MIMBAR-RAKYAT.Com (Kuala Lumpur) – Wewey Wita, pesilat putri Indonesia, tak kuasa meluapkan kegembiraan usai memastikan merebut medali emas SEA Games 2017 di nomor tanding kelas B (50-55 kg),di Stadium Bukit Kiara, Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa (29/8).
Jerih payah latihan keras dan berat untuk menurunkan berat badan di pemusatan latihan, seakan terbayar melalui keberhasilan mendapatkan medali emas untuk Kontingen Merah Putih.
Wewey merebut medali emas usai di final menaklukkan pesilat Tran Ti Thiem (Vietnam) dengan skor 4-1. “Setelah tiga kali ikut SEA Games, berarti enam tahun berlatih, saya akhirnya dapat memberikan medali emas untuk Indonesia. Saya sangat terharu, bangga, dan bahagia sekali. Terlebih persiapan kali ini berlipat keras karena saya harus melakukan diet untuk turun di kelas yang biasa saya bertarung,” kata pesilat berdarah Singapura itu bangga.
Diakui Wewey, persaingan keras dirasakan di SEA Games 2017. “Ini impian terpendam yang akhirnya terwujud. Apalagi ini penampilan ketiga saya di SEA Games Malaysia 2017,” tutur Wewey.
Sebelumnya Wewey telah bertanding pertama kali di SEA Games Myanmar 2013. Wanita berkulit putih kelahiran Tangerang, Banten, 5 Februari 1993 ini, kala itu tampil di kelas C dan berhasil meraih perak. Hasil yang sama juga diraihnya pada SEA Games Singapura 2015.
“Baru kini di SEA Games ketiga saya di Malaysia, saya berhasil mendapatkan medali emas. Berat persaingan di Kuala Lumpur, tapi saya bersyukur akhirnya dapat mewujudkan impian merebut medali emas. Rasanya kerja keras t terbayarkan dengan kalungan medali emas dengan menarikan bendera Merah Putih serta lagu Indonesia Raya. Bahagia banget bisa mempersembahkan medali emas untuk membuat bangga bangsa dan negara serta kedua orang tua saya,” ujar Wewey.
Anak pertama dari enam bersaudara pasangan Yeo Meng Tong dan Ani Rohimah ini menjadi anak satu-satunya menekuni olahraga silat. “Saya satu-satunya dalam keluarga yang menyenangi olahraga beladiri pencak silat. Papa itu lebih tertarik menekuni bisnis. Mungkin bakat dari nenek saya yang menguasai taichi,”jelas Wewey.
Wewey saat persiapan sempat menjalani program Trainning Camp di Shang Hai University of Sport. Latihan di Negeri China ini punya andil besar dalam meningkatkan mental, fisik dan keahlian hingga buah yang dipetik jadi juara di SEA Games 2017 Malaysia.
“Jujur saja, di kelas B merupakan pertama kali saya tanding. Sebelumnya saya main di kelas C. Dan luar biasa perjuangannya untuk menurunkan berat badan dan segala macam. Tapi semuanya terbayar karena saya mendapatkan medali emas,” ucapnya.
Pesilat 24 tahun ini mengaku ‘terpaksa’ pindah kelas karena kelas yang biasa diikuti, yakni kelas C (55-60 kg) tak dipertandingkan di Malaysia.
Wewey mengaku harus berlari lebih jauh kilometernya, juga latihan skipping yang ditambah jumlahnya karena harus menurunkan berat badannya. Ia sempat frustrasi, sebelum akhirnya latihan di China memudahkan usahanya.
“Saya sempat frustrasi. Cukup susah, nurunin berat badan. Banyak banget rintangannya. Dari faktor makan, harus nahan makan, sementara latihan nambah, dan pokonya susah banget. Namun ketika latihan di China yang kebetulan lagi panas, 40 derajat celcius. Jadi menguntungkan buat saya untuk berusaha menjaga berat badan di kelas B,” ucap Wewey.
Hingga akhirnya ia bisa in di kelas B dan memberikan medali emas untuk Kontingen Indonesia. Ia pun berkeinginan untuk menatap ke depan untuk dapat memberikan yang terbaik ketika tamnpil Asian Games 2018 mendatang di Jakarta-Palembang.
“Ini modal bagus untuk saya jelang Asian 2018 mendatang. Saya juga ingin memberikan yang terbaik di Asian Games yang kebetulan akan berlangsung di Indonesia,” tekadnya. (joh)