MIMBAR-RAKYAT.com (Nuremberg, Jerman) – Para pebalap muda yang bertarung di Kejuaraan FIA Formula 3 Eropa sudah amat profesional, baru minggu lalu berlomba di Spa-Belgia dan tanpa istirahat panjang langsung turun lintasan lagi akhir minggu ini di Norisring, Jerman.
Spa dan Norisring merupakan dua sirkuit yang amat berbeda, kalau di Spa panjangnya tujuh kilometer dan terpanjang tahun ini, maka di Norisring hanya 2,3 km dan sebagai sirkuit terpendek musim ini.
Spa merupakan lintasan berkontur dan berangin terletak di sekitar perbukitan Ardennes sedangkan Norisring merupakan sirkuit jalan raya yang dibatasi secara berlapis dan terletak di kawasan kota bersejarah Nuremberg.
Tetapi kedua sirkuit ini memiliki beberapa kesamaan. Di Spa, semua adalah tentang setingan kendaraan supaya bisa melaju cepat di lintasan lurus yang panjang, begitu pula di Norising. Setiap pebalap muda yang berlaga dengan menggunakan kendaraan canggih Formula 3, mungkin akan memiliki catatan waktu kurang dari 50 detik untuk setiap putarannya.
Tetapi sebenarnya Norisring memiliki dua lintasan lurus dan panjang, yang sehari-harinya merupakan jalan raya dua arah. Kedua lintasan lurus ini hanya dibatasi oleh dua tikungan tusuk konde dan sebuah tikungan berbentuk S berkarakter cepat.
Tahun lalu di Norisring, Sean yang masih menjadi pebalap rookie, berhasil memperlihatkan performa yang baik. Walaupun baru pertama kali membalap di sirkuit jalan raya selama karirnya, Sean berhasil finish di posisi 15.
Kali ini, Sean kembali ke Norisring bersama dengan Tim Jagonya Ayam with Carlin Dallara – Volkswagen, untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Sean telah berhasil memperoleh dua poin pertamanya di Kejuaraan FIA Formula 3 Eropa, di mana yang pertama diperolehnya bulan lalu, di Pau – Perancis, yang juga merupakan sirkuit jalan raya, yang pembatas lintasannya kurang lebih sama seperti yang ada di Norisring.
Satu hal yang dapat dipastikan, lintasan panjang dan lurus di Norisring, yang berujung pada tikungan konde yang sempit, akan menyuguhkan aksi yang cepat dan menegangkan, di mana para pebalap akan melakukan pengereman pada kecepatan 250km/jam dalam jarak kurang dari 100 meter.
Akan ada aksi susul menyusul seperti yang terjadi di Spa, tetapi bedanya adalah, si pebalap tidak dapat melakukannya dengan mengambil jalur melebar, karena kalau itu yang dilakukan, maka dipastikan si pebalap akan terhenti oleh pagar pembatas.
Artinya, akan ada lebih banyak pebalap yang harus terhenti, dan bagi pebalap yang ingin bisa finish dengan hasil yang lebih baik dari saat kualifikasi, mereka harus dapat mengatasi tingkat kesulitan yang ada. Tahun lalu, Sean berhasil melakukannya dan memberikan optimisme baginya untuk bisa mendapatkan poin.
Tahun ini, dengan tambahan pengalaman yang dimilikinya, di mana dia sudah berhasil menempatkan dirinya di antara para pebalap yang berkesempatan memperoleh poin, diharapkan akan dapat memberikan hasil yang lebih baik.
“Kami harus terus melanjutkan pengembangan yang sudah dicapai sampai saat ini ke Norisring,” kata Sean dalam surat elektronik kepada media, Kamis.
“Saya telah berhasil mendapatkan poin di dua seri yang berbeda, tetapi hal ini hanya dapat terulang di Norisring, apabila saya bisa menjauhi masalah. Balapan nanti akan sangat menantang, dan saya sudah tidak sabar untuk menjalaninya,” katanya.
“Satu hal yang pasti, seperti di Spa, balapan di Norisring akan sangat menegangkan,” ujar Jeffrey JP, manajer administrasi tim Jagonya Ayam with Carlin. (KB)