Thursday, November 21, 2024
Home > Cerita > Sean Gelael si atlet multi-talenta itu berusia 27 tahun, Catatan A.R. Loebis 

Sean Gelael si atlet multi-talenta itu berusia 27 tahun, Catatan A.R. Loebis 

Sean Gelael kini berusia 27 tahun dan tetap akan membalap. (jagonya ayam)

Mimbar-Rakyat.com (Jakarta) – Bayi mungil yang lahir melalui operasi cesar di rumah sakit bersalin Puri Cinere pada 1 November 1996 – dengan bobot 4,1 kg dan Panjang 41 cm itu – kini sudah dewasa, jangkung, kekar badannya dan entah sudah berapa ribu lap membalap di berbagai sirkuit di belahan jagad ini.

Ternyata dalam perjalanan usianya, bayi bernama Sean Gelael itu tidak saja menyukai balapan, namun berbagai laga lain dikuasainya. Ia membuktikan dirinya sebagai Homo Ludens, konsep yang memahami bahwa manusia merupakan seorang pemain yang memainkan permainan dan dalam perspektif psikologi merupakan perilaku manusia bergerak dalam permainan.

Teori gerak dan permainan manusia ini dibuktikan Sean Gelael, yang tidak semua orang (atlet) dapat melakukannya. Ia tidak saja memiliki gairah (passion) dalam adu cepat di sirkuit, tapi ia juga melakoni cabang lain, di antaranya tenis, bulu tangkis, bola basket, bola voli, renang, selam, selancar air, ski air hingga mendaki gunung.

Dalam media sosialnya, Sean menunjukkan betapa ia melakoni aktivitas kesehariannya dengan gerakan (movements), bukan dengan perkataan (words). Dalam beberapa olahraga cabang lain, ia malah memenangi laganya di antaranya tanding bulu tangkis dan basket.

Sean Gelael, usianya pada 1 November 2023 memasuki 27 tahun, tidak saja dikenal di negaranya, tapi para pebalap mancanegara mengenalnya. Ini karena ia memiliki pergaulan internasional, sejak berusia delapan tahun, pria yang dilahirkan ibunda  Rini Gelael itu, sudah berkelana berlomba otomotif di dialam dan luar negeri.

Pebalap yang rendah hati, mudah senyum dan berteman dengan siapa saja ini, seolah memiliki enerji positif yang memancar dari tubuhnya, dimana pun ia berada dan apa pun yang diucapkannya.

Ada kalimat-kalimat dan ungkapan positif yang keluar dari hati dan mulutnya, yang diucapkannya ketika ulang tahun lalu, yang tetap relevan dalam sikap, tingkah laku dan karakternya sehari-hari,

“Saya belajar banyak hal selama 15 tahun membalap. Mulai dari belajar disiplin dan bertanggung jawab, sampai bagaimana bekerja keras dan bekerja sama dengan tim. Saya mendapat pengalaman cara bekerja sistematis dan efisien, mengenali seluk beluk dunia motorsports mulai dari rally, gokart, hingga formula,” kata Sean dalam komentar hari lahirnya dua tahun lalu.

Sean Gelael ketika masih bocah diapit ayahanda dan ibunda, Ricardo dan Rini Gelael. )arl)

Lantas, apa komentar ayahandanya Ricardo Gelael? Ini pun tetap relevan pada usia 27 tahun Sean, kendati diungkapkan dari hati nurani Ricardo dua tahun lalu.

“Usia seperempat abad, umumnya merupakan batas dimana seseorang harus dapat menentukan pilihan, mengambil keputusan, menjauhkan sikap ego dan terbuka terhadap kritikan orang.”

Itu penggalan nasihat ayahanda Ricardo Gelael terhadap puteranya Sean yang sudah sekitar 17 tahun berkiprah di olahraga keras adu kecepatan di lintasan, alias balap-membalap itu.

Ini tambahan petuah Ricardo pada puteranya itu:

Jauhkan rasa ego dan terbuka terhadap kritik. Karena itu semua akan menjadikan dia orang yang lebih baik. Dan selalu ingat, yang mengatakan kita baik, jelek atau lainnya adalah orang lain.” 

Tidak pernah ada yang kekal di dunia ini. Makanya janganlah selalu mendongak ke atas tetapi harus juga menundukan kepala ke bawah dan terkadang orang-orang yang berada di bawah kita jauh lebih tulus.

Usia seperempat abad atau lebih, adalah umur dimana harus berani mengambil keputusan. Hanya dengan itu kunci sukses bisa digapai. 

Rasanya, nasihat sang ayah, secara universal berlaku pada siapa pun, kapan pun, karena siratannya merupakan inti hakekat hidup di dunia fana ini.

Pada momentum lain Ricardo berujar:

Sean tanpa terasa sudah tumbuh sebagai seorang dewasa. Ia harus memulai hidup di dunia nyata ini. Dunia yang kejam, penuh dengan ketidakpastian , dikelilingi  orang-orang yang penuh kepalsuan dan menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan. 

Hanya loyalitas dan kejujuran yg bisa menyelamatkan dia dari semua itu.

Saya sebagai ayah selalu mengatakan kepada dia , apa pun yang kita telah   lakukan, tidak pernak kita sesali. Karena kegagalan adalah pelajaran terbaik, keberhasilan adalah buah dari segala kegagalan.

Kesan dan pesan Ricardo Gelael ini amat dalam: kegagalan adalah pelajaran terbaik, keberhasilan adalah buah segala kegagalan. Kalau tidak pernah gagal, bagaimana tahu arti keberhasilan?

