MIMBAR-RAKYAT.Com (Aksi.id) – Korban banjir bandang Sentani yang mengungsi di Gedung Olahraga Toware meminta bantuan kepada Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Susana Yembise agar pemerintah membangun rumah layak untuk mereka tinggali.
“Musibah terjadi, masyarakat Papua menjadi korban. Nanti akan kami bawa ke mana anak-anak kami,” kata Barnabas Salyabu saat berdialog dengan Yohana di Gedung Olahraga Toware, Doyo Lama, Kabupaten Jayapura, Minggu 31 Maret 2019.
Barnabas Senin (1/4) mengatakan, banjir bandang Sentani telah menghanyutkan rumah warga. Dia mengaku belum tahu akan tinggal di mana bersama anak-anaknya setelah rumahnya hanyut.
Hal yang sama juga disampaikan Ester Mabel yang mewakili kaum perempuan. Kepada Yohana, Ester mengatakan banjir telah membuat warga kehilangan sanak saudara dan rumah.
“Kami mengalami trauma. Kami meminta rumah layak huni segera dibangun,” ujar Ester. Sementara itu, Yende Tabuni yang mewakili suara anak-anak pengungsi banjir bandang Sentani meminta Yohana melindungi hak-hak anak terutama di bidang pendidikan.
“Anak-anak masih kecil, tidak berdaya saat banjir terjadi,” kata Yende yang aktif mendampingi pemenuhan hak-hak anak Papua itu.
Tanggapan Menteri Yohana
Menanggapi permintaan perwakilan pengungsi, Yohana mengatakan fokus Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak adalah pelindungan perempuan dan anak dari kekerasan dan pemberdayaan perempuan.
“Saya akan lanjutkan permintaan pengungsi kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Saya juga akan berkoordinasi dengan Bupati dan Gubernur,” kata Yohana.
Banjir bandang Sentani terjadi pada Sabtu (16/3) pukul 18:00 hingga 23:30 WIT di Distrik Sentani, Distrik Waibu, Distrik Sentani Barat, Distrik Ravenirara, dan Distrik Depapre.
Banjir bandang di wilayah Kabupoten Jayapura dan sekitarnya terjadi akibat hujan deras di wilayah Pegunungan Cycloops yang sudah gundul.
Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), hingga Jumat (29/3) terdapat 4.763 jiwa atau 963 kepala keluarga yang mengungsi akibat banjir bandang dan luapan Danau Sentani.
Banjir menyebabkan 112 orang meninggal dunia, 2.287 rumah rusak, 59 sekolah rusak, lima jembatan rusak, dua gereja rusak dan tiga kantor pemerintahan rusak. (A/L/d)