Thursday, December 12, 2024
Home > Berita >  Penghisap darah puluhan kambing di Cibingbin ditembak

 Penghisap darah puluhan kambing di Cibingbin ditembak

Inilah anjing yang diduga si penghisap darah puluhan kambing di Cibingbin ditembak. Ternyata anjing itu piaraan seseorang. (dien)

Mimbar-Rakyat.com (Kuningan) – Akhirnya makhluk pembunuh puluhan hewan ternak jenis kambing domba dan anak sapi di Kecamatan Cibingbin, berhasil ditembak warga setempat, Rabu.

“Tadi saya dapat laporan, pembunuh hewan ternak itu, adalah anjing liar, ada dua ekor yang terbunuh,” kata H Acep Purnama, Bupati Kuningan.

Ia berpesan kepada masyarakat sekitar untuk tidak khawatir dan tetap melakukan siskamling.

“Saya telah menginstruksikan kepada masyarakat untuk tetap siskamling, dan pada 27 Desember kami telah berkoordinasi dengan Perbakin untuk melakukan perburuan, yang dipimpin langsung oleh Kapolres Kuningan,” ujarnya.

Sementara itu, hasil investigasi dan identifikasi Bidang Peternakan, BKSDA dan Balai Veteriner Subang ke lokasi kejadian, mengidentifikasi, kandang ternak domba di tiga desa tersebut ternyata lokasinya agak jauh dari pemukiman warga, dekat dengan hutan dan ada yang berada di tengah sawah.

“Fenomena matinya ternak secara massal tersebut terjadi sejak 04 hingga 13 Desember 2020. Tak hanya kambing, ternyata ada satu ekor anak sapi (pedet) yang ikut jadi korban, ” ungkap Bubun Budhiyasa, Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Kuningan.

Bunbun menuturkan kematian domba terjadi pada 19 Desember 2020 di Desa Cipondok dengan jumlah korban 11 ekor sehingga total jumlah korban sebanyak 72 ekor domba dan satu ekor pedet.

Bunbun menjelaskan, kronologis kamatian ternak tersebut adalah ternak ditemukan mati pada pagi hari dengan gejala adanya luka gigitan pada leher, pantat maupun punggung.

“Dilihat dari cara memangsa, tidak ada bagian daging yang dimakan. Hanya menghisap darah domba dari bagian lehernya,” katanya.

Di tempat ternak mati, imbuhnya, di kandang tidak ditemukan bercak darah. Pada saat investigasi di lokasi kandang di Desa Sukaharja ditemukan adanya bekas kaki hewan dan juga ditemukan adanya bekas cakaran dan gigitan pada kayu dinding kandang.

“Ukuran bekas jejak kaki satwa (panjang 6 cm x lebar 4 cm) dengan bentuk ramping, ” ujarnya.

Dari hasil diskusi dengan tim dari Polsek Cibingbin, Petugas BKSDA, perangkat desa dan juga dengan pemilik ternak dihasilkan dugaan sementara bahwa hewan yang menggigit ternak adalah sejenis Musang (careuh/ganggarangan) atau anjing liar sejenis ajag.

“Kami telah melakukan langkah dan upaya pengendalian di antaranya telah memberikan racun anjing ke desa namun belum diaplikasikan melihat berbagai pertimbangan baik resiko maupun efektivitas penggunaannya,” katanya.

“Dinas Perikanan dan Peternakan berkoordinasi dengan Balai Veteriner Subang dan telah melakukan pengambilan sampel berupa kepala domba yang mati juga domba korban gigitan yang masih hidup untuk dilakukan pengujian terhadap penyebaran virus rabies dan penyakit lainnya,” kata Bunbun.

Pihaknya mengaku telah berkoordinasi dengan BKSDA terkait pelacakan hewan liar dan upaya pencegahan ternak terhadap serangan hewan liar. Juga berkoordinasi dengan Tim dari Kepolisian dan TNI dalam upaya perlindungan terhadap gangguan ketertiban masyarakat.

“Kami juga berkoordinasi dengan kepala desa agar dilakukan kegiatan penjagaan pada saat malam hari,” ujarnya.  (dien / arl)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hallo kawan, silahkan klik tombol Like / Follow untuk mendapatkan berita dan tulisan terbaru