Mimbar-Rakyat.com (Kuningan) – Pasca banyaknya keluhan dari masyarakat, Komisi III DPRD Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, akhirnya melakukan monitoring langsung ke areal proyek revitalisasi Taman Kota, Kuningan, Selasa (26/1/2021).
Saat sidak, para Aleg ini, menemukan berbagai kerusakan di beberapa titik, seperti aspal jalan yang bisa dicongkel dengan tangan kosong, keramik trotoar, kabel listrik yang terurai tanpa ada pengaman, lampu taman yang bocor, drainase, dan masih banyak lagi.
“Ini belum diresmikan, tapi sudah terjadi kerusakan-kerusakan. Tolong semua pihak dari Pak Bupati atau Dinas PUTR harus terlibat, harus ditangani serius tidak boleh main-main,” ujar Ketua Komisi III DPRD Kuningan, Dede Sudrajat.
Menurutnya dalam proses pembangunan itu, harus diutamakan keamanan dan kenyamanan, karena yang sedang dibangun adalah fasilitas publik. “Apalagi proyek revitalisasi tahap I, ini menghabiskan anggaran yang besar yaitu mencapai Rp 14 miliar dari Pemprov Jabar,” tegasnya.
Apalagi nanti, kata Dede, pada tahap selanjutnya dengan anggaran pemprov akan ditambah sebesar Rp. 9 Miliar. “Bahkan nanti akan ditambah sekitar Rp 9 miliar lagi untuk tahap lanjutan. Kalau untuk penataan Masjid Syiarul Islam ini beda, itu dari APBD Kuningan sekitar Rp500 juta,” jelasnya.
Jangan sampai, lanjutnya, pembangunan hanya fokus untuk penataan kawasan Tamkot Kuningan. Sementara pembangunan Setda Pemkab Kuningan sudah bertahun-tahun tidak kunjung selesai.
Anggota legislatif lainnya, H Momon Suherman, menambahkan setelah melihat kondisi jalan tersebut mengaku sangat menyayangkan. Ia menyoroti pengawasan terhadap proses pekerjaan yang dilaksanakan.
“Ini lemah pengawasannya, nanti kita panggil siapa yang mengawasi pekerjaan ini, dan untuk pengembang jangan mengandalkan karena adanya pemeliharaan, lantas tidak memperhatikan kualitas pekerjaan,”ujarnya.
Sebab, menurutnya, anggaran pemeliharaan itu hanya digunakan apabila ada hal-hal yang di luar prediksi seperti bencana dan sebagainya. “Pengembang harus mengutamakan kualitas di awal pekerjaannya,”ketusnya.

Kabid Cipta Karya Dinas PUTR Kuningan, Asep Abdul Mukti menuturkan, pekerjaan-pekerjaan yang belum maksimal memang masih dalam tahap pemeliharaan. Terlebih sekarang saja masih ada aktivitas pekerjaan di kawasan Tamkot Kuningan.
“Kita sekarang masih tahap pemeliharaan, sekarang kalau dilihat kan ada pekerja-pekerja yang masih memperbaiki pekerjaan yang belum maksimal. Jadi untuk pihak ketiga masih bertanggungjawab, kita masih dalam masa pemeliharaan selama enam bulan,” bebernya.
Dia menyebut, pada tahap pertama revitalisasi menghabiskan anggaran dari Pemprov Jabar sebanyak Rp 14,3 miliar. Sedangkan tahap lanjutan anggaran yang dipersiapkan hanya sekitar Rp 10 miliar dari Pemprov Jabar.
“Kita untuk tahap lanjutan ke sebelah selatan, kegiatan pertama untuk pembangunan food court, taman bermain anak dan parkir. Kemudian untuk penataan Masjid Syiarul Islam,” imbuhnya.
Minta maaf
Sementara itu, seorang pengembang revitalisasi Tamkot Kuningan, Mukhtar Luis meminta maaf apabila dalam pengerjaan project tersebut banyak kerusakan.
“Saya minta maaf jika dalam pengerjaan ini banyak kerusakan, karena waktu pengerjaan yang diberikan hanya tiga bulan. Bahkan pengerjaan dilakukan siang dan malam agar mencapai batas waktu yang ditentukan,” ujarnya.
Menurutnya dalam tenggang waktu yang singkat ia telah bekerja keras siang dan malam, dengan banyaknya pekerja hingga 200 orang.
“Kalau dikasih waktu enam bulan ini bisa beres Pak. Saya gila-gilaan ini Pak. Saya malu sama Pak Bupati, saya kerja siang-malam dengan pekerja 200 orang tiap hari. Barangkali ada kekurangan dari dewan, saya mohon maaf waktu saya ya tiga bulan, setengah bulan untuk pembongkaran dan 2,5 bulan untuk pengerjaan,” klaimnya. (dien / arl)