MIMBAR-RAKYAT.com (Jakarta) –Kemelut di tubuh Ikatan Motor Indonesia (IMI) sudah memasuki tahap konsolidasi dan diharapkan secepatnya dapat dicapai kesepakatan bersama sebelum Rakernas IMI 2-2016 yang akan diselenggarakan di Ciater, Jawa Barat, 9 – 11 Desember 2016 dengan tema Kebersamaan ; Persaudaraan & Kekeluargaan.
“Semua adalah teman-teman saya, sepertinya lebih baik saya berteman saja dan tidak usah mengurus IMI lagi bila situasinya tidak guyub bersama-sama. Kalau mau ayo bicarakan bagaimana membangun IMI ke depan, jangan lagi membicarakan yang lalu,” tutur Jeffrey JP, “motor penggerak” organisasi IMI saat ini
Ia merasa lebih prihatin, karena adanya wacana Munas ulang hendak dilakukan di satu ruangan di KONI Pusat dengan rencana mengumpulkan semua Ketua IMI Provinsi.
“Apakah hal tersebut dapat berjalan dan sesuai ketentuan yang berlaku ? IMI merupakan organisasi besar dan usianya paling tua (110 tahun) di Tanah Air, mestinya tidak akan diperlakukan seperti itu bila kita bersama betul-betul mencintai dan bangga terhadap organisasi IMI,” katanya, Jumat.
“Evaluasi saya selama ini menunjukkan bahwa situasi organisasi dan kinerja yang terjadi pada IMI saat ini merupakan hal yang memprihatinkan, dimana IMI berada pada kondisi paling dasar dan memerlukan kebersamaan melalui potensi masing-masing guna mengangkat kembali image positif IMI,” kata Jeffrey ketika ditemui di sekretariat PP IMI.
“Saya ingin masalah ini cepat selesai, cepat bersatu kembali, tidak ada lagi gugat menggugat” tutur mantan navigator nasional yang membawa kemenangan pada pereli Hutomo MP itu.
Situasi di kantor IMI Pusat tetap seperti biasa, tamu keluar masuk dan kalender kegiatan terus berjalan seperti biasa dan Ketua Umum serta Sekjen tetap menandatangani surat menyurat yang terus mengalir keluar masuk sekretariat jenderal IMI.
PP IMI dibawah komando Sadikin Aksa sedang menjalankan “blue-print” program mereka, yaitu melaksanakan visi akselerasi potensi IMI melalui “change“, “communication” dan “clear” yang terfokus pada pengoptimalan kinerja internal dengan perubahan paradigma (melayani secara cepat tanggap bukan dilayani), peningkatan komunikasi internal dan ekternal serta membangun kinerja dan keuangan organisasi yang terbuka.
“Kita juga sedang menggalakkan kerjasama dengan FIA/FIM serta berbagai badan pemerintah dan swasta di Tanah Air baik dalam usaha kemanan jalan raya (Road Safety Action) potensi Touring Wisata, maupun peningkatan kualitas & kuantitas event Kejurnas serta pembenahan internal Organisasi & Keuangan yang jelas tegas berwibawa” kata Jeffrey.
“Kita harus melakukan action kerja bukan hanya wacana semata. Kita wajib meninggalkan heritage (warisan) kepada penerus di IMI dengan memiliki sesuatu yang baik & positif untuk dilanjutkan demi kemajuan IMI secara bersama-sama, karena IMI milik seluruh komunitas otomotif di Indonesia” kata Jeffrey. (arl)
