Thursday, December 12, 2024
Home > Berita > Selamat tinggal LMP2 : Inilah data dan faktanya

Selamat tinggal LMP2 : Inilah data dan faktanya

Ilustrasi - Selamat tinggal LMP2. (fiawec)

Mimbar-Rakyat.com (Jakarta) – Seperti halnya LMGTE Am, kelas LMP2 tidak akan pernah hadir lagi di kejuaraan WEC, kelas yang penuh dengan persaingan, pertarunga serta karir dan amat popular di antara sesama pebalap, tim dan para penggemar dan pendukung.

Kejuaraan Bapco Energies 8 Hours of Bahrain minggu depan merupakan permainaan terakhir kategori LMP2 ini di WEC. Namun jangan khawatir, karena kelas ini, masih ada kejuaraan Le Mans Series, European Le Mans Series serta di 24 Hours of Le Mans.

Di bawah ini merupakan catatan tentang statistic serta data dan fakta tentang LMP2 dalam beberapa tahun ini, dilansir dari fiawec.

  1. Enzo Potolicchio, Luis Perez Companc, Julien Canal, Bruno Senna, Will Stevens, David Heinemeier Hansson, Harry Tincknell dan Dries Vanthoor semuanya pernah memenangi kedua kategori, LMP2 dan GTE Am.
  2. Sebanyak 19 tim berbeda sudah memenangi LMP2 – kemenangan pertama diraih tim berbendera Amerika Starworks, mobil Honda, ban Dunlop, dan yang baru menang adalah tim Polandia, Inter Europol, dengan mobil diperkuat Gibson-Oreca, menggunakan ban Goodyear.
  3. G-Drive Racing menang terbanyak di kelas ini, 17 kali, dan satu-satunya tim yang meraih gelar “douuble-figures”.
  4. Sembilan tim LMP2 pernah menang di Le Mans, kemenangan terbanyak di banding di sirkuit lain dalam satu kalender kejuaraan.
  5. Enam tim memenangi sekali laga LMP2 – DragonSpeed ​​(Spa 2019), Cool Racing (Silverstone 2019), Racing Team Nederland (Fuji 2019), RealTeam by WRT (Monza 2022), Hertz Team JOTA (Sebring 2023) dan Inter Europol (Le Mans 2023)
  6. Sergey Zlobin memenangi kategori pebalap di kelas LMP pada 2014 tanpa menjuarai satu laga pun, ditandai sebagai kejadian satu-satunya dalam sejarah lomba di kelas itu.
  7. Kru Signatech Alpine, Nicolas Lapierre, Andre Negrao dan Pierre Thiriet mencatat podium 100% pada 2018/19, termasuk menang di dua laga Le Mans musim itu, sehingga menjadi satu-satunya juara LMP2 di dua event itu.
  8. Juara 2015 Sam Bird, Roman Rusinov dan Julien Canal, juara 2019/20 Phill Hanson dan Filipe Albuquerque, serta juara 2021 Robin Frijns, Charles Milesi dan Ferdinand Habsburg membukukan kemenangan rata-rata 50 persen, tertinggi dalam Sejarah di kelas itu.
  9. Tiga negara mengakhiri laga LMP2 dengan kemenangan lebih dari 10m yaitu tim dari Russia G-Drive Racing menang 17 kali, UK juga menang 17 kali melalui tim Jota Sport, ADR Delta dan United Autosports, dan Prancis menang 10 kali melaluiy OAK Racing dan Signatech Alpine
  10. Sebanyak 21 pebalap Inggis memenangi laga LMP2, atau terbanyak dibanding negara lain di kejuaraan WEC di manapun, Mereka adalah Ryan Dalziel, Sam Hancock, Simon Dolan, Tom Kimber-Smith, James Walker, Martin Plowman, Mike Conway, Harry Tincknell, Oliver Turvey, Matt Howson, Richard Bradley, Sam Bird, Nick Tandy, Alex Brundle, Will Stevens, Oliver Jarvis, Alex Lynn, Jordan King, Anthony Davidson, Phil Hanson dan Paul di Resta
  11. Trio pebalap dari negara yang sama memena ngi lima laga LMP2: UK di Le Mans 2014 dan Nurburgring 2015, Prancis di Shanghai 2015, Malaysia di Fuji 2018 dan Belanda di Fuji 2019
  12. P2 merupakan posisi tertinggi di setiap laga LMP2 dan mencatat Sejarah dilakukan oleh Jackie Chan DC Racing #38 of Oliver Jarvis, Thomas Laurent dan Ho-Pin Tung
