Thursday, November 21, 2024
Home > Cerita > Cerita Khas > PWI DKI, Penghargaan MH Thamrin dan  semangat wartawan,  Catatan A.R. Loebis

PWI DKI, Penghargaan MH Thamrin dan  semangat wartawan,  Catatan A.R. Loebis

Penyerahan hadiah kepada para pemenang Anugerah jurnalistik MH Thamrin Awards di Balaikota DKI Jakarta, Kamis 24/8/23. (arl)

Sebanyak 513 karya jurnalistik yang disiarkan periode Juni 2022 hingga Mei 2023 terkumpul dan dinilai para juri dan para pemenangnya diumumkan dan diberi hadiah di Balai Agung, Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (24/8/23a).

Ada tujuh kategori Anugerah Jurnalistik MH Thamrin yang dinilai dan masing-masing pemenang menerima hadiah uang tunai Rp15 juta sedangkan tujuh nominee masing-masing mendapat Rp2,5 juta.

Sebanyak 142 karya dalam Kategori Teks dan pemenangnya adalah kompas. id, kemudian 90 karya dalam kategori Infografis dan pemenangnya cnnindonesia. com.

Terkumpul sebanyak 61 karya kategori Foto dan pemenangnya antaranews.com, tujuh karya kategori Audio dimenangi Radio Elshinta, 15 karya kategori Tajuk dengan pemenang republika. co. id. Ada 121 karya kategori Video TV Terrestrial dengan pemenang Kompas TV dan 77 kategori Video TV Streaming dimenangi CNBC Indonesia.

Masih ada penghargaan lain – PWI Jaya Awards 2023 – yang diterima Prof. Dr. Ir. Dwi Sutjipto, M.M., Kepala SKK Migas, atas peran dan dedikasinya dalam mendukung kebebasan serta pengembangan dan kemajuan pers di Kota Jakarta, serta Prof. Dr. Ariawan Gunadi, S.H., M.H., ketua Yayasan Tarumanagara, sebagai tokoh muda inspiratif.

Anugerah jurnalistik MH Thamrin ini diadakan untuk ke-49 kalinya. Sudah begitu banyak karya jurnalistik bermutu yang dihasilkan dan didokumentasikan.

Ketua PWI Jaya, Sayid Iskandarsyah, menjelaskan,   Anugerah Jurnalistik Mohammad Hoesni Thamrin merupakan ajang prestisius untuk menghargai karya jurnalistik wartawan di Jakarta.

Ia menekankan, PWI Jaya senantiasa mengawasi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui tulisan-tulisan yang mencerminkan dinamika perkotaan dengan keseimbangan. “Tujuan kami adalah memastikan tulisan-tulisan ini mendukung jalannya pemerintahan dengan baik,” ujar Sayid.

“Tentu saja, kami memberikan saran, masukan, bahkan refleksi bagi pemerintah melalui tulisan-tulisan kami. Jika ada aspek positif dalam tulisan kami, itu merupakan bentuk apresiasi kami sebagai warga negara terhadap kinerja pemerintah yang baik,” kata Sayid.

Plt. Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik (Kominfotik) DKI Jakarta, Sigit Wijatmoko, mengatakan acara itu sebagai pendorong bagi wartawan untuk terus berkontribusi dalam membangun Jakarta.

“Saya mengapresiasi semua yang terlibat dalam penyelenggaraan lomba ini. Ini adalah upaya untuk meneruskan perjuangan Mohammad Hoesni Thamrin dan juga menghargai dedikasi jurnalis dalam menyajikan informasi akurat kepada masyarakat. Ini bisa dicapai melalui berbagai jenis karya jurnalistik, seperti tulisan, foto, audio, dan visual,” katanya.

“Dalam mendukung peran tersebut, pers perlu mendapatkan dukungan dan kebebasan untuk menyampaikan informasi yang akurat kepada masyarakat tanpa campur tangan pihak lain. Ini adalah implementasi demokrasi dan kebebasan berbicara,” kata Sigit, yang juga Asisten Pemerintahan Sekda Provinsi DKI Jakarta itu.

Penggugah semangat

Thamrin, nama yang begitu lekat bagi warga ibukota. Jalan Thamrin dikenal sebagai salah satu jalan utama di Jakarta, nama universitas, dan nama gedung museum di Jakarta dan bahkan di luar Jakarta.

Mengapa spirit dari sosok MH. Thamrin begitu ingin terus dihidupkan termasuk dalam pemberian anugerah atas tulisan terbaik bagi wartawan Ibukota?

