Mimbar-Rakyat.com (Kuningan) – Tak gentar, seorang mahasiswa Universitas Islam Al-Ihya (Unisa) Kuningan, menyuarakan aspirasinya seorang diri di depan Gedung DPRD Kuningan, Kamis (30/9) Siang.
Namun, aksi demonstrasinya harus dihadang oleh aparat keamanan karena tidak sesuai prosedur yang ada. Akibatnya, Mahasiswa bernama Alfi Aulia Hasbullah dibawa ke ruangan Unit 3 Satintelkam Polres Kuningan untuk diperiksa.
Sempat terjadi perdebatan, Alfi meminta waktu agar ia bisa membacakan puisinya di depan gedung rakyat bersama pengeras suara yang dibawanya.
“Saya mohon hanya membacakan puisi sebentar, Saya janji akan selesai saat rapat paripurna dimulai,karena momentum 30 September yang tidak bisa diulangi,” ujar Alfi setengah memaks.
Keinginan Alfi tak bisa dipenuhi oleh petugas, Alfi pun dibawa ke Mapolres Kuningan. Kabag Ops Polres Kuningan, Kompol Tri Sumarsono, menjelaskan pihak DPRD pun menolak dan tidak menerima aksi hari tersebut sebab pemberitahuan yang tidak jelas tujuannya
“Hari ini kan ada paripurna juga, tadi DPRD pun telah menjawab tidak akan menerima aksi ini,” tambahnya.
Sejam berselang saat Alfi dibawa ke Mapolres Kuningan rekan-rekan mahasiswa lainnya dari Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kuningan dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unisa menunggu di sekitar kantor Satu Intelkam Polres Kuningan untuk menunggu Alfi keluar ruangan.
Alfi menuturkan aksi dirinya di depan gedung Dewan yang sedianya akan digelar Kamis ini sudah direncanakannya jauh-jauh hari.
“Saya sebenarnya sudah melakukan sesuai prosedur yang seharusnya. Saya sudah melayangkan surat pemberitahuan aksi, dan sempat berkomunikasi dengan aparat keamanan, tadi alasannya ada larangan menggelar aksi dari pimpinan DPRD Kabupaten Kuningan, sehingga akhirnya Saya dibawa ke Mapolres, ” paparnya.
Alfi meminta agar adanya penolakan aksi dirinya di gedung Dewan ini datang langsung dari Ketua DPRD sendiri, bukan dari petugas.
“Saya ingin penolakan aksi saya ini langsung dari Ketua DPRD sendiri sehingga Saya bisa dengar oleh telinga Saya sendiri, ” tandasnya.
Rencananya aksi tunggal Alfi akan.membacakan sebuah narasi puisi yang berkaitan dengan isu – isu hangat di Kabupaten Kuning terutama soal Pokir Sapi yang besarannya mencapai Rp. 9 Miliar.
Ia mengaku aspirasi yang akan disampaikannya ini bisa juga mewakili sebagian masyarakat Kabupaten Kuningan yang memang menunggu informasi jelas terkait isu yang berkembang.
“Saya harap isu Sapi Pokir Rp 9 miliar ini bisa dijelaskan ke publik seterang-terangnya, ” kata Alfi lagi.
“Selain itu aksi Saya adalah dalam rangka memperingati momentum sejarah 30 September sebagai peringatan terjadinya Gerakan 30S/PKI,” kata Alfi. (Dien)