Mimbar-Rakyat.com (St. Petersburg) – Arab Saudi mengutuk serangan teror bom di St Petersburg yang menewaskan 11 orang dan melukai puluhan lainnya, ketika sebuah ledakan menghantam kereta di sebuah terowongan di negara Rusia tersebut, Senin (3/4) waktu setempat.
Media di Rusia melaporkan, polisi sedang mencari seorang pria yang terekam pada kamera cctv (pengintai) yang diduga terlibat dalam serangan, yang bertepatan dengan kunjungan Presiden Vladimir Putin ke kota itu.
Sebuah sumber di Kementerian Luar Negeri Saudi menyatakan mengutuk keras pemboman itu. Sumber tersebut menyatakan belasungkawa kepada keluarga korban, pemerintah Rusia dan orang-orang Rusia, dan berharap yang cedera cepat sembuh.
Organisasi berbasis di Jeddah Kerjasama Islam (OKI) juga mengutuk ledakan itu dan menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban dan berharap pemulihan cedera. Sekjen OKI Yousef Al-Othaimeen mengecam tindakan kriminal yang menargetkan orang-orang yang tidak bersalah dan menegaskan posisi berprinsip OKI mengutuk semua tindakan terorisme.

Menteri Luar Negeri Jerman Sigmar Gabriel menyarakan “kesedihan yang mendalam.” Gabriel mengatakan, kejadian itu merupakan “serangan sadis terhadap orang-orang yang tidak bersalah.”
Kantor berita Interfax mengutip sumber yang tidak disebutkan, melaporkan bahwa bom dikemas dengan pecahan peluru, yang mungkin telah disembunyikan di sebuah kereta di dalam tas kerja.
Pihak Komite Anti-Teroris Rusia mengatakan, bahan peledak telah ditemukan di sebuah stasiun metro yang berbeda, tersembunyi di bawah alat pemadam kebakaran. Dan benda itu berhasil diamankan.
Video dari tempat kejadian menunjukkan orang-orang yang terluka tergeletak berdarah-darah pada platform, beberapa dirawat oleh layanan darurat dan sesama penumpang. Lainnya lari dari platform di tengah kepulan asap, sambil beteriak sambil memegang tangan dan wajah .
Sebuah lubang besar terlihat di sisi kereta dengan puing-puing logam berserakan di platform. Penumpang ada yang memecahkan kaca jendeladi sebuah gerbong untuk ke luar. Pihak berwenang, begitu kejadian menutup semua stasiun metro St Petersburg.***(janet)