Ini lah falsafah hidup Sean

Nasihat si ayah ini sepertinya amat membekas dalam pikiran Sean Gelael, yang masih terus menekuni karirnya dalam dunia balap membalap dan sehari setelah ulang tahunnya ia harus turun pada laga putaran akhir fiawec 2023 di Bahrain (2-4/11/23).

Sean menulis sendiri dalam medsosnya tentang kata jangan berhenti mendengar, terus belajar dan tampil penuh rasa percaya diri, seperti yang pernah diucapkan ayahandanya.

Sean Gelael ketika di podium Le Mans 24 Jam 2021. (jagonya ayam)

Kesuksesan dan kegagalan proses yang jalan beriringan dalam hidup. Sukses adalah proses, bukan tujuan. Percaya pada diri sendiri kalau kita bisa dan mampu. Proses juga adalah hasil. Kita hargai sebuah proses, karena ada pembelajaran yang berguna di masa depan.” 

“Karena berani berproses, aku jadi berani mengejar mimpi, secara pelan namun pasti.  Aku jalani proses dalam lomba karting, F3, F2 dan WEC. Prestasi itu gak instan dan gak bisa dibeli. Prestasi adalah hasil dari dedikasi, konsistensi dan usaha.” 

“Kesuksesan dan kegagalanku menjadi motivasi untuk bangkit dan melangkah. Pengalaman baik atau buruk jadi pijakan untuk terus berproses jadi lebih baik, karena Real Men harus percaya diri. Proses itu adalah hasil.  Aku, Sean Gelael siap untuk terus berproses dan meraih banyak prestasi di tahun-tahun mendatang.” 

Luar biasa pembelajaran yang sudah mendewasakan Sean Gelael, berasal dari pengalaman dan tekad kuat yang terus belajar dengan penuh rasa percaya diri.

Sean melakukan auto-sugesti pada diri sendiri dengan menanamkan dalam bawah sadarnya, “Aku Sean Gelael, siap terus berproses dan meraih banyak prestasi pada 2023-2024”. 

Inti kehidupan terus belajar dan percaya diri yang ditanamkan Ricardo diejawentahkan Sean dalam kehidupan kesehariannya yang teraplikasi dalam kata proses dan pembelajaran.

Ini searah dengan ungkapan akademisi Slameto (2010: 2),  yang menyatakan, ”belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. 

Sukses adalah proses sedangkan proses itu adalah hasil, kata Sean Gelael, sementara pengalaman baik atau buruk jadi pijakan untuk berproses lebih baik, dan ingat!!, semboyan ini hanya untuk “the real man”, alias pria sejati.

Proses itu dalam kata lain dapat disebutkan sebagai “being” (menjadi) untuk membedakannya dengan “to be” (jadi).  Sean tetap berproses “being” dan hal ini merupakan pekerjaan rutin yang tak semua orang dapat melakoninya.

Sean menjadi pebalap Indonesia pertama yang berlaga di FIA WEC dan pertama pula yang berlaga di Le Mans Prancis. Tahun 2021 ia berada di urutan kedua overall bersama tim JOTA.

Pada 2024 sepertinya Sean masih bersama tim WRT namun akan berlaga di kelas berbeda di kejuaraan FIA WEC. Ia dijadwalkan akan turun di kelas GT3 bersama tim BMW dan bisa jadi akan didampingi rekannya Valentino Rossi.

Sesuai pesannya akan berusaha untuk terus tampil lebih baik, maka ini menandakan gairah balap Sean tetap menggebu-gebu. Ini pesannya tentang kegigihan dalam hidup, seperti tertulis dalam medsosnya: good, better, best, never let it rest. Til your good is your better, and your better is your best. 

Tentang hakikat hidup, Sean sudah lama bersandar pada ayat suci Al-Quran surah Lukman ayat 17 yang intisarinya berbunyi “…and patien, for what has befalls you..”  Ini sejalan dengan semboyan hidup berupa “proses dan hasil” seperti diungkapkan di atas.

Tentang jodoh Sean Gelael?

Giliran ibunda Rini Gelael yang angkat bicara. Ia mengatakan, Sean Gelael sudah dewasa, sudah mampu memilah dan memilih jalan hidupnya sendiri, termasuk memilih siapa kelak yang akan menjadi pasangannya dalam menjalani bahtera kehidupannya.

“Jodoh itu ada di tangan Tuhan. Rejeki, pertemuan, jodoh dan kematian itu ada di tangan Tuhan. Kita hanya menjalani kehidupan ini, tentu saja kita harusa berusaha memilih jalan hidup yang baik, jodoh yang baik bahkan kematian yang baik,” ungkap Ibu Rini suatu saat.

Sean Gelael tetap jadi perhatian publik, selain karena terus membalap, karena ia rendah hati dan berbaik sangka kepada siapa pun juga.

Pebalap profesional itu pernah mengatakan, “Saya ingin membahagiakan keluarga, diri sendiri, dan orang-orang terdekat di bidang apa pun yang saya kerjakan, baik itu di dunia bisnis atau yang lainnya. Apa yang saya raih hari ini tentunya tidak lepas dari dukungan dan kepercayaan mereka. 

Ungkapan dari lubuk hati terdalam Sean adalah : Dalam hidupnya ia ingin membahagiakan orang di sekelilingnya. Semoga perjalanan hidup Sean berjalan sesuai dengan yang diharapkannya.

Selamat ulang tahun ke-27 Sean. (ARL)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hallo kawan, silahkan klik tombol Like / Follow untuk mendapatkan berita dan tulisan terbaru