Thursday, November 21, 2024
Home > Berita > Raja-raja Adat Sipirok Protes “Pembegalan” Demokrasi Jelang Pilkada di Tapsel

Raja-raja Adat Sipirok Protes “Pembegalan” Demokrasi Jelang Pilkada di Tapsel

Raja-raja Adat Sipirok Protes Pembegalan Demokrasi Jelang Pilkada di Tapsel. (ril)

Mimbar-Rakyat.com (Jakarta) – Raja-raja Adat Sipirok “Haruaya Mardomu Bulung Napa-napa ni Sibual-buali” Kecamatan Sipirok protes keras atas “pembegalan” demokrasi menjelang Pilkada Tapanuli Selatan, Sumut  2024.

“Suara rakyat adalah suara   Tuhan,” teriak orator Bangun Siregar dalam orasinya dalam aksi demo Raja-raja Adat Sipirok, di Kantor Bupati Tapanuli Selatan, Sumut  (Tapsel), Rabu (13/11).

Massa demo juga menuntut  pelaksana tugas (Plt) Bupati Tapsel Rasyid Assaf Dongoran untuk netral atau tidak cawe-cawe di Pilkada serentak 27 November 2024.

“Kami juga kesal atas sikap Plt Bupati Tapsel yang dua hari lalu tidak mau menemui menjawab masyarakat adat Tapsel untuk klarifikasi terkait cawe-cawe itu,” ungkap Bangun.

Adriyunus Siregar, salah seorang masyarakat adat Sipirok mengatakan, aksi demo mereka lakukan, dimana Plt Bupati Tapsel Rasyid Assaf Dongoran diduga tidak netral di Pilkada.

“Dari rekaman audio, kami menduga suara Plt Bupati Tapsel telah cawe-cawe untuk memenangkan salah satu pasangan calon bupati Tapsel. Ini merupakan pembegalan demokrasi,” protes Adriyunus.

Kecaman senada juga dari Raja Luat Parau Mangaraja Tenggar, Raja luat Sipirok Sutan Parlindungan Suangkupon, Raja Luat Baringin, Mangaraja Laut. Mereka tidak setuju adanya pembegalan demokrasi.

Tokoh-tokoh adat Sipirok bahkan meminta Kementerian Dalam Negeri untuk dapat segera mencopot Rasyid Assaf Dongoran dari jabatan Plt Bupati Tapsel.

“Kami kesal, dua kali beliau (Rasyid-red) tidak mau menemui (aksi) kami. Kami minta Mendagri mencopot jabatannya. Kami tidak mau lagi,” tegas Adriyunus.

Usai menyampaikan pendapatnya dengan menggunakan pengeras suara, massa demo yang datang menggunakan bus serta kendaraan lainnya siang itu lalu membubarkan diri.

Sejumlah spanduk bertuliskan ” Tolak Begal Demokrasi di blBumi Dalihan Natolu”, “Plt Bupati Stop Cawe-cawe”, “Jangan Rusak Pesta Demokrasi di Tapsel” warnai aksi demo yang dikordinatori Wim Raja Parmuhuman Siregar, dan penanggungjawab Baginda Hasian Siregar.

Aksi demo tokoh-tokoh adat Sipirok di bawah “Haruaya Mardomu Bulung Napa ni Sihual-buali” ini mendapat pengawalan ketat dari sejumlah personel aparat kepolisian Polres Tapsel, dan Satpol PP.  (ril/him)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hallo kawan, silahkan klik tombol Like / Follow untuk mendapatkan berita dan tulisan terbaru