Mimbar-Rakyat.com (Reyhanli) – Sadis, kejam, pembunuh, tidak berperikemaanusian. Itulah tudingan korban dan masyarakat dunia atas tidakan pemerintahan Suriah di bawah Presiden Bashar al-Assad. Serangan senjata kimia 4 April lalu dinilai sudah sangat keterlaluan.
Warga yang selamat dari serangan maut rezim Assad tersebut bersumpah memperjuangkan keadilan. Salah satu diantaranya adalah Abdul Hamid al-Yousef yang telah kehilangan cinta dan keluarga dalam hidupnya.
Ditemuai di tempat pengungsihan Reyhanli, Turki, pekan lalu, Hamid al-Yousef yang kehilangsan istrinya Dalal dan kedua anak kembar berusia sembilan bulan, Aya dan Ahmed, menyatakan, trauma yang dia alami tidak akan pernah bisa diobati.
Istri dan anaknya berada di antara warga tewas akibat serangan kimia di kota Khan Sheikhoun. Dia tidak dapat memehami tragedi itu. “Ini adalah bencana besar,” kata Yousef dalam wawancara dengan Al Jazeera, pekan lalu. Dia terlihat masih emosi.

Dalam peristiwa 4 April itu, lebih dari 20 anggota keluarga Yousef tewas. Foto Yousef yang menegedong dua anak kembarnya yang tewas, membuka mata dunia bagaimana kejamnya rezim Assad.
Berbicara kepada Al Jazeera di Reyhanli, Turki, Yousef mengutuk pemerintah Presiden Suriah Bashar al-Assad atas serangan itu. “Aku akan mencoba semaksimal mungkin melawan rezim (Assad) melalui media,” katanya dan menyatakan rasa sakit yang dia alami tak henti-hentinya.
“Aku tidak akan meninggalkan negara kami, Insya Allah, saya akan kembali ke Suriah. Kami akan meneruskan revolusi yang dimulai enam tahun yang lalu dan terus menuntut kebebasan dan keadilan.”
Anggota keluarga Yousef lainnya yang selamat juga mengungsi ke Reyhanli. Mereka masih trauma. Tindakan pemerintah Suriah mereka sebut sangat sadis, kejam, da tidak berperikemanusian. Salah satunya adalah sepupu Yousef, Alaa. “Istri saya juga terkena bahan kimia,” kata Alaa al-Yousef.
“Ketika saya membawanya ke rumah sakit dia dalam keadaan hamil. Pada awalnya, kami tidak tahu jika bayi telah terkena dampak. Dia kembali dibawa ke rumah sakit. Saya terkejut ketika dia telah kehilangan bayi.”
Seperti Yousef, banyak warga Suriah yang mengalami kebrutalan perang tidak hanya sedih, tetapi mereka juga takut dan serangan senjata kimia akan terjadi lagi. Kecaman dan peringatan internasional – termasuk dari AS – untuk Assad, diyakini tidak akan menghentikan kebrutalan pemerintahan Assad.
“Itu tidak mengubah keadaan menjadi lebih baik, itu malah mendorong mereka menjadi lebih buruk,” kata seorng warga lainnya, Mohammed al-Yousef.***(janet)