Thursday, November 21, 2024
Home > Cerita > Sean Gelael dan Perjuangan keras di FIA WEC 2021,   Catatan A.R. Loebis

Sean Gelael dan Perjuangan keras di FIA WEC 2021,   Catatan A.R. Loebis

Sean Gelael, Tom dan Stoffel Runner-up Di Bahrain, Sabtu waktu setempat. (jagonya ayam)

Mimbar-Rakyat.com (Jakarta) – Kompetisi dunia FIA WEC 2021 sudah selesai dan Sean Gelael bersama timnya tampil sebagai runner-up pada jenis lomba LMP2, merupakan pencapaian terbaik pebalap Indonesia sekaligus sebagai pebalap Merah Putih pertama turun di ajang itu.

Ajang lomba kejuaraan dunia ketahanan ini menjadi amat istimewa, karena di dalamnya juga ada laga Le Mans 24 H di Prancis – yang fenomenal dan dengan amat mengagumkan Sean berhasil menempatkan diri di urutan kedua.

Tidak heran bila Sean seusai laga terakhir  FIA WEC 2021 di Bahrain (6/11-2021) mengatakan, ia sangat menikmati endurance racing, karena terbukti bisa sangat kompetitif di ajang lomba itu.

“Saya dan tim sudah berusaha keras, tapi kami akui lawan memang lebih baik di balapan ini. Selamat untuk WRT dan saya akan berusaha lebih baik lagi tahun depan,” ujar Sean.

Sebelum berlaga di Sirkuit Sakhir pada putaran kelima, Sean dan teman-teman berada di puncak klasemen LMP2 dengan nilai 89 poin, setelah berhasil naik podium di urutan kedua pada seri Le Mans 24 Jam, 21 Agustus 2021.

Urutan kedua klasemen sementara ditempati Charles Milesi dengan simpanan 88 poin bersama Ferdinand Habsburg dan  Robin Frijns dari tim WRT, disusul Anthony Davidson, Antonio Felix da Costa dan Roberto Gonzalez  juga dari tim Jota#38 dengan angka 81 poin.

Nah, pada putaran awal FIA WEC 2021 di Spa Franchorchamps, Belgia, Sean berada di posisi ketiga, pada putaran kedua di Portimao, Portugal, naik podium kedua dan di putaran ketiga di Monza berada di urutan kelima, disusul laga ketat Le Mans Prancis di urutan kedua.

Fluktuasi raihan angka pada klasemen pebalap dan tim ini (JOTA dan WRT hanya beda angka lima poin), menyebabkan laga semakin menarik dan mendebarkan bagi para penggemar balap, utamanya bagi pendukung Sean dan tim JOTA.

Laga memang seru, terutama dari sisi teknis dan jalannya lomba, sampai akhirnya tercatat tim WRT juara pada putaran kelima (di Bahrain), menyebabkan posisi klasemen menjadi WRT #31 total angka 151 poin di posisi teratas, disusul JOTA #28 131, dan JOTA #38 123.

Balapan seri terakhir itu diharapkan menjadi saksi lahirnya juara LMP2 dari Indonesia, namun balapan panjang dan melelahkan di Sirkuit Sakhir itu belum menjadi tempat menentukan bagi Sean, Stoffel Vandoorne dan Tom Blomqvist, untuk dinobatkan sebagai juara.

Sean Gelael bersama Tom dan Stoffel, usai balapan di Le Mans 24 H. (jagonya ayam)

Dengan target finis di depan WRT, mereka bahkan hanya finis di posisi tiga. WRT menyabet kemenangan sekaligus gelar juara, membuat tim debutan asal Belgia itu berarti memenangi tiga balapan terakhir WEC, yakni 24 Hours of Le Mans, 6 Hours of Bahrain, dan 8 Hours of Bahrain.

Tim Jota #28 sebagai pebalap dan tim terbaik kedua musim ini dan khusus bagi Sean, ini pencapaian luar biasa mengingat ini tahun pertamanya ikut WEC semusim penuh.

Capaian terbaik

Secara umum Sean menjadi pebalap Indonesia dengan pencapaian terbaik dan tertinggi di ajang yang diakui FIA. Tambahan lagi, Sean mengakhiri WEC dengan usaha yang luar biasa pada balapan terakhir.

Start dari posisi 9, dia langsung naik dua posisi. Setelah itu dia beberapa kali menyusul pebalap, sehingga sebelum dia diganti Stoffel Vandoorne, posisi JOTA #28 sudah ada di P4.

Menurut manajer media tim Jagonya Ayam, Aswin Rizal Harahap, aksi hebat Sean adalah ketika dia menyusul Philip Hanson yang mengendarai mobil juara bertahan, United Autosports USA #22. Bukan hanya sekali, bahkan dua kali.

Itu bisa terjadi karena setelah menyusul yang pertama Sean terlibat insiden di Tikungan 11 dengan para pebalap GTE, yang membuat posisinya melorot dan saat recovery posisi itulah dia menyusul Hanson lagi.

“Setelah kendali berganti ke Stoffel dan Tom, JOTA #28 benar-benar kesulitan menyamai kecepatan tiga pebalap WRT, Ferdinand Habsburg, Robin Frinjs, dan Charles Milesi,” kata Aswin.

Ricardo Gelael, ayahanda Sean, ketika diminta kesannya tentang laga akhir FIA WEC 2021 itu, tidak ingin banyak berkomentar.

“Anda sudah menyaksikan jalannya perlombaan. Mau komen apa lagi,” kata Ricardo dengan menambahkan, semua pebalap tim JOTA membalap dengan bagus.

“Semua pebalap kita nyetirnya bagus, apalagi Sean. Tapi di pitstop kita selalu kalah,” kata mantan pereli nasional itu.

Kompetisi FIA WEC 2021 sudah selesai, salah seorang putera bangsa yang untuk pertama kalinya mengikuti jenis balapan itu, berada di urutan kedua. Ini cukup membanggakan dalam usaha membawa nama baik negara dan bangsa di kancah olahraga dunia.

Selamat Sean Gelael. Ayo lomba lagi di musim mendatang.  (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hallo kawan, silahkan klik tombol Like / Follow untuk mendapatkan berita dan tulisan terbaru