MIMBAR RAKYAT.Com (Rohani) – Islam sangat menganjurkan hidup sederhana. Karena kesederhanaan senantiasa membawa sifat syukur kepada Allah atas nikmat yang diberikan. Hidup sederhana bukan berarti miskin.
Kesederhanaan dalam definisi materi tentu saja tidak boros. Adil dalam membelanjakan rezki serta proporsional.Bahkan menekan seefisien mungkin pengeluaran.
Meski punya uang banyak, tetap harus membeli yang perlu dan prioritas. Hindari membeli yang tidak dibutuhkan hanya karena gengsi. Tidak menghambur-hamburkan uang pada sesuatu yang tidak bermanfaat.
Dengan hidup sederhana, kita selalu akan merasa cukup, bahagia, dan bersyukur kepada Allah. Karena Allah melarang kita hidup bermewah-mewah dan boros.
Allah berfirman, “Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan, serta janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya.” (QS Al Isra: 26-27)
Hidup sederhana berarti kita meneladani Rasulullah. Meski kita kaya tidak perlu menyombongkan diri. Belanjakan harta tepat sasaran dan bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain.
Rasulullah bersabda, “Pandanglah orang yang berada di bawahmu (dalam masalah harta dan dunia) dan janganlah engkau pandang orang yang berada di atasmu (dalam masalah ini). Dengan demikian, hal itu akan membuatmu tidak meremehkan nikmat Allah padamu.” (HR Bukhari dan Muslim)
Hadist di atas mengingatkan agar kita tidak memandang remeh nikmat Allah. Karena banyak orang yang kurang mensyukuri nikmat, menganggap nikmat yang didapatnya masih sedikit, bahkan selalu diliputi rasa dengki (hasad), sehingga dia memusuhi dan membenci temannya sendiri.
Sederhana dalam cara berfikir, bukan berarti kita di bawah orang lain. Tapi kita juga jangan mengganggap orang lain lebih bodoh dari kita.
Semakin kita pandai memandang betapa dunia ini memberi lebih dari yang kita harapkan, maka kita akan semakin pandai mengatur diri penuh kesederhanaan.
Kita akan semakin menyadari bahwa kesederhanaan membawa segala kemewahan. Firman Allah, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS Ibrahim: 7)
Allah menyebut orang yang bermewah-mewah sebagai lalai akan masuk neraka. Allah juga menyebut orang yang boros dan menghamburkan harta untuk kepentingan pribadi secara berlebihan sebagai saudara setan.
Karena orang yang boros biasanya akan berlaku zalim. Meski pendapatan besar, karena boros, dia akan selalu merasa kurang. Dia akan mencuri, merampok, korupsi, dan sebagainya untuk membiayai gaya hidupnya yang boros. Sebaliknya, seorang yang jujur, pasti hidupnya sederhana. Karena dia takut pada Allah.
Anjuran Islam untuk hidup sederhana bukan berarti melarang seorang muslim untuk kerja keras dan menjadi kaya. Sebaliknya, Allah justru memuji kekayaan sebagai sesuatu yang terpuji asalkan didapat dengan cara halal.
Allah menggambarkan dengan jelas bahwa kaya itu lebih baik daripada miskin dan ditegaskan pula bahwa Allah memperbanyak harta seorang muslim sebagai pahala dunia.
Islam menganggap kekayaan itu sebagai nikmat dan anugerah dari Allah. Dan kemiskinan sebagai musibah yang perlu diatasi. Rasulullah tidak menganjurkan seorang muslim hidup miskin. Malah Islam menginginkan umat rajin mencari harta sesuai kemampuannya.
Namun di lain pihak dianjurkan hidup sederhana, agar kita mampu mengontrol harta yang didapat, bukan harta yang mengontrol kita. Inilah salah satu solusi Islam bagaimana mencapai hidup bahagia.(H.Johan)