasmita (AGK) dan Ketua Komisi III DPR Bambang Soesatyo (Bamsoet), dan Aziz Syamsudin.
Kans ketiga nama tersebut untuk terpilih memang memiliki perbedaan dari segi politik dan kedekatan dengan tokoh-tokoh penting di Golkar.
Agus Gumiwang mempunyai kedekatan dengan Wapres Jusuf Kalla, mengingat ayahnya sebagai Ketua Harian PMI yang mendampingi Jusuf Kalla merupakan Ketua Umum PMI.
Agus Gumiwang juga relatif bisa diterima Presiden Jokowi, ketimbang dua tokoh lainnya. Kedekatan dengan Jokowi patut jadi pertimbangan, karena akan memperlancar hubungan DPR dan Pemerintah. Saat Golkar pecah tempo hari, Agus Gumiwang juga dalam posisi di kelompok yang mendekat ke Jokowi.
Nama kedua, yakni Bambang Soesatyo, di DPR pernah menjadi Sekretaris Fraksi saat Ketua Fraksi Golkar dipegang oleh Ade Komarudin. Kelompok ini merupakan faksi yang dekat ke Wapres Jusuf Kalla.
Pengalaman dan kiprah Bamsoet di DPR juga cukup menonjol, antara lain di Pansus Bank Century, Sekretaris Fraksi, dan sekarang Ketua Komisi III DPR. Bamsoet juga tidak kental dengan faksi Setya Novanto yang kini menjalani sidang pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) dalam kasus e-KTP.
Sedangkan nama ketiga, Aziz Syamsudin, tokoh ini sempat dikirim ke Senayan untuk menjadi Ketua DPR. Yang mengajukan adalah Setya Novanto yang saat itu masih menjadi Ketua Umum Partai Golkar.
Nama itu kemudian ditolak oleh internal Fraksi Golkar lewat penggalangan tanda tangan, yang kemudian suratnya dikirimkan ke Bamus SPR, dan saat di rapat paripurna, nama Aziz, diputuskan belum bisa disepakati.(joh)