Sunday, September 08, 2024
Home > Berita > Sebagian Wilayahnya Hujan Seharian, Cuaca Indonesia Hari Ini Kamis 7 Desember 2023

Sebagian Wilayahnya Hujan Seharian, Cuaca Indonesia Hari Ini Kamis 7 Desember 2023

Ilustrasi.

Mimbar-Rakyat.com (Jakarta) – Langit pagi Indonesia, Kamis (7/12/2023) diprediksi sebagiannya berawan, cerah berawan, kabut, dan hujan ringan. Begitulah prakiraan cuaca Indonesia hari ini.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan, cuaca hujan ringan pagi hari ini diprediksi guyur Banjarmasin, Palangkaraya, Samarinda, Tanjung Pinang, dan Medan.

Kemudian di siang nanti, sebagian cuaca Indonesia diprakirakan berawan, cerah berawan, hujan ringan, hujan sedang, dan hujan petir.

Sebagian wilayah Indonesia yang diprediksi hujan berintensitas ringan siang nanti di antaranya Jakarta Pusat, Gorontalo, Palangkaraya, Samarinda, Bandar Lampung, Ambon, Ternate, dan Kupang.

Lalu malam hari nanti diprakirakan BMKG sebagiannya bakal berawan, cerah berawan, berawan tebal, hujan ringan, hujan lebat, dan hujan petir.

Wilayah Palangkaraya, Samarinda, dan Manokwari diprediksi turun hujan dengan intensitas ringan pada malam nanti. Waspada hujan petir malam hari nanti diprakirakan Tarakan serta hujan lebat di Medan.

Berikut informasi prakiraan cuaca Indonesia selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG www.bmkg.go.id:

Kota Pagi Siang Malam
Banda Aceh Cerah Berawan Berawan Cerah Berawan
Denpasar Cerah Berawan Berawan Cerah Berawan
Serang Berawan Hujan Sedang Berawan
Bengkulu Hujan Ringan Cerah Berawan Berawan
Yogyakarta Berawan Hujan Petir Berawan
Jakarta Pusat Berawan Hujan Ringan Berawan
Gorontalo Cerah Berawan Hujan Ringan Cerah Berawan
Jambi Berawan Hujan Petir Berawan Tebal
Bandung Cerah Berawan Berawan Hujan Ringan
Semarang Cerah Berawan Cerah Berawan Hujan Ringan
Surabaya Berawan Hujan Sedang Berawan
Pontianak Cerah Berawan Berawan Cerah Berawan
Banjarmasin Hujan Ringan Hujan Petir Berawan
Palangkaraya Hujan Ringan Hujan Ringan Hujan Ringan
Samarinda Hujan Ringan Hujan Ringan Hujan Ringan
Tarakan Cerah Berawan Cerah Berawan Hujan Petir
Pangkal Pinang Cerah Berawan Hujan Petir Cerah Berawan
Tanjung Pinang Hujan Ringan Hujan Sedang Berawan Tebal
Bandar Lampung Berawan Hujan Ringan Cerah Berawan
Ambon Berawan Hujan Ringan Berawan
Ternate Berawan Hujan Ringan Berawan
Mataram Berawan Hujan Sedang Berawan
Kupang Cerah Berawan Hujan Ringan Berawan
Kota Jayapura Berawan Berawan Berawan
Manokwari Berawan Hujan Ringan Hujan Ringan
Pekanbaru Kabut Hujan Ringan Cerah Berawan
Mamuju Berawan Hujan Ringan Hujan Sedang
Makassar Berawan Hujan Petir Berawan
Kendari Cerah Berawan Hujan Ringan Cerah Berawan
Manado Berawan Hujan Sedang Cerah Berawan
Padang Berawan Hujan Ringan Berawan
Palembang Cerah Berawan Hujan Ringan Cerah Berawan
Medan Hujan Ringan Hujan Sedang Hujan Lebat

Cuaca Ekstrem Berpotensi Terjadi Sepekan ke Depan

Sebelumnya, NASA dan IBM bekerja sama membangun model dasar AI (kecerdasan buatan) untuk aplikasi cuaca dan iklim.

Mereka menggabungkan pengetahuan dan keterampilan masing-masing di bidang ilmu kebumian dan AI untuk model tersebut.

