MIMBAR-RAKYAT.com (Kutai) -Sepekan tak pulang Andry ditemukan di perut buaya. Itupun setelah 3 pawang melakukan perburuan besar-besaran setelah Andry Lukman ( 5 th) sepekan menghilang dan diduga dimangsa buaya.
Pawang buaya yang memburu menemukannya di perut buaya ketujuh yang ditangkap dari sungai dekat rumah. 6 buaya yang ditangkap sebelumnya tidak ada jejak bekas jasad manusia.
“Pawang pemburu buaya menemukannya di perut buaya ketujuh yang ditangkap dari sungai dekat rumah. Begitu memastikan itu adalah Andry, keluarga langsung memakamkannya,” papar Suryatmojo, paman korban di Kutai Timur.
Peristiwa naas itu terjadi saat Andry bersama kakaknya, Jumat 27/3 pekan lalu, bermain di halaman belakang rumah kakeknya, yang berbatasan dengan tepian Sungai Karangan.Seekor buaya muncul dan menyeretnya ke sungai. Setelah kejadian itu, Andry tidak ditemukan.
Selama ini sungai Karangan dikenal sebagai habitat buaya muara. Buaya muara yang diketahui sebagai binatang yang dilindungi itu leluasa bernak-pinak di sana. Keluarga yang merasa kehilangan.mencari tetapi tidak ketemu, sehingga meminta bantuan tiga pemburu buaya asal Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara. Pencarian menyusuri sungai pun segera dilakukan.
Perburuanpun dimulai. Buaya yang diperkirakan memangsa Andry ditangkap satu demi satu, lalu dibedah. Namun, hingga enam buaya muara ditangkap, hasilnya nihil. Baru pada buaya ketujuh, ditemukan potongan tubuh manusia yang lalu dipastikan sebagai jenazah Andry. Buaya sepanjang 3 meter itu ditangkap di lokasi sungai yang berjarak sekitar 150 meter dari rumah kakek korban.
“Sungai Karangan itu habitat buaya dari dulu. Namun, sejak tiga perusahaan sawit berada di sekitar desa mulai tahun 2006, banyak buaya menyerang warga. Di desa ini sudah 10 kali buaya menyerang warga. Dua warga tewas,” ujar Suryatmojo paman korban.
Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Kutai (TNK) Wilayah 1 Sangatta, Hernowo Supriyanto, menegaskan, buaya muara termasuk satwa dilindungi sehingga seharusnya tak dibunuh, kecuali mengancam keselamatan manusia.
Andry adalah korban yang kesekian yang dipastikan dimangsa buaya khususnya di desa kawasan TNK dan di luar TNK. Buaya dilaporkan juga menyerang Mala (10), warga Kabojaya, Desa Swarga Bara, Kecamatan Sangatta Utara, Kutai Timur. Lengan Mala pun terluka. April 2013, Sapia (80), warga Desa Sangkima Lama, juga diserang buaya.
Hernowo mengutarakan, sejak tahun 2013, sudah 9 ekor buaya ditangkap karena berkeliaran di desa sekitar areal TNK. Perambahan TNK membuat buaya kehilangan pakan alami. (ais)