  13. Enam laga dimenani mobil LMP2 dengan podium overall : Starworks di Sebring 2012, G-Drive di Bahrain 2013, keduanya mibil Jackie Chan DC Racing di Le Mans 2017, dan mobil JCDC di Bahrain 2020, United Autosports di Monza 2021 dan baru-baru ini WRT di kendang sendiri di Spa 2022.
  14. United Autosports dan Jackie Chan DC Racing menyandang rekor LMP2 dengan empat kemenangan berurutan. United #22 memenangi dengan satu mobil, dari Bahrain 2019 hingga Le Mans 2020. Jackie Chan DC eraihnya dengan dua mobil, dengan tiga pebalap, dari Silverstone 2018 hingga Sebring 2019.
  15. Sebanyak 85 pebalap memenangi kelas LMP2 sebelum Bahrain 2023. Kemenangan pertama adalah Enzo Potolicchio, Ryan Dalziel dan Stephane Sarrazin di Sebring 2012, dan pebalap baru-baru ini Pietro Fittipaldi dan Oliver Rasmussen du Monza 2023.
  16. Pebalap yang mewakili 27 negara memenangi kelas LMP2. Penyandang poin tertinggi saat ini Rui Andrade satu-satunya pebalap dengan dua bendera, pertama di Monza 2022 dengan bendera Portugal, kemudian di Spa dan Fuji 2023 mewakili negara Angola.
  17. Venezuela, UK, Prancis, Jerman, Jepang, Swiss, Brazil, Belgia, Mexico, Portugal, AS, Belanda, Malaysia, Denmark dan Polandia, pebalapnya memenangi dua kali lomba di kelas LMP2, sedangkan Republik Ceko, Thailand, Australia, Argentina, Rusia , New Zealand, Monako, Austria, Indonesia, China, Angola dan Spanyol masing-masing sekali.
  18. Dengan dukungan berbagai nama, tim JOTA paling banyak memenangi lomba LMP2, 19 kali. Tujuh dengan nama Jota Sport/Jota, satu Hertz Team JOTA, delapan Jackie Chan DC Racing dan tiga kali dengan nama G-Drive Racing. Sebelum laga Bahrain 2023, hanya OAK yang memenangi 10 kejuaraan, dua ketika juara 2913 dan delapan dengan nama G-Drive Racing pada 2014 dan 2015. WRT memenangi Sembilan laga dan memenangi tiga laga mereka di Bahrain.
  19. Kemenangaan dengan beda waktu terkecil di kelas LMP2 adalah 0.684 detik, antara United Autosports’ #23 dan #22 di Portimao 2023
  20. Kemenangan dengan beda waktu terjauh di LMP2, dengan beda 18 lap, terjadi antara KCMG #47 dan SMP Racing #27 di Sao Paulo 2014
  21. Josh Pierson menandai ahir era LMP2 sebagai pebalap termuda dan menang – ketuka berusia 16 tahun, 32 hari di Sebring 2022, dan akan bermain lagi di Bahrain
  22. Julien Canal (G-Drive Racing pada 2015 dan Rebellion Racing pada 2017), dan Nicolas Lapierre (Signatech Alpine pada 2016 dan 2018/19) merupakan pebalap yang memenangi dua kali gelar juara LMP2. Hanya pebalap United Autosports Phil Hanson dapat menyamai rekor ini, tapi harus menang di Bahrain.
  23. Pebalap dari Prancis memenangi enam gelar LMP2 – dua melalui Julien Canal, dua dari Nicolas Lapierre, dan masing-masing satu dari Pierre Thiriet dan Charles Milesi. Ini bisa disamai pebalap dari Uited Autosports Phil Hanson dan Frederik Lubin bila mereka juara pada 2023.
  24. (Termasuk di Bahrain 2023) Gibson Technology mengakhiri masa laga ini dengan 44 kemenangan, lebih banyak dibanding kemenangan NISMO 38 kali dan tiga kali yang dibukukan Honda HPD
  25. (Termasuk di Bahrain 2023) Oreca mengakhiri era ini dengan 59 kemenangan di bawah mereknya sendiri dan delapan kali sebagai Alpine. Ligier juga memenangi dekapan laga sedangkan Morgan menang empat kali dan Honda tiga kali. Zytek memenangi dua perlombaan sebelum mereka itu menang sekali lagi ketika berganti nama menjadi Gibson. (fiawec/arl)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hallo kawan, silahkan klik tombol Like / Follow untuk mendapatkan berita dan tulisan terbaru