MIMBAR-RAKYAT.com (Melbourne) – Pemilihan presiden RI dan anggota legislatif di Melbourne berlangsung Sabtu (13/4) dengan meriah diikuti lebih dari 16 ribu pemilih yang antre ratusan meter di luar tempat pencoblosan.
Para pemilih yang berada di sekitar negara bagian Victoria dengan ibukotanya Melbourne – serta yang tinggal di Tasmania- sudah mulai mengikuti antre panjang sejak pencoblosan dimulai pagi hari dan ditutup pukul 19.00 waktu setempat (lebih cepat empat jam dengan wib).
Ribuan diaspora Indonesia- umumnya mahasiswa, ekspatriat dan para pekerja – antre memenuhi tepi jalan 72 Queens Road lokasi gedung KJRI, menunggu giliran mencoblos ke beberapa TPS yang sudah ditentukan untuk ketiga kategori pemilih.
“Saya senang Pemilu ini amat memeriah. Masyarakat Indonesia di sini semakin menyadari pentingnya Pemilu,” kata Konsul Jenderal RI untuk Victoria dan Tasmania, Spica A Tutuhatunewa, kepada mimbar-rakyat.com , Sabtu petang.
“Masyarakat semakin menyadari pentingnya pemilu yang mereka ikuti, karena ini menyangkut peran pemilih yang akan menentukan pembangunan bangsa di masa depan. Ini harus diapresiasi,” kata Spica, yang bertugas sudah sekitar setahun di Melbourne.

Spica menambahkan, pada Pemilu mendatang harus dicari tempat yang lebih luas untuk menampung para pemilih, yang diperhitungkan akan terus bertambah, sepertihalnya pada Pemilu kali ini yang pemilihnya melonjak dibanding emat tahun lalu.

Ketua Panitia Pemilihan Luar Negeri wilayah Victoria, Isvet Novera, yang ditemui terpisah menuturkan, untuk ketiga kategori pemilih, jumlah daftar pemilih tetap (DPT) pada Pilpres 2019 sebanyak 13. 292 pemilih, daftar pemilih khusus (DPK) 200 orang dan daftar pemilih tambahan (DPTb) sekitar 3.500 pemilih.

Isvet menyatakan senang meyaksikan banyaknya minat pemilih yang terus bertambah dari satu pemilu ke pemilu lainya, namun ia menyayangkan para pemilih DPTb yang tidak mendaftarkan diri jauh-jauh hari sebelumnya.
“Mereka baru mendaftar pada hari pemilihan sehigga membutuhkan waktu lama untuk masuk ke bilik pencoblosan. Seharusny mereka jauh hari harus periksa namanya melalui online apakah sudah terdaftar. Kalau mau last minute ya jadi begini,” kata Isvet sekitar pukul 18.30, padahal gerbang pendaftaran ditutup pukul 19.00 waktu setempat, sementara antrean masih amat panjang .
“Pemilihan ini harus selesai hari ini dan penghitungan suara serentak pada 17 April sesuai jam penghitungan suara di Jakarta,” kata Isvet, yang juga panitia pada Pemilu sebelumnya.
Pada Pemilu 2014, pemilih yang menyalurkan hak suara mereka sekitar 60 persen dari sekitar 15.000 WNI di Victoria, dibanding pemilu-pemilu sebelumya yang berkisar di bawah 50 persen.
Pemilu 2019 diperhitungkan persentase pemilih lebih dari 70 persen, namun Konjen Spica meyebutkan persentase itu baru dapat diketahui setelah pencoblosan usai.
“Melihat antusian para pemilih, kemungkinan lebih dari 70 persen, tapi kepastiannya harus kita tunggu nanti,” kata Spica, Konjen RI wanita kedua di negara bagian Victoria dan Tasmania, menggantikan Konjen sebelumnya, Dewi Savitri Wahab.
Kegiatan pemilihan pada Pemilu luar negeri diatur KPU berdasar SKKPU No. 644/2019 tentang early voting pada 8-14 April 2019 dan dilakukan di sekitar 127 kota negara. (ar loebis dari Melbourne)