MIMBAR-RAKYAT.Com (Jakarta) – Kejaksaan Agung menetapkan Direktur Utama PT Sang Hyang Seri (SHS) Saiful Bahri (SB) sebagai tersangka baru kasus dugaan penyalahgunaan kredit modal kerja Bank BRI dan BNI 46. Dugaan kerugian negara sekitar Rp 65,4 miliar.
“Inisialnya SB. Dia pernah menjabat sejumlah jabatan di Badan Usaha Milik Negara (BUMN), termasuk sebagai Dirut PT SHS, ” kata Direktur Penyidikan pada Jaksa Agung Muda Pidana Khusus (Jampidsus) Warih Sadono, di Kejagung, Rabu (23/5).
Surat Perintah Penetapan Tersangka ditandatangani, akhir April lalu, setelah ditemukan cukup bukti untul menjadikan SB sebagai tersangka. “Tanggal 26 April. Saya lupa nomor suratnya, ” ujar Warih.
Sebelum ini, dua anak buah Syaiful Bahri telah dijadikan tersangka dam bahkan telah ditahan, sejak Jat (2/2) lalu, di Rutan Salemba Cabang Rutan Kejagiung.
Mereka, adalah Kabag Keuangan 2012 yang juga Kadiv Keuangan 2013 Herman Sudianto dan Kitot Prihartono (Kadiv Keuangan 2012 . Mereka ditetapkan jadi tersangka 25 Oktober (KP) dan HS (27 Oktober 2017).
LAPORAN FIKTIF
Kasus berawal 2012 – 2013 saat PT SHS menera kredit modal kerja dari Bank BRI dan Bank BNI untuk tambahan modal kerja usaha pembenihan tanaman pangan dan penggadaan pupuk.
Namun, oleh para tersangka uang kredit tersebut tidak digunakan semestinya, seperti operasional kantor dan lainnya. Bahkan, mereka membuat pertanggungjawaban palsu. Diduga kerugian negara Rp 65, 4 miliar.
Mereka dijerat pasal 2 ayat 1 Jo pasal 18, pasal3 Jo pasal 18, pasal 15 huruf e UU Nonor 31/1999 tentang Tindak Pidana Korupsi yang diubah dengan UU Nomor 20/2001 Jo pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP. Ancaman penjara 20 tahun.(ahi/dir)
