Mimbar-Rakyat.com (Kyiv, Ukraina) – Ukraina melaporkan rentetan baru rudal Rusia dan kematian warga sipil pada Sabtu (14/1) waktu setempat, saat Inggris menjadi negara Barat pertama yang menawarkan tank berat kepada Ukraina yang telah lama mengincarnya. Sebanyak 12 orang tewas dan 64 luka-luka.
Langkah Inggris itu mendapat reaksi cepat dari Moskow, yang memperingatkan itu hanya akan “mengintensifkan” konflik. Sementara Moldova mengatakan puing-puing dari rudal Rusia terbaru telah mendarat di wilayahnya dan mengutuk serangan itu. Demikian dilaporkan Arab News yang dikutip mimbar-rakyat.com.
Ukraina juga bersikeras, Sabtu, bahwa pertempuran di Soledar terus berlanjut, sehari setelah klaim Rusia bahwa mereka telah merebut kota timur yang porak-poranda itu setelah pertempuran panjang. Kemenangan akan menjadi pencapaian yang langka bagi Moskow setelah serangkaian kemunduran militer.
Para pejabat Ukraina mengecam gelombang terbaru serangan mematikan rudal Rusia di seluruh negeri, saat negara itu merayakan Tahun Baru Lama, hari libur populer di Ukraina.
Sedikitnya 12 orang, termasuk seorang gadis berusia 15 tahun, tewas dan 64 lainnya luka-luka ketika sebuah gedung apartemen dihantam di kota timur Dnipro, kata Gubernur Dnipropetrovsk Valentyn Reznichenko melalui aplikasi perpesanan Telegram.
Tujuh anak termasuk di antara yang terluka, yang termuda berusia tiga tahun, tambahnya, mengatakan “nasib 26 orang masih belum diketahui.”
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky kemudian berkata: “Belum diketahui berapa banyak orang yang berada di bawah reruntuhan. Sayangnya, jumlah kematian bertambah setiap jam.”
Pembantu presiden Ukraina Mykhaylo Podolyak menyerukan agar Rusia dikeluarkan dari Dewan Keamanan PBB.
Inggris kirim tank
Sabtu pagi, Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak berjanji untuk menyediakan tank Challenger 2 ke Ukraina, negara Barat pertama yang memasok tank-tank berat yang diminta Kyiv.
Kedutaan Rusia di Inggris dengan cepat mengeluarkan peringatan bahwa “membawa tank ke zona konflik, jauh dari mengakhiri permusuhan, hanya akan mengintensifkan operasi tempur, menghasilkan lebih banyak korban, termasuk di antara penduduk sipil.”
Namun dalam pidato malamnya pada hari Sabtu, Zelensky berpendapat bahwa “teror” Rusia hanya dapat dihentikan di medan perang.
“Ini bisa dan harus dilakukan di tanah kita, di langit kita, di laut kita,” katanya.
Moldova, tetangga barat daya Ukraina, mengatakan pada Sabtu pihaknya telah menemukan puing-puing rudal di wilayahnya setelah serangan terbaru Rusia.
“Perang brutal Rusia melawan Ukraina secara langsung berdampak pada Moldova lagi,” cuit Presiden Maia Sandu, memposting foto reruntuhan.
“Kami sangat mengutuk serangan intensif hari ini.”
Operator fasilitas energi Ukraina Ukrenergo mengatakan sedang bekerja untuk “menghilangkan konsekuensi” dari serangan terbaru Rusia.
Di Kyiv, wartawan AFP mendengar beberapa ledakan, sementara pejabat Ukraina melaporkan serangan di sebuah fasilitas listrik.
“Ada kerusakan pada fasilitas infrastruktur, tanpa kehancuran kritis atau kebakaran,” kata pemerintah kota Kyiv.
Di wilayah Kharkiv timur laut, “musuh melancarkan serangan rudal lainnya ke infrastruktur kritis dan fasilitas industri,” kata gubernur Oleg Synegubov.
Pemadaman darurat diterapkan di “sebagian besar wilayah” Ukraina karena rentetan serangan baru, kata menteri energi Jerman Galushchenko, Sabtu.
Serangan juga dilaporkan terjadi di wilayah selatan Zaporizhzhia.
Zelensky mengatakan Ukraina telah berhasil menembak jatuh 20 dari lebih dari 30 rudal Rusia yang ditembakkan.
“Sayangnya, fasilitas infrastruktur energi juga terkena dampaknya,” tambahnya, dengan wilayah Kharkiv dan Kyiv yang paling menderita.
Masih ada ketidakpastian tentang nasib Soledar, sebuah pos penambangan garam yang diklaim telah direbut Rusia, melawan penolakan dari Ukraina.
Kedua belah pihak telah mengakui kerugian besar dalam pertempuran memperebutkan kota.
Gubernur militer Ukraina di wilayah timur Donetsk yang diperangi pada Sabtu bersikeras bahwa “Soledar dikendalikan oleh otoritas Ukraina, militer kami mengendalikannya.”
“Pertempuran berlanjut di dalam dan di luar kota,” tambahnya.
Dia menanggapi klaim kementerian pertahanan Rusia pada hari Jumat bahwa pihaknya telah “menyelesaikan pembebasan” Soledar sehari sebelumnya. Kota industri dengan populasi sebelum perang sekitar 10.000.(edy)