Wednesday, April 02, 2025
Home > Cerita > Pintu 25, Puisi A.R. Loebis

Pintu 25, Puisi A.R. Loebis

Ilustrasi - Pintu 25 Masjid Nabawi di Madinah. (tripadvisor.co.id)

Terik, ramai

Padat, sesak

Riuh

Dari asal tiga pintu bertiang atap pohon kurma

Kini ada 95 pintu Masjid Nabawi

Pintu 25 gemuruh

Pedagang K-5 berteriak menjajakan barang

Orang keluar masuk halaman mesjid

Di sinilah aku kesasar

Di sinilah temanku sempat menghilang

Di sinilah aku dihardik

Di sinilah ia menanti

Berjam-jam

Aku kehilangan Pintu 25

Ini bisa mengarah ke Raudhah

Kok terkadang terasa dekat dengan pintu 32 ya

Atau pintu khusus ruang akhwat itu

 

Ah, yang jelas di sini aku mulai mengkaji diri

Setelah berkeliling dari pintu ke pintu

Tapi ratusan atau bahkan ribuan orang berterampasan

Duduk, tidur, bertelekan, ada berpayung ada langsung diterkam sinar matahari

Ada kulit hitam, kuning, cokelat, putih

Mereka tidak perduli panas, ah itu cuma panas, mungkin kata mereka

Panas itu melegamkan kulit, tapi pasti memutihkan hati

Mereka di situ terus…terus sebelum ke Makkah

Mereka merasa nyaman di situ, nyaman setelah berumroh dan berhaji

Siang terik itu aku kehilangan Pintu 25

Tapi aku seperti membuka pintu dalam dada

Inilah kesabaran dalam tatanan makna

Inilah pelajaran tentang keimanan

Inilah bentuk lain dari ikatan kebersamaan

Inilah sisi lain cermin kehidupan rumah tangga

Inilah cerai berai dari keberadaan kesatuan keluarga

Bahkan inilah ikatan tetangga terdekat dari persaudaraan paling jauh

Dari seluruh bangsa, dari seluruh dunia, dari satu simpul kepercayaan

Ya Allah, mengapa mereka tidak mengerti juga

Mengapa mereka tidak mempergunakan akal mereka

Mereka mereka masih tetap mendustai diri mereka

Mengapa mereka yang tiada artinya di alam ini begitu sombong

Pada diri mereka, apalagi pada yang menciptakan mereka

 

Ah, yang jelas di sini aku mulai mematut diri

Berasal muasal Pintu 25

Aku dengan pasanganku

Aku dengan penciptaku

Cintaku bersemi di pintu ini

Aku yakin Kau sedang memandangKU

Mengamati kami semua

Membanggakan kami kepada malaikatMu

Aku membuka Pintu 25 dalam diriku

memandangMu, kelu lidahku ketika ingin menyapaMu

aku termangu-mangu, aku malu dengan sikapku selama ini

aku sombong, tapi aku seperti mendengar Kau berkata:

Tak apa-apa, asal kau ingat dan melupakan kesombonganmu.

          Terima kasih Ya Rabbi

Ini pintu istimewa bagiku

Karena baru merasakan jatuh cinta

Semoga pintu dalam dada ini terus terbuka

Setiap kali aku ingin menjengukMu

Tapi tolong tutupkan Ya Aziz

Setiap kali akan tak sadar berpaling dariMu

Tolong ya Yang Mulia Yang Maha Besar Yang Maha Pengasih

 

Ah, yang jelas aku mematut diri dan mengkaji

Di Pintu 25 di pintu dalam dada

Tempatku mencoba masuk ke dalam inti terdalam

Melalui ujung jangkauan rokhaniku

Semoga aku bisa meraba getaran dan menemukan

zatMu yang mengatur alam makro dan mikro ini

Ya Mutakabbir, lindungilah kami.

ooo

(dari kumpulan puisi Tanah Haram, by a.r loebis, 2013)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hallo kawan, silahkan klik tombol Like / Follow untuk mendapatkan berita dan tulisan terbaru