Mimbar-Rakyat.com. (Jakarta) – Pencarian pesawat dan korban jatuhnya Lion Air JT-610 rute Jakarta – Pangkalpinang, di perairan Karawang, Jawa Barat, terus berlanjut. Operasi melibatkan kekuatan 1.324 personel, termasuk tim penyelam gabungan.
Pihak Lion Air melalui websitenya, lionair.co.id, melaporkan Rabu (7/11), wilayah prioritas penyelaman diperluas 1,8 Km2 yang diperkuat menjadi 176 orang tim penyelam gabungan dibandingkan hari sebelumnya 152 orang.
Mereka terdiri atas; 41 orang dari Basarnas Special Group (BSG), 38 orang dari Penyelam Komando Pasukan Katak (Kopaska), 28 orang Detasemen Jalamangkara (Denjaka), 17 penyelam Taifib atau Batalyon Intai Amfibi Korps Marinir, 5 orang dari Kantor SAR Semarang, tujuh orang Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai Indonesia (KPLP), 4 orang Korps Brigade Mobil (Brimob), 16 orang POSSI Semarang, 5 orang dari Indonesia Diver, 14 orang dari Polair, serta 1 orang dari Kantor SAR Lampung.
Untuk pencarian unsur laut (wilayah perairan) tetap mengerahkan 69 unit kapal sesuai hari sebelumnya. Luas area pencarian bawah air diperluas 5,4 Km2, antara lain daerah prioritas 1A bawah air dengan kapal Baruna Jaya serta daerah prioritas 1B dengan kapal Dunamos.
Daerah prioritas 2 untuk pencarian permukaan air seluas 360 NM2 yang dioperasikan oleh 40 kapal dari Basarnas, Kementerian Perhubungan, Polisi Air (Polair), KPLP, Bea Cukai dan Pertamina. Kemudian daerah prioritas penyisiran darat dilakukan sepanjang garis pantai Tanjung Pakis sejauh 15 Km.
Sedang operasi melalui pencarian udara meliputi seluas 190 NM2 menggunakan tiga helikopter, yaitu satu unit HR -1519, satu unit HR -1301, dan satu unit HS -4207.
Untuk unsur penanganan di darat tetap tersedia ambulance 30 unit, yang meliputi sembilan unit dari Polri, 6 unit dari PMI, serta 14 unit instansi lainnya.
Pada Selasa (6/11) pukul 21.00 WIB, Lion Air menerima konfirmasi dari Badan SAR Nasional evakuasi 22 kantong jenazah, sehingga total terbaru ialah 186 kantong, dengan rincian 5 November 26 kantong, 4 November 34 kantong, 3 November 31 kantong, 2 November delapan kantong, 1 November sembilan kantong, 31 Oktober delapan kantong, 30 Oktober 24 kantong, dan 29 Oktober 24 kantong.
Proses identifikasi (Disaster Victim Identification) yang berada di RS Polri tetap dilakukan. Tim DVI Polri hingga Selasa (6/11) telah memberikan konfirmasi hasil identifikasi 44 jenazah.***(edy)