Mengutip Engadget, Senin 4 Desemebr 2023, mereka mengklaim bahwa model tersebut akan menawarkan ‘keunggulan signifikan dibandingkan teknologi yang sudah ada’.

Model AI saat ini, seperti GraphCast dan Fourcastnet, bisa menghasilkan prakiraan cuaca lebih cepat daripada model meteorologi tradisional. Namun, IBM mencatat bahwa ini adalah emulator AI (bukan model dasar).

Seperti namanya, model dasar adalah teknologi dasar yang mendukung aplikasi AI generatif.

“Emulator AI dapat membuat prediksi cuaca berdasarkan kumpulan data pelatihan, tetapi tidak memiliki aplikasi lebih dari itu. Mereka juga tidak dapat mengkodekan fisika yang menjadi inti prakiraan cuaca,” kata IBM.

NASA dan IBM berharap model dasar AI yang mereka bangun memiliki aksesibilitas lebih luas, waktu inferensi lebih cepat, dan keragaman data lebih besar. Selain itu juga meningkatkan keakuratan perkiraan untuk aplikasi iklim lainnya.

Harapan pada Model Dasar NASA dan IBM

Model ini juga diharapkan mampu memprediksi fenomena meteorologi, menyimpulkan informasi beresolusi tinggi berdasarkan data beresolusi rendah, dan “mengidentifikasi kondisi yang kondusif untuk segala hal mulai dari turbulensi pesawat hingga kebakaran hutan.”

Ini mengikuti model dasar lain miliki NASA dan IBM yang dikerahkan pada bulan Mei lalu. Dengan memanfaatkan data dari satelit NASA untuk kecerdasan geospasial, IBM berpendapat bahwa ini merupakan model geospasial terbesar pada platform AI sumber terbuka Hugging Face.

Sejauh ini, model AI tersebut telah digunakan untuk melacak dan memvisualisasikan aktivitas penanaman dan pertumbuhan pohon di kawasan menara air (lanskap hutan yang menahan air) di Kenya.

Tujuannya adalah untuk menanam lebih banyak pohon dan mengatasi masalah kelangkaan air. Model ini juga digunakan untuk menganalisis pulau panas perkotaan di Uni Emirat Arab.

Sebelumnya, tim peneliti DeepMind Google telah menciptakan algoritma prediksi cuaca berbasis pembelajaran mesin dan kecerdasan buatan (AI), yang dikenal sebagai GraphCast. Alat ini dilaporkan menjadi sebuah terobosan baru di dunia pelaporan cuaca

Dalam waktu kurang dari satu menit, GraphCast mampu memprediksi variabel cuaca untuk kurun waktu 10 hari, mengungguli teknologi prediksi pola cuaca tradisional dengan tingkat kebenaran mencapai 90 persen.

Suhu Panas Tak Biasa Landa Indonesia Beberapa Hari Terakhir

Cara kerja GraphCast melibatkan pengambilan dua kondisi cuaca terkini dari Bumi, termasuk variabel dari waktu pengujian dan enam jam sebelumnya.

Dengan memanfaatkan data ini, program artificial intelligence dapat memprediksi kondisi cuaca dalam enam jam ke depan, memberikan keunggulan dalam kecepatan dan akurasi prediksi.

Dilansir Engadget, Rabu 15 November 2023, GraphCast telah membuktikan kemanjurannya dalam praktik, seperti memprediksi pendaratan Badai Lee di Long Island 10 hari sebelum terjadi.

Kecepatan prediksi ini menjadi unggul karena GraphCast tidak harus mengatasi kompleksitas fisika dan dinamika fluida seperti model prediksi cuaca tradisional.

Kelebihan GraphCast tidak hanya terbatas pada kecepatan dan skala prediksi. Program ini juga dapat memprediksi peristiwa cuaca buruk, seperti siklon tropis dan gelombang suhu ekstrem.

Dengan kemampuan untuk dilatih ulang menggunakan data terbaru, GraphCast diharapkan semakin meningkat dalam memprediksi osilasi pola cuaca yang terkait dengan perubahan iklim. (ds/sumber Liputan6.com)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hallo kawan, silahkan klik tombol Like / Follow untuk mendapatkan berita dan tulisan terbaru