MIMBAR-RAKYAT.Com (Purwakarta) – Sopir dan kenek bus maut yang menerjang sejumlah kendaraan di depannya di turunan Jembatan Sasak Beusi, akhirnya menyerahkan diri.
Sopir dan kenek Bus Primajasa, Rusmana, 41 dan Asep Sobarna, 32, diketahui pasca tabrakan menewaskan tiga pengendara sepeda motor menghilang diduga melarikan n diri pada Senin (13/3).
Dihadapan penyidik Unit Laka Lantas Polres Purwakarta, kedua awak bus jurusan Garut-Bekasi menolak dibilang kabur. “Kami cuma menyelamatkan diri khawatir oleh massa,” ujar Rusmana dan Asep bersahutan, Selasa (14/3).
Kata Rusmana, sebagai bentuk pertanggungjawaban maka ia dan kernet mendatangi Mapolres Purwakarta. “Kalau kabur, enggak mungkin nongol ke sini atuh,” ujarnya.
Kanit Laka Polres Purwakarta Iptu Samosir menyebutkan, kedua awak buat bersikap kooperatif dengan gentle menyerahkan diri. “Kepada kami, mereka bilang menghilang untuk menyelamatkan diri,” ungkapnya.
Kepadanya juga, sopir mengaku bahwa tabrakan itu murni karena rem tak berfungsi dengan baik. “Awak bus bilang rem blong,” ujarnya.
Kepada penyidik, sopir menyebutkan telah menempuh upaya peringatan saat busnya bermasalah pada fungsi rem dengan menbunyikan klakson berharap kendaraan yang berada didepan menepi.
“Alasan sopir menerobos jalur berlawanan karena dijalurnya (searah) padat kendaraan. Maka dibuang ke kanan masuk jalur berlawanan hingga menubruk sejumlah kendaraan didepannya,” ujarnya.
Kenek bus Asep menambahkan, telah mencoba menghentikan laju bus dengan mengganjal ban pakai kayu. “Saya loncat keluar bus mengganjal ban pakai kayu tapi tak berhasil. Bus terus nyelonong turun kebawah,” jelasnya.
Kedua awak bus dijerat Pasal 359 KUHP tentang kelalaian dengan ancaman hukum satu tahun penjara.
Diduga rem blong, Bus Primajasa itu menabrak dua kendaraan angkot dan pribadi serta empat sepeda motor mengakibatkan tiga orang tewas dan tiga lainnya luka luka.
Ketiga korban tewas yakni Eliyatur Tampubolon, 43, warga Kp Selaeurih rt14/05 Jatiluhur, Eki Rustandi, 27 warga Kp cidadapan, Anjun, Kec Plered, dan Abdul Arip