Mimbar-Rakyat.com (Jakarta) – Lonceng sekolah di beberapa bagian ibu kota Indonesia kembali berbunyi setelah kelas-kelas yang ditutup akibat virus corona selama lebih dari setahun diizinkan untuk mulai dibuka kembali pada Senin (30/8) karena jumlah harian kasus baru Covid-19 terus menurun.
Sebanyak 610 sekolah yang telah lulus tes yang diwajibkan oleh Dinas Pendidikan DKI Jakarta dibuka kembali untuk pertama kalinya sejak pandemi terjadi, meskipun dengan banyak tindakan pencegahan yang masih harus dilakukan.
Pemerintah kota awalnya berencana untuk membuka kembali sekolah pada bulan Juni, tetapi rencana itu ditunda karena gelombang infeksi lain yang dipicu oleh varian delta yang sangat menular melanda negara itu.
“Kami telah melewati puncak gelombang kedua infeksi Covid-19,” kata Wakil Gubernur Jakarta Ahmad Riza Patria kepada wartawan, Senin (30/8), seraya menambahkan bahwa mereka berharap untuk membuka kembali semua sekolah pada Januari. Demikian dikutip dari Arab News.
Ada sekitar 5.341 sekolah di Jakarta, mulai dari SD hingga SMA. Begitu menurut data pemerintah.
“Saya merasa gugup,” kata Akila Malawa, siswi berusia 12 tahun yang baru pertama kali masuk kelas setelah lebih dari setahun di SMP Suluh. “Tapi aku sangat senang melihat teman-temanku lagi.”
“Saya berharap virus corona di Indonesia segera berakhir, jadi saya bisa sekolah dan bertemu teman setiap hari,” kata teman sekelasnya, Amalwin Harjodisastra.
Sekolah di beberapa kota lain di luar Jakarta juga dibuka kembali pada Senin.
Bahkan saat sekolah dibuka kembali, pedoman pemerintah untuk fasilitas sekolah telah mengubah banyak tradisi kelas. Dilarang mengobrol di dalam kelas, wajib memakai masker setiap saat dan tidak boleh keluar kelas untuk istirahat. Sekolah harus memangkas kapasitas kelas hingga 50 persen dengan mengadakan kelas dalam dua shift. Guru harus divaksinasi.
Sekolah tatap muka akan dipadukan dengan pembelajaran jarak jauh dan secara bertahap ditingkatkan berdasarkan evaluasi situasi oleh pemerintah.
Kementerian Kesehatan Indonesia melaporkan 7.427 infeksi baru dalam 24 jam terakhir pada hari Minggu, total harian terendah sejak 9 Juni. Ada penurunan yang stabil sejak puncaknya pada 15 Juli, ketika lebih dari 56.000 kasus tercatat dalam satu hari.
Indonesia, negara terpadat keempat di dunia, telah mencatat lebih dari 4 juta infeksi sejak pandemi terjadi.
Pernah menjadi episentrum Covid-19, Jakarta telah mengalami penurunan dalam kasus aktif dan kasus baru sejak pertengahan Juli, dari lebih dari 100.000 kasus aktif per hari menjadi di bawah 8.000 per hari dan dari lebih dari 10.000 kasus baru per hari menjadi di bawah 500.
Juga, pasien tidak ditolak dari rumah sakit seperti di masa lalu karena tingkat hunian tempat tidur telah menurun di beberapa daerah. Dinas Kesehatan Jakarta Pusat mengatakan tingkat hunian tempat tidur di beberapa rumah sakit di Jakarta saat ini di bawah 30 persen.
Pembatasan kegiatan publik, yang oleh pemerintah dianggap membantu mengurangi tekanan pada rumah sakit, dilonggarkan di ibu kota. Pihak berwenang di Jakarta telah membuka kembali mal, tempat ibadah, dan tempat olahraga luar ruangan sejak pertengahan Agustus dengan batas kapasitas tertentu, dan orang-orang harus menunjukkan bahwa mereka telah divaksinasi.
Bulan lalu, Indonesia mulai memvaksinasi mereka yang berusia antara 12 dan 18 tahun.
Indonesia mulai memvaksinasi lebih awal dari banyak negara lain di Asia Tenggara. Negara ini bertujuan untuk menginokulasi lebih dari 208 juta dari 270 juta orang pada Maret 2022, tetapi pihak berwenang hanya memvaksinasi penuh 34,8 juta orang dan sejauh ini memvaksinasi sebagian 26,7 juta lainnya.***(edy)