Mimbar-Rakyat.com (Jakarta) – Kejadian cuaca ekstrem yang menimbulkan bencana hidrometeorologi seperti kejadian banjir di beberapa kota atau wilayah sebeumnya, dimungkinkan masih bisa terjadi antara tanggal 21 Mei hingga 23 Mei.
Menurut Deputi Bidang Meteorologi, Drs Mulyono R Prabowo M.Sc: “Hal tersebut dipicu oleh adanya pusat tekanan rendah di sekitar Samudra Hindia perairan barat Sumatera dan sirkulasi di Selat Karimata serta indikasi aktifnya aliran massa udara basah dari Samudera Hindia sebelah barat Sumatera yang masuk ke wilayah Indonesia bagian barat dan tengah. Kondisi dinamika atmosfer tersebut diprediksi masih berlangsung hingga beberapa hari ke depan di wilayah Indonesia, terutama antsara 21 hingga 23 Mei.
Pengaruh penambahan massa uap air di wilayah perairan barat Sumatra dan Selatan Nusa Tenggara serta sirkulasi di perairan barat Sumatra dan Selat Karimata meningkatkan suplai uap air yang berkontribusi terhadap pembentukan dan pertumbuhan awan hujan di wilayah Indonesia,” tutur Prabowo.
Sehingga dampaknya terjadi peningkatan potensi hujan lebat disertai kilat/petir dan angin kencang di wilayah : Sumatra Utara, Sumatra Barat, Bengkulu, Kep. Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Kep. Bangka Belitung, Lampung, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Timur.
Serta potensi gelombang tinggi 2.5 hingga 4.0 meter diperkirakan terjadi di Samudra Hindia selatan Jawa hingga NTT, perairan selatan P. Sumba, Laut Sawu bagian selatan, perairan Kupang – P. Rote, Laut Timor Selatan NTT, perairan selatan Kep. Sermata hingga Tanimbar dan Laut Arafuru.
Masyarakat, diimbau oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), seperti disampaikan lewat siaran persnya, agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin.
Sebelumnya, beberapa waktu lalu, banjir menimpa Kab. Morowali (Sulawesi Tengah), Jatinegara (DKI), di Kab. Tanah Laut (Kalsel}, dan di Kab. Bone (Sulawesi Selatan), dan memberikan dampak dan kerugian yang cukup banyak bagi masyarakat.***(edy t)