Tuesday, April 01, 2025
Home > Berita > Siapkan Diri Anda, Miliki Buku Saku Menghadapi Bencana

Siapkan Diri Anda, Miliki Buku Saku Menghadapi Bencana

Buku Saku Bancana yang dikeluarkan BNPB.

Buku Saku Bancana yang dikeluarkan BNPB.

Ribuan buku saku ini dicetak dan dibagikan. Namun  sangat kurang dibandingkan dengan 267 juta jiwa penduduk Indonesia saat ini. Keterbatasan anggaran menyebabkan BNPB tidak dapat banyak memproduksi.

Mimbar-Rakyat.com (Jakarta) – Selama tahun 2018, hingga Kamis (25/10), tercatat 1.999 kejadian bencana di Indonesia. Jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah hingga akhir 2018.

Dampak yang ditimbulkan bencana tahun ini sangat besar. Tercatat 3.548 orang meninggal dunia dan hilang, 13.112 orang luka-luka, 3,06 juta jiwa mengungsi dan terdampak bencana, 339.969 rumah rusak berat, 7.810 rumah rusak sedang, 20.608 rumah rusak ringan, dan ribuan fasilitas umum rusak.

Data tersebut dikeluarkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB,  Sutopo Purwo Nugroho, seperti dikutip dari website BNPN  https://bnpb.go.id.

Disebutkan, tahun 2018 dapat dikatakan sebagai tahun bencana. Meski jumlah kejadian bencana relatif sama dengan tahun sebelumnya, namun dampak bencana sungguh luar biasa.

Kerugian ekonomi yang ditimbulkan bencana cukup besar. Gempabumi di Lombok dan Sumbawa, di antaranya,  menimbulkan kerusakan dan kerugian Rp 17,13 trilyun. Begitu juga gempabumi dan tsunami di Sulawesi Tengah menyebabkan kerugian dan kerusakan lebih dari Rp 18,48 trilyun. Jumlah ini diperkirakan masih akan bertambah.

Sepanjang tahun 2018 terdapat beberapa bencana yang menimbulkan korban jiwa dan kerugian cukup besar, seperti banjir bandang di Lampung Tengah pada 26 Februari 2018 yang menyebabkan 7 orang meninggal dunia. Bencana longsor di Brebes, Jawa Tengah pada 22 Februari 2018 menyebabkan 11 orang meninggal dunia dan 7 orang hilang.

Kemudian banjir bandang di Mandailing Natal pada 12 Oktober 2018 menyebabkan 17 orang meninggal dunia dan 2 orang hilang. Gempabumi beruntun di Lombok dan Sumbawa  29 Juli 2018, 5 Agustus 2018, dan 19 Agustus 2018 menyebabkan 564 orang meninggal dunia dan 445.343 orang mengungsi.

Gempabumi dan tsunami di Sulawesi Tengah  28 September 2018 berakibat 2.081 orang meninggal dunia, 1.309 orang hilang, dan 206.219 orang mengungsi.

Dibanding tahun-tahun sebelumnya, jumlah korban meninggal dunia dan hilang akibat bencana pada tahun 2018 paling besar sejak 2007. Jumlah kejadian bencana, kemungkinan hampir sama dengan jumlah bencana tahun 2016 dan 2017 yaitu 2.306 kejadian bencana dan 2.391 kejadian bencana. Dampak yang ditimbulkan akibat bencana pada 2018 sangat besar.

Selama tahun 2007 hingga 2018, kejadian bencana besar yang menimbulkan korban banyak adalah pada tahun 2009, 2010 dan 2018. Pada tahun 2009 tercatat 1.245 kejadian bencana. Terjadi gempa cukup besar di Jawa Barat dan gempa di Sumatera Barat. Dampak bencana selama tahun 2009 adalah 1.767 orang meninggal dunia dan hilang, 5.160 orang luka-luka, dan 5,53 juta orang mengungsi dan terdampak bencana.

Tingkat kesiapsiagaan masyarakat dan pemda masih rendah dalam menghadapi bencana besar. Ini dibuktikan berdasarkan polling bencana,  77% menyatakan belum siap, 14% menyatakan cukup siap, dan 9% menyatakan siap.

Kesiapsiagaan menghadapi bencana, dan pengurangan risiko bencana masih perlu terus ditingkatkan. Pengurangan risiko bencana harus dimaknai sebagai investasi pembangunan nasional.

Masih banyak masyarakat belum paham ancaman bencana dan antisipasi yang dilakukan. Pendidikan bencana perlu memasukkan dalam kurikulum pendidikan sejak SD-SMA. Ini sesuai pendapat masyarakat dari polling bencana yang 97% menyatakan pendidikan bencana wajib dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan, sedangkan hanya 3% yang menyatakan tidak setuju.

Untuk membantu meningkatkan pengetahuan dan sosialisasi bencana, maka BNPB menerbitkan Buku Saku Menghadapi Bencana. Di dalam buku disampakan hal-hal yang mendasar yang perlu diketahui masyarakat, baik ancaman bencana maupun tips-tips menghadapi bencana.

Ribuan buku saku ini dicetak dan dibagikan. Namun sangat kurang dibandingkan dengan 267 juta jiwa penduduk Indonesia saat ini. Keterbatasan anggaran menyebabkan BNPB tidak dapat banyak memproduksi. Oleh karena itu, jika ada dunia usaha, BUMN, NGO, organisasi masyarakat dan lainnya yang ingin mencetak dan membagikan kepada masyarakat luas, BNPB tentu menyambutnya.

Bencana adalah keniscayaan. Pasti terjadi di Indonesia karena Indonesia rawan bencana. Yang penting apakah kita sudah  siap menghadapi bencana itu. Kesiapsiagaan dan mitigasi adalah hal yang penting. Milikilah Buku Saku Menghadapi Bencana.***(edy)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hallo kawan, silahkan klik tombol Like / Follow untuk mendapatkan berita dan tulisan terbaru