Thamrin merupakan sosok politisi yang amat peduli dengan kesejahteraan warga Betawi. Ia lahir pada 16 Februari 1894 di Sawah Besar Batavia, ayahnya Thamrin Mohammad Tabrie, wedana di masa pemerintahan Gubemur Jenderal Van der Wijck dan ibunya bernama Noerahmah.

Terlahir dari keluarga hartawan, tapi Muhammad Husni Thamrin justru sejak masa kecilnya sangat lekat dengan kehidupan rakyat jelata. Ia berteman dengan anak penjual nasi, penjual kembang di kuburan dan tukang gerobak dan mandi di Sungai Ciliwung.

Kehidupannya yang begitu dekat dengan rakyat kecil, dikemudian hari mengantarkan dirinya menjadi sosok yang begitu peduli dan memikirkan nasib masyarakat Betawi.

Husni Thamrin, seperti tertera dalam daftar kepustakaan, pada 29 Oktober 1919, resmi diangkat menjadi anggota Gementeraad sehingga karirnya semakin berkibar dan semakin mengetahui dengan baik permasalahan rakyat Betawi dan mampu memberikan solusi bagi permasalahan tersebut.

Thamrin menginisiasi terbentuknya organisasi Kaum Betawi pada 1923, bertujuan untuk memajukan perdagangan, pendidikan, dan kesehatan masyarakat.

Pada tahun 1927 Thamrin diangkat menjadi anggota Volksraad (dewan Rakyat) setingkat DPR. Ia menjadi tokoh Betawi pertama yang menjadi anggota Volksraad dan kiprahnya dalam memperjuangkan nasib rakyat dan bangsa semakin bergelora.

Ia meminta agar didirikan sekolah di setiap kecamatan dan mengusulkan wajib sekolah usia 6 sampai 12 tahun. Ia juga mempelopori lahirnya pendidikan tinggi di bidang sastra di Indonesia, dengan mosi yang diajukannya di Volksraad. Dalam mosinya tersebut, ia mengharapkan pada tahun 1940 Indonesia sudah memiliki Fakultas Sastra. Kemudian mosi ini pun disetujui oleh sebagian besar anggota Volksraad.

Pada tahun 1929, MH. Thamrin diangkat menjadi Wakil Walikota Batavia. Ia pun berperan sangat besar dalam dunia sepak bola Indonesia. Pada 28 November 1929, ia mengumpulkan seluruh klub sepak bola pribumi di Jakarta untuk menjadi klub sepak bola yang bernama Voetbal Indonesia Jakarta (VIJ), padahal saat itu stadion sepak bola yang dianggap pantas adalah milik kolonial Belanda.

Ia mengeluarkan uang pribadi sejumlah 2.000 gulden untuk membuat stadion bola bertaraf internasional bagi kaum pribumi yang diberi nama Stadion VIJ. Stadion ini terletak di kawasan Petojo, Jakarta Pusat dan pada 1932, oa meminta Bung Karno melakukan kick off.

Thamrin adalah seorang pemimpin pergerakan nasional yang cukup merakyat dan 11 Januri 1941 ia meninggal dunia diantar sekitar 20.000 orang ke peristirahatan terakhir. Pemerintah Republik Indonesia menganugerahinya gelar Pahlawan Kemerdekaan Nasional berdasarkan SK No . 175 / 1960 dan sejak 19 Desember 2016, sosok pahlawan nasional dari Betawi ini terpampang dalam mata uang kertas Rp.2000.

Jadi MH Thamrin bukanlah sekedar nama jalan di kota-kota besar, melainkan sebagai seorang pahlawan yang berjasa mengangkat derajat rakyat dan bangsa.

Pantaslah namanya dipampang menjadi salah satu nama dimana-mana, salah saatunya menjadi nama anugerah penghargaaan penulisan terbaik atau MH Thamrin Awards yang digelar PWI DKI Jakarta.

Anugerah bagi para wartawan yang kerap dianggap sebagai salah satu pilar demokrasi ini, pantas dilakukan oleh PWI lain di berbagai daerah, dengan mengangkat nama para pahlawan yang ada di tiap daerah – misalnya Diponegoro Awards, Hasanuddin Awards, Cut Nya’ Dien Awards, Mohammad Hatta Awards, Sisingamangaraja Awards, dan lain-lainnya.

Kegiatan ini, tentu didambakan para wartawan – seperti juga PWI Pusat yang mengadakan Anugerah Adinegoro, selain untuk mengangkat martabat juga untuk mengawal semangat wartawan dalam melaksanakan salah satu fungsinya sebagai alat kontrol sosial!

oOo

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hallo kawan, silahkan klik tombol Like / Follow untuk mendapatkan berita dan tulisan terbaru