Selimut Putih
Puisi: Djunaedi Tjunti Agus
bed pegas itu begitu sepi
hanya ada dua bantal
dua remote control
satu ntuk tv, lainnya untuk ac
selimut putih itu masih rapi
tak ada bekas dipergunakan
mata terus menyusuri
dari pintu kamar
terus ke kursi, meja
wajah di cermin tampak kuyu
rindu terus menggeluti
tak tahan jauh darimu
suara televisi mendayu
sepatu tergelatak, kumuh
baju bekas pakai terkulai
celana pun teronggok
asbak merusak pandangan
handuk pun tak cukup membalut
lemari berdiri bagai mengawasi
ya, selimut putih itu
membuat bulu merinding
kamar terasa makin luas
maksimal hanya lima lembar
itu pernah kau katakan
hanya itu yang akan kita bawa
tapi kapan, tak dapat dipastikan
malam makin larut
tapi mata makin terbuka
lagu zapin memecah sunyi
lukisan tunggal sulit dimengerti
pikiran selalu ke wajahmu
jauh dari jangkauan malam
ada buku telepon
tapi tak ada pesawat telpon
mungkin karena kita punya hp
tapi ku tak ingin mengganggu
kita sudah punya tadir
takdir masing-masing katamu
aku siap, apapun itu
tapi aku tak sanggup jauh
jauh, terpisah darimu
aku rindu satu selimut
meski itu selimut putih
Bandung, 10 Juli 2012