MIMBAR-RAKYAT.com (Jakarta) – Pencekalan bagi pemakai nama Muhammad dan Ali di “autogate” Bandara Internasional Soekarno-Hatta  merupakan masalah serius, selain diskriminatif juga berbau SARA. 

Anggota Komisi III DPR-RI, Arsul Sani, menyebutkan, “Ditjen Imigrasi melakukan diskriminasi terhadap WNI (Warga Negara Indonesia) yang hendak bepergian ke luar negeri. Lebih dari itu, kebijakan seperti itu mengandung unsur SARA, karenanya harus dihentikan,” kata anggota Komisi III DPR-RI Arsul kepada media, akhir minggu ini.

Politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu mengaku, pihaknya akan mempertanyakan masalah ini ke pihak yang bersangkutan dan meminta untuk segera mencabut larangan.

Ia menilai dan mengkhawatirkan, peraturan diskriminatif ini akan menimbulkan kemarahan bagi umat Islam yang banyak menggunakan kedua nama tersebut.

“Ini bisa menyulut kemarahan umat Islam di seluruh Indonesia.‎ Di Inggris saja yang umat Islamnya hanya minoritas, tapi tidak menerapkan kebijakan saperti itu terhadap warga negaranya yang muslim,” tegasnya.

Peraturan ini mengundang reaksi keras dari berbagai pihak, terutama yang menganggap larangan tersebut sudah mendiskreditkan pemeluk agama mayoritas di Indonesia.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Amidhan, menuding Kantor Imigrasi telah memojokkan agama