MIMBAR-RAKYAT.Com (Kuala Lumpur) – Perbincangan terkait pembunuhan Kim Jong-nam, saudara pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, di Bandara Internasional Kuala Lumpur, Malaysia, masih ramai. Pasalnya, salah seorang yang diduga terlibat dalam pembunuhan itu seorang perempuan asal Indonesia, Siti Aisyah, 25.
Banyak yang penasaran dengan sosok Aisyah, perempuan asal Serang, Banten tersebut yang pernah tinggal bersama mertuanya, Liang Kiong, 59, di Gang Kacang RT 05 RW 03 Kelurahan Angke, Tambora, Jakarta Barat. Cukup sulit menemukan rumah di gang sempit tersebut.
Namun, berdasarkan keterangan Ketua Ketua RT 05, Simik, saat ini Akiong sudah pindah ke rumah barunya di Jalan Samarasa I No 3 RT 07 RW 05, Kelurahan Angke, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat. “Dia (Aisyah) di sini bikin KTP DKI tahun 2009. Mertuanya sudah pindah ke rumah yang baru,” katanya.
Setelah wartawan mendatangi rumah Akiong yang baru, tampak rumah itu berlantai empat dengan warga gerbang merah marun. Saat ditemui di dalam rumah itu, Akiong pun menceritakan sosok Siti Aisyah. Menurut dia, Siti Aisyah awalnya datang ke rumah lamanya bersama saudaranya untuk melamar kerja.
“Awalnya saudaranya datang, bawa dia. Sebelumnya dia juga kerja konveksi. Ngobrol-ngobrol akhirnya dia diterima kerja di sini. Sudah kerja disini, dia jatuh cinta sama anak saya,” ujar Akiong saat ditemui.
Setelah beberapa bulan pacaran dengan anak Akiong yang bernama Gunawan Hasyim alias Su Ajun, 32, Aisyah pun menikah. Ia kembali bekerja sebagai karyawan usaha konveksi yang dijalankan Akiong.
Menurut Akiong, dia menerima Aisyah sebagai menantunya lantaran Aisyah sosok yang baik dan menghormati orangtua. “Justru baik dia, agama beda bahasa beda, jawa-sunda. Tapi kan mereka cinta, hormat juga sama orangtua. Mengurus orangtua juga baik, menghargai orangtua,” ucapnya.
Setahun sampai dua tahun bekerja, keduanya pun pergi merantau ke Malaysia dan dianugerahi seorang putra. Namun, sayang keduanya tak sanggup mempertahankan mahligai rumah tangga. Pasalnya, kata Akiong, Aisyah mengatakan bahwa anaknya tersebut tidak bisa menjadi sosok kepala keluarga.
Akiong pun menunjukkan surat cerai bermateri yang ditandangani Siti Aisyah dan Gunawan pada 2012. Tidak hanya itu, surat tersebut juga ditandangani oleh Akiong dan juga orangtua Aisyah yang bernama Benah.
“Sudah itu, sudah cerai tiga tahun, nggak pernah nongol (Aisyah), sedangkan anaknya sama saya,” kata Akiong. Namun, Akiong enggan menceritakan lebih jauh tentang anak Aisyah tersebut.
Setelah cerai, lanjut Akiong, Aisyah langsung pulang ke kampung halamannya. Sementara, Gunawan menikah lagi dan tinggal di Dumai, Riau.
Menurut Akiong, Aisyah sempat mengunjungi anaknya sebelum Aisyah pergi merantau ke Batam lagi. Namun, kedatangannya hanya sebentar dan berangkat lagi. “Dia juga pernah jengukin, anaknya sebelum pergi. Dia kan kerja di Batam katanya, datang ke sini saat mau berangkat ke sana. Nginep semalam besok paginya berangkat,” jelas Akiong.
Jika pulang ke Indonesia, Aisyah juga sering mengunjungi anaknya dan suatu waktu Aisyah pernah mencoba untuk membawa putranya. Namun, Akiong tidak memperkenankan. “Kan coba susunya berapa buat anaknya dalam seminggu, bukan saya merendahkan, tapi biayanya kan besar,” ujarnya.
Setelah kasus pembunuhan Kim Jong-nam, menurut Akiong, rumahnya banyak didatangi orang, baik dari polisi maupun pemerintah. Keluarga Akiong pun merasa kelelahan menyambut orang-orang yang datang kerumahnya tersebut. Sementara, ibu Aisyah yang bernama Benah enggan memberitahukan lebih jauh tentang sosok Aisyah. (joh)