MIMBAR-RAKYAT.Com (Jakarta) – Plt Gubernur Djarot Syaiful Hidayat perintahkan agar Direktur Utama PT Transjakarta Budi Kaliwono menyelidiki dan mencari dalang yang menggerakkan aksi mogok massal pegawai Transjakarta pada Senin (12/6).
Budi beralasan, akibat aksi tersebut pelayanan Transjakarta saat itu lumpuh total. Dampaknya, penumpang telantar karena armada bus tidak dapat beroperasi.
“Pasti, kami tak pernah mau ada pelayanan tertunda,” kata Budi di Balaikota Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (13/6).
Sebelumnya, instruksi Plt Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menyatakan, agar PT Transjakarta mencari inisiator aksi.
Budi menambahkan di saat pihaknya tengah berusaha meningkatkan kualitas pelayanan, aksi mogok massal yang dilakukan pegawai on board merupakan aksi yang kontra produktif. Menurutnya aksi tersebut malah merugikan perusahaan BUMD itu.
“Kita udah setahun lebih meningkat, jadi kalau ini dilakukan oleh oknum-oknum, kan seperti bakar rumah sendiri saja. Gak, benar itu,” tandas Budi.
Djarot juga meminta Budi menyelesaikan permasalahan tersebut secara cepat sehingga tidak mengganggu pelayanan publik.
“Saya bilang jangan boleh lagi ada demo seperti itu. Makanya saya minta pada Pak Budi melihat siapa penggeraknya,” ujar Djarot.
Aksi mogok massal pegawai PT Transjakarta pada Senin (12/6) sempat nelumpuhkan operasional armada Transjakarta. Di Halte Harmoni, Jakarta Pusat, pramudi memilih memarkirkan puluhan bus karena petugas on board melakukan mogok kerja.
Direktur Utama PT Transjakarta mengatakan akibat aksi tersebut, dia kehilangan sekitar 30.000 penumpang. Budi menjelaskan, pada hari normal, setiap harinya PT Transjakarta dapat melayani penunpang hingga 450.000 orang.
“Tapi kemarin itu pelanggan turun kira-kira 30.000-an lah selama siang itu. Kan kemarin itu sempat stuck itu kira-kira menjelang jam 11.00, tapi jam 12.00 lewat, hampir jam 13.00 itu kami sudah beroperasi kembali, dan jam 14.00 normal semua,” kata Budi Balaikota Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (13/6).
Meski demikian, Budi tidak dapat memperkirakan kerugian materi selama operasional Transjakarta berhenti. Budi juga menambahkan tidak terdapat kerusakan armada akibat mogok massal yang menuntut pengangkatan status pegawai menjadi karyawan tetap itu.
“Saya enggak tahu ngitungnya materilnya gimana, kalau secara kerusakan segala macam enggak ada,” tandas Budi. (joh)