MIMBAR-RAKYAT.com (Jakarta) – Mobil baru dan perubahan regulasi, merupakan hal paling signifikan pada kejuaraan Formula 2 2018 yang akan bergulir mulai April hingga November 2018.
Perubahan regulasi serta perlunya beradaptasi pada mobil baru, merupakan dua hal yang menjadi tantangan utama bagi para pebalap, tentu saja bagi Sean Gelael, yang musim ini mulai bergabung dengan tim Prema Racing.
Setelah menggunakan chassis Dallara GP2/11 dan mesin Mecachrome 6 liter V8 bertenaga 612 daya kuda sejak 2011, untuk musim kejuaraan balap Formula 2 tahun 2018 FIA mencanangkan digunakannya mobil yang sama sekali baru, yang disebut F2 2018.
Rencananya mobil balap baru ini akan digunakan untuk tiga musim ke depan (2018, 2019 dan 2020). Sama seperti Formula 1 yang sudah menggunakan mesin turbo, mobil F2 2018 juga menggunakan mesin dengan perangkat turbo berkapasitas 3.4 liter.
Dengan konfigurasi V8, mesin turbo ini sanggup menghasilkan tenaga lebih besar dari mesin versi sebelumnya yang secara kapasitas lebih tinggi, yaitu 620 daya kuda. Dengan tenaga sebesar ini, mobil F2 2018 dapat berakselerasi dari 0 – 100 km/jam hanya dalam 2.9 detik..!!
Mobil F2 2018 juga tampak lebih gagah dan lebih serupa dengan mobil Formula 1 dibanding pendahulunya. Imbas dari perubahan tersebut, bobot mobil F2 2018 lebih berat 32 kg (sekarang 720 kg termasuk pebalap) dan lebih panjang 159 mm.
Untuk ban, mobil F2 2018 akan tetap menggunakan Pirelli dengan ukuran yang sama dengan ban Formula 1 tahun 2016, pada roda 13 x 12” dan 13 x 13.7”. Digabungkan dengan paket aerodinamika yang baru, diharapkan kombinasi ini akan memungkinkan target yang ditetapkan boss Formula 2untuk F2 2018, Bruno Michel, tercapai.
Target itu sendiri adalah mobil yang lebih bertenaga, lebih aman tapi menantang, yang akan memungkinkan susul menyusul lebih sering terjadi.
Mobil F2 2018 mampu menghasilkan gaya G (gravitasi) ke samping maksimum 3.9 G. Dari segi keamanan, dan dari segi tampilan, hal yang paling mencolok dari mobil F2 2018 adalah diimplementasikannya fitur keselamatan yang disebut rangka Halo.
Halo arti aslinya adalah cincin bercahaya yang sering digambarkan ada di atas kepala orang-orang suci. Rangka pelindung Halo ini diharapkan dapat melindungi pebalap dari komponen mobil atau benda luar yang mungkin bisa menghantam kepala pengemudi saat terjadi tabrakan.
Salah satu akibat fatal dalam kecelakaan balap mobil yang mungkin bisa dihindari dengan adanya rangka Halo ini adalah meninggalnya Ayrton Senna pada tahun 1994 di sirkuit Imola, Italia dan Jules Bianchi tahun 2015 di sirkuit Suzuka, Jepang.
Selain rangka Halo, sama seperti di Formula 1, sekarang di mobil F2 2018 ada fitur Virtual Safety Car untuk kondisi dimana ada kondisi lebih parah dari bendera kuning tapi tidak cukup parah untuk keluarnya Safety Car.
Jadi, dalam kondisi tersebut, fitur DRS di mobil F2 2018 (sudah versi upgrade dari GP2/11) tidak dapat digunakan karena pebalap diwajibkan melaju lebih lambat dari waktu putaran yang sudah ditentukan oleh pengawas lomba (Steward).
Untuk gear-box, sistem pengereman dan komponen suspensi semua tetap menggunakan komponen bawaan dari GP2/11. (sg.com/arl)