Wednesday, April 02, 2025
Home > Berita > Bekasi Raya > Ruang Kelas MTs Negeri 1 Kabupaten Bekasi Yang Ambruk, Selesai Dibangun Kembali

Ruang Kelas MTs Negeri 1 Kabupaten Bekasi Yang Ambruk, Selesai Dibangun Kembali

Mimbar-Rakyat.com (Bekasi) – Empat ruangan kelas Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTs N) 1 Kabupaten Bekasi yang ambruk setahun lalu akhirnya dapat dibangun kembali berkat swadaya masyarakat.

Pembangunan/renovasi ruang kelas di lantai 2 MTs Negeri 1 Kabupaten Bekasi tersebut lantaran sebelumnya ambruk diterjang angin

“Alhamdulillah, dari empat kelas yang ambruk, malah akhirnya kami bisa membangun enam kelas sekaligus,” ujar Kepala MTs Negeri 1 Kabupaten Bekasi, Khaerul Ikhwan.

Peresmian pembangunan enam ruang kelas baru tersebut dilakukan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bekasi.

Dikatakan Ikhwan, pembangunan 6 kelas tersebut menghabiskan dana Rp 760 juta . Sebagian besar sumbangan orang tua murid serta juga bantuan bahan material bangunan dari Asabri.

“Ya kami mendapatkan bantuan bahan material bangunan dari Asabri senilai Rp 115 juta,” ujar Ihwan.

Berdirinya kembali ruang kelas  yang roboh, ujar Ihwan, tentunya tak lepas dari peran komite sekolah yang berupaya mencari dana untuk pembangunan kelas tersebut.

Oleh karenanya Ihwan menyampaikan apresiasi dan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan sumbangsihnya bagi pembangunan gedung kelas yang roboh tersebut.

“Terimakasih kepada orang tua murid, kepada Asabari dan juga komite sekolah atas segala partisipasinya bagi pembangunan gedung kelas ini,” ujar Ihwan.

Dengan telah selesainya bangunan kelas tersebut, kini proses belajar mengajar di MTs Negeri 1 Kabupaten Bekasi sudah bisa kembali berjalan sambil mengikuti ketentuan protokol kesehatan yang berlaku.

Untuk diketahui,  MTs Negeri 1 Kabupaten Bekasi terdiri atas 33 ruangan kelas, masing-masing kelas 7 sampai 9 memiliki 11 ruang kegiatan belajar (RKB).

Pada situasi yang masih mengedepankan protokol kesehatan ini, kegiatan belajar masih diberlakukan dengan sistem sift yang masing-masing sift terdiri atas 50 persen siswa.

Ihwan berharap, pada semester genap mendatang kegiatan belajar mengajar kembali normal dengan seluruh siswa 100 persen melakukan tatap muka tanpa dengan sistem sift lagi. (agus)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hallo kawan, silahkan klik tombol Like / Follow untuk mendapatkan berita dan tulisan terbaru