Mimbar-Rakyat.com (Ciampea, Bogor) – Hari Raya Idul Adha yang jatuh pada setiap 10 Dzulhijjah, salah satunya menyiratkan filosofi amat dalam tentang hubungan antaranggota keluarga, khususnya antara anak dan orangtua.
“Ikatan atau hubungan erat antara anak dan orangtua tercermin dari peristiwa penyembelihan Ismail oleh ayahnya Nabi Ibrahim AS. Ini menyiratkan ikatan keluarga yang iklas, pasrah, tulus dan tawakkal semata-mata karena Allah Taala,” kata Ustad Hadi Hidayat dalam khotbah Idul Adha 1442 H di Masjid Jami’ Arraya, Cicadas, Ciampea, Bogor, Selasa.
Di pagi hari, kata Ustad Hadi, Nabi Ibrahim menyatakan kepada Ismail bahwa Allah SWT memintanya menyembelih putera dambaan hatinya itu, sedangkan Ismail dengan pasrah meminta agar ayahnya melaksanakan perintah Allah itu.
Ia bahkan meminta agar ayahnya jangan membuat ibundanya Siti Hajar gundah, kemudian meminta agar ayahnya mengikatnya dengan kencang dan mempertajam pisau sembelihnya agar ia tidak merasa sakit.
“Momentum ini menunjukkan betapa kuatnya iman, ditandai dengan hubungan antara ayah dan anak, yang dilandasi dengan ketaatan kepada Allah Yang Maha Kuasa. Padahal Allah SWT kemudian menggantikan Ismail AS dengan domba. Pengurbanan hewan ini kita lakukan hingga saat ini, pertanda ketakwaan kepada Allah SWT,” tutur Ustad Hadi, yang khotbah dengan tema Essensi Perjalanan Spiritual Nabi Ibrahim AS .
Ustad Hadi dalam khotbahnya, mengutip banyak ayat Al Quran dan hadis, yang intinya mengimbau orangtua jaman sekarang, agar selalu memperhatikan perkembangan putera-puterinya, membimbing mereka ke arah kehidupan positip dan memberi mereka ajaran dan pengetahuan agama yang layak mereka terima.
“Walau bagaimana pun sibuknya bapak, bekerja siang atau malam meninggalkan rumah, tetapi pendidikan keagamaan anak harus diperhatikan, demi menjaga perkembangan akhlak kehidupan mereka di masa mendatang,” katanya.
Ia memberi contoh, betapa banyaknya anak-anak yang saat ini rusak akhlaknya, utamanya dikaitkan dengan narkoba, yang menghancurkan kehidupan para calon pemimpin bangsa itu.
“Makanya kita jangan lupa memperhatikan perkembangan kehidupan anak-anak kita sehari-hari. Momen Idul Adha ini salah satunya ya mengingatkan agar kita jangan lupa tentang hal penting ini,” ujar Ustad Hadi, yang berkali-kali memberi contoh dan makna simbolisasi dari penyelenggaraan pemotongan hewan kurban pada Idul Adha, apalagi di masa pandemi yang menghantam semua sendi kehidupan masyarakat saat ini.
Penyelenggaraan shalat Idul Adha di Masjid Jami’ Arraya dilakukan dengan prokes ketat, menyediakan masker dan hand sanitizer di tiap jalur masuk ke area masjid yang sedang dalam proses pembangunan itu. Kepada jamaah yang tidak memakai masker, diminta agar mengenakannya.
Usai pelaksanaan shalat Idul Adha, diimami Ustad Sihut, panitia Idul Adha melakukan penyembelihan hewan kurban sebanyak lima ekor sapi dan 33 ekor kambing / domba. (arl)