MIMBAR-RAKYAT.COM (Rohani) – Saat ini negara kita tengah mengalami multi krisis. Terutama yang paling mencolok adalah krisis moral (akhlak), di mana kehidupan berbangsa dan bernegara dijalankan nyaris tanpa etika.
Antarpolitisi serta elemen masyarakat lain, seakan ingin saling menjatuhkan. Kondisi semacam ini jika dibiarkan terus tentu bisa membuat negara goyah. Jika negara selalu goyah dan tak stabil, tidak ada satu pun pihak yang diuntungkan. Yang paling merasakan akibat kondisi tersebut, tentu saja rakyat kecil. Situasi seperti ini pasti tidak ada yang menginginkannya.
Kita semua harus bersama-sama berjuang bagaimana membuat negara ini kuat dan stabil sehingga masyarakat bisa hidup tenang dan nyaman. Karena itu dibutuhkan pemimpin yang bermoral dan tegas.
Rasulullah SAW pernah memberi petunjuk dengan sabdanya, tegaknya negara bisa dicapai melalui empat pilar utama.
Yang pertama, adanya peran para ulama, yang kedua adanya pemimpin/penguasa (umaro) yang adil, yang ketiga adanya orang-orang kaya yang dermawan atau berkontribusi positif terhadap negara, dan yang terakhir adanya doa orang-orang yang lemah atau rakyat kebanyakan.
Jika keempat pilar utama ini saling mendukung, maka negeri yang kita cintai ini akan bisa tegak berdiri. Namun jika keempat syarat itu ada yang tidak dipenuhi, maka akan sulit mendapatkan negara yang kokoh serta mampu mensejahterakan rakyatnya.
PENGAWAL MORAL
Keterlibatan ulama sebagai pengawal moral para pemimpin sangat dibutuhkan. Jika seorang pemimpin melakukan kesalahan dalam menjalankan amanat rakyat, maka ulama bisa segera mengingatkannya.
Berbeda dengan Rasulullah SAW yang di dalam dirinya telah melekat peran pemimpin sekaligus ulama, maka kekeliruan sangat jarang terjadi. Kalaupun terdapat kekeliruan dalam melangkah, maka Allah SWT melalui malaikatnya langsung mengingatkan.
Peran ulama yang utama adalah menganjurkan untuk berbuat kebaikan dan mencegah kemunkaran. Kemunkaran yang dilakukan para pemimpin akan membawa dampak yang sangat luas, sehingga sebelum itu terjadi perlu adanya upaya peringatan dari para ulama.
Tanpa kehadiran para ulama, maka pemerintahan tidak terkecuali di tingkat Provinsi DKI Jakarta, hanya dijalankan berdasarkan pertimbangan rasio atau otak semata. Jika itu yang terjadi, maka akan sangat berbahaya. Jika tidak didukung dengan SDM yang bermoral, baik pemerintahan yang ada hanya tinggal menunggu kehancuran semata.
Sebab penyimpangan bisa terjadi di berbagai sendi pemerintahan yang akhirnya sangat merugikan masyarakat serta keberlangsungan pemerintahan itu sendiri.
Pemerintahan yang kurang memperhatikan kepentingan rakyat bisa dengan mudah menjadi goyah. Jadi peran para ulama sebagai penjaga moral sesungguhnya untuk kebaikan semua pihak yakni pemimpin dan rakyat yang dipimpinnya. (H. Johan)