Mimbar-Rakyat.com (Jakarta) – Polisi Indonesia melakukan identifikasi pertama korban dari kecelakaan itu pada hari Senin (11/1). Pramugari Okky Bisma diidentifikasi dengan sidik jarinya, kata seorang pejabat polisi.
“Suamiku yang super baik … Surga adalah tempatmu … Sampai kita bertemu lagi sayang,” tulis istri Okky yang juga seorang pramugari di akun Instagram-nya. Demikian dikutip mimbar-rakyat.com dari Arab News.
Dalam postingan terpisah, dia menulis bahwa dia beruntung bisa bertemu Okky yang “selalu memanjakanku”, bersama dengan foto mereka bersama dengan latar belakang matahari terbenam.
Sriwjaya Air SJ182, pesawat Boeing 737-500 dengan 62 orang di dalamnya jatuh ke Laut Jawa pada hari Sabtu (9/1), empat menit setelah lepas landas dari bandara utama Jakarta. Penemuan awal oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menunjukkan mesin jet sedang berjalan saat menabrak air.
Pesawat itu sedang menuju penerbangan domestik ke Pontianak di pulau Kalimantan, sekitar 740 km (460 mil) dari Jakarta, sebelum menghilang dari layar radar.
Itu adalah kecelakaan udara besar kedua di Indonesia sejak 189 penumpang dan awak tewas pada 2018 ketika sebuah Lion Air Boeing 737 MAX juga jatuh ke Laut Jawa segera setelah lepas landas dari Jakarta. Jet yang jatuh pada hari Sabtu memiliki desain yang sangat berbeda.
Para penyelam telah mempersempit area tempat perekam penerbangan, yang dikenal sebagai kotak hitam, diyakini berada, tetapi upaya pencarian terhalang oleh puing-puing, kata para pejabat.
Sebuah kendaraan yang dioperasikan dari jarak jauh telah dikerahkan untuk membantu menjelajahi dasar laut, sementara kapal angkatan laut dengan pencarian sonar dari permukaan.
Begitu data penerbangan dan perekam suara kokpit ditemukan, KNKT berharap bisa membaca informasinya dalam tiga hari.
Dengan sedikit petunjuk langsung tentang apa yang menyebabkan hilangnya kendali setelah lepas landas, penyelidik akan sangat bergantung pada perekam penerbangan untuk menentukan apa yang salah.
Pesawat Sriwijaya Air berusia hampir 27 tahun itu jauh lebih tua dari model Boeing 737 MAX yang bermasalah. Model 737 yang lebih lama banyak diterbangkan dan tidak memiliki sistem pencegahan kios yang terlibat dalam krisis keamanan MAX.
Sudah Melalui Pemeriksaan
Kementerian Perhubungan Indonesia mengatakan, Selasa(12/1), Sriwijaya Air yang jatuh ke laut tiga hari lalu telah melewati pemeriksaan kelaikan udara bulan lalu. Saat ini pencarian terus dilakukan untuk menemukan dua perekam kotak hitam pesawat tersebut.
Pesawat Boeing 737-500 dengan 62 orang di dalamnya jatuh ke Laut Jawa pada Sabtu, empat menit setelah lepas landas dari bandara utama Jakarta.
Dikatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pesawat itu, yang telah dilarang terbang antara Maret dan Desember tahun lalu selama pandemi, telah melewati pemeriksaan kelaikan udara pada 14 Desember.
Pesawat itu terbang lima hari kemudian tanpa penumpang dan kemudian melanjutkan penerbangan komersial pada 22 Desember.
Penemuan awal oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Indonesia menunjukkan mesin jet masih berjalan saat menghantam air, berdasarkan kerusakan yang terlihat pada bagian-bagian yang diambil dari laut.
“Kerusakan pada bilah kipas menunjukkan bahwa mesin masih bekerja saat terkena benturan,” kata Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono dalam sebuah pernyataan.
“Ini sesuai dengan hipotesis bahwa sistem pesawat masih bekerja pada ketinggian 250 kaki (76 meter),” katanya, mencatat bahwa pesawat itu mengirimkan data pada ketinggian itu.***(edy)