MIMBAR-RAKYAT.com (Jakarta) – Sebagai mitra kerja Kepala Daerah Propinsi DKI Jakarta, maka tugas dan fungsi pokok Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) adalah merumuskan dukungan kegiatan dan pengembangan kehidupan kesenian di wilayah Propinsi DKI Jakarta.
DKJ melaksanakannya dengan membuka ruang seluas-luasnya bagi tumbuhnya keragaman seni budaya.
Berikut ini pernak-pernikPernakk-Pernik kegiatan November 2016 dan untuk informasi seputar acara dan kegiatan Dewan Kesenian Jakarta silakan berkunjung ke www.dkj.or.id
LINTAS KOMITE
Indonesia pada 2016 tampaknya mengalami situasi persimpangan kebudayaan kembali. Tawaran-tawaran aneka kelompok dalam masyarakat mengenai bagaimana seharusnya “Menjadi Indonesia” pada abad ke-21 ini mengemuka. Ada yang menawarkan visi berwatak liberal, ada yang menawarkan visi agamis, visi sosialistik, visi pragmatik, bahkan ada juga yang militeristik dan/atau berwatak fasis. Kadang, tawaran-tawaran itu dibarengi kekerasan-kekerasan bahasa, ruang, psikologis, hingga kekerasan fisik.
Hanya dengan melihat lalulintas percakapan di media sosial dan media daring yang menyangkut peran agama di dalam masyarakat modern saat ini saja, khususnya yang terkait dengan konflik politik seputar Pilpres dan Pilkada, akan tampak sebuah oposisi bipolar: pertarungan antara kaum “liberal” vs. kaum “jihadis”, kaum “progresif” vs. kaum “(ultra)konservatif”, yang masing-masing menganggap pihak seberang sebagai sesat. Retorika kekerasan seperti “bunuh”, “penggal”, “dungu”, “bakar”, dsb., tampak membanjir setiap pagi hingga pagi lagi di Facebook, Twitter, dan Whatsapp berbahasa Indonesia.
Tahun ini, Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) menyelenggarakan tradisi Pidato Kebudayaan dengan format baru. Kami mengundang Saudara dan Saudari untuk menyimak Forum Pidato Kebudayaan 2016, suara jernih untuk menjawab persoalan bangsa dengan tema “Setelah Polemik Kebudayaan: Di Mana, Ke Mana Indonesia?” Menghadirkan dua penyaji pidatoLukman Hakim Saifuddin (Menteri Agama RI) dan Premana W. Premadi (Astrofisikawan) dan akan diadakan pada:
Kamis, 10 November 2016
Pukul 19.30 WIB
Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki
Jalan Cikini Raya No.73 Jakarta
Program yang diharapkan dapat merangsang publik untuk terlibat dalam mencari jawaban dan solusi bagi masalah-masalah bangsa ini disuguhkan secara apik dengan pelengkap seni rupa performatif kolaborasi Hanafi dengan lima actor teater yang berangkat dari karya Tadeuzs Kantor berjudul The Dead Class, serta suguhan musik oleh Tomorrow People Ensemble.
Forum Pidato Kebudayaan ini tidak dipungut biaya. Kapasitas hanya 1200 kursi. Untuk reservasi mohon mengisi data diri di link berikut: http://bit.ly/forumpidatokebudayaan.
#suarajernih dari Cikini
KOMITE SENI RUPA
Catatan Seniman
Proyek Seni Perupa Perempuan: Panoptic
Paradoks Pemenjaraan: Fragmen-Fragmen (1)
oleh: Prilla Tania
Adakah hubungan antara jenis pembinaan yang diterapkan dengan fasilitas yang disediakan dan fungsi lembaga yang semestinya?
Mengacu pada nama lembaga ini, yakni rumah tahanan, yang menurut pengertian saya adalah tempat sementara bagi mereka yang sedang tersandung persoalan hukum dan sedang melewati proses persidangan sampai vonis ditentukan. Setelah proses sidang dan vonis keluar, mereka akan bebas (bila dinyatakan tidak bersalah) atau dipindahkan ke lembaga pemasyarakatan (apabila dinyatakan bersalah).
