MIMBAR-RAKYAT.com (Riyadh) – Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud dari Arab Saudi tidak peduli harga minyak dunia merosot. Meski tahun ini defisit Rp 575 trilun akibat penuunan 20% harga minyak Pemimpin yang baru menjabat pada 23 Januari itu mengeluarkan dekrit untuk membagikan bonus kepada rakyatnya. Nilainya cukup fantastis, yaitu mencapai kisaran USD 32 miliar atau setara dengan Rp 413,6 triliun. “Sekarang ini penduduk Saudi Arabia (Arab Saudi, Red) sedang berpesta,” ujar Direktur perusahaan investasi Ashmore Group yang berbasis di Riyadh John Sfakianakis.
Sejak naik takhta, Raja Salman memang menjadi pembicaraan publik. Dia langsung mengambil alih kekuasaan dan melakukan berbagai perubahan. Termasuk memecat menteri-menteri dan menghapus beberapa badan serta lembaga pemerintah.
Keputusan terbarunya untuk menggelontorkan anggaran pada sebagian besar warga Arab Saudi tersebut langsung membuat namanya menjadi perbincangan di mana-mana. Pada 2011 almarhum Raja Abdullah juga pernah mengeluarkan bonus. Namun, itu hanya satu kali gaji.
Pemerintah Arab Saudi memang terkenal dengan kekayaannya yang melimpah ruah dari mengekspor minyak ke berbagai belahan dunia. Namun, selama ini pundi-pundi emas tersebut hanya mengalir deras ke keluarganya sendiri. Sebagian besar tentunya adalah anggota keluarga kerajaan. Karena itulah, kemurahan hati Raja Salman untuk memberi bonus itu dianggap sebagai isyarat niat baiknya kepada rakyat Saudi.
New York Times melaporkan anggaran Rp 413,6 triliun tersebut dipakai untuk memberikan hibah pada asosiasi profesional, klub olahraga dan sastra, investasi di bidang kelistrikan dan air, serta bonus dua kali gaji kepada seluruh pegawai pemerintah, tentara, pensiunan, serta mahasiswa yang mendapatkan beasiswa dari pemerintah, baik di dalam maupun luar negeri.
Beberapa perusahaan swasta pun mengikuti langkah tersebut. Mereka memberikan bonus dua kali gaji kepada karyawan mereka yang berkebangsaan Arab Saudi.
Di Arab Saudi ada 5,5 juta tenaga kerja. Sebanyak 3 juta orang di antaranya bekerja di pemerintahan. Gaji pegawai pemerintah per bulan rata-rata mencapai USD 2.400 (Rp 30,1 juta). Dengan bonus dua kali gaji plus uang gajinya sendiri, mereka bisa membawa pulang rata-rata Rp 90,3 juta. Gaji mereka yang telah bekerja selama bertahun-tahun bisa mencapai lebih dari USD 4.800 per bulan (Rp 62 juta).
Tentu saja, rakyat menyambut bahagia uang tambahan yang mereka dapatkan itu. Ada yang langsung membeli telepon seluler terbaru, tas bermerek, berjalan-jalan ke luar negeri, membeli perhiasan, maupun melunasi utang. Beberapa pria menyisihkan uang bonus tersebut untuk menikah. Entah itu untuk kali pertama, kali kedua, atau ketiga. Intinya, penduduk Saudi sedang heboh mencari cara menghabiskan uang kejutan yang didapat dari dekrit kerajaan yang dikeluarkan Raja Salman tersebut.
Pro dan kontra terhadap pemberian bonus itu tetap ada. Analis dari Jadwa Investment Rakan Alsheikh mengungkapkan bahwa 90 persen dari pendapatan pemerintah berasal dari minyak. Jatuhnya harga emas hitam membuat penerimaan negara turun 20 persen. Jadwa Investment memprediksi bahwa pemerintah mengalami defisit USD 44,5 miliar (sekitar Rp 575,9 triliun) pada tahun ini. Dengan pengeluaran bonus tersebut, defisit bisa bertambah menjadi USD 67,2 miliar (Rp 869,3 triliun). Namun, pemerintah Saudi sepertinya tidak perduli. Sebab, mereka memiliki USD 700 miliar (Rp 9.042 triliun) cadangan devisa.