Selama saya berkegiatan di sana, nampaknya Rutan Pondok Bambu melaksanakan dua fungsi lembaga sekaligus, yaitu sebagai rutan dan lapas. Beberapa teman di sana telah menerima vonis namun tetap berada di rutan tersebut.
Jika rutan ini hanya menjalankan satu fungsi lembaga, yang notabene sebagai rutan, apakah berarti merupakan suatu penanganan yang tidak tepat bagi teman-teman yang sudah dijatuhi vonis, yang seharusnya dimasukkan ke dalam sistem pemasyarakatan khusus?
Pameran Presentasi Proyek Seni Perupa Perempuan 2016: Panoptic
Komite Seni Rupa DKJ sejak 2015 lalu menginisiasi program Proyek Seni Perupa Perempuan untuk memfasilitasi proses penciptaan karya yang menuntut keterbukaan dari para seniman dalam pengembangan. Proyek seni ini juga memakai pendekatan tertentu yang mengutamakan proses yang dinamis dan organik; seperti penelitian, intervensi publik, diskusi, pameran, dan penerbitan buku.
Tahun ini, Proyek Seni Perupa Perempuan bertema Panoptic berfokus pada observasi di Rutan Pondok Bambu, yang merupakan satu-satunya Rutan khusus perempuan di Jakarta. Riset proyek seni ini sudah dijalankan pada Juni—Juli 2016. Observasi dan kolaborasi antara seniman dan warga binaan juga sudah berlangsung pada 19 September-21Oktober 2016.
Sebanyak 20 warga binaan antusias mengikuti program ini. Mereka berkolaborasi bersama tujuh perupa perempuan dalam proyek seni ini. Bentuk-bentuk karya kolaborasi yang mereka ciptakan adalah mural di dinding aula utama Rutan, melukis di atas media kaos, kolase, pameran foto, teater, sepatu kertas, juga membuat radio–Keong Radio 114 FM yang sempat menjadi pengisi acara dalam “Sehari bersama Mereka” yang dicanangkan oleh Kementerian Hukum dan HAM di seluruh Rutan di Indonesia pada 9 Oktober lalu.
Hasil dari proses proyek seni tersebut akan dipresentasikan kepada publik mulai 22 November 2016 di Galeri Cipta III, Taman Ismail Marzuki pukul 19.30 WIB. Pameran akan terus berlangsung hingga 30 November 2016. Gratis dan terbuka untuk umum.
KOMITE TARI
Komite Tari DKJ menyelenggarakan program Telisik Tari, platform untuk mendiskusikan isu-isu seputar tari tradisional di Indonesia secara kritis, tentang prestasi seorang maestro tari ataupun tradisi yang mulai hilang. Tahun ini, Komite Tari DKJ memilih untuk menelisik tari Melayu.
Telisik Tari 2016: Tari Melayu diadakan pada 23-24 November 2016 di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki. Hari pertama diisi dengan seminar yang menghadirkan Suhaimi Magi (Peneliti dan Koreografer Tari Melayu—Malaysia) dan Julianti Parani (Ahli Tari) sebagai pembicara, serta Renee Sariwulan (Peneliti Tari) sebagai fasilitator. Setelah seminar, dilanjutkan dengan masterclass tari Melayu Nusantara bersama Kak Wardi dan Irianto Catur.
Hari kedua, program Telisik Tari 2016: Tari Melayu akan diisi oleh pagelaran tari oleh empu tari Melayu yang dimulai pukul 19.00 WIB. Menampilkan Kak Wardi, Tom Ibnur, dan Irianto Catur SBP. Selama pertunjukan kita akan dipandu oleh Uli Herdiansyah. Pertunjukan ini gratis dan terbuka untuk umum. Sila melakukan reservasi di tautan http://bit.ly/telisiktarimelayu.
KOMITE TEATER
Dewan Kesenian Jakarta
Taman Ismail Marzuki, Jl. Cikini Raya No. 73 Jakarta 10330 • T/F: +6221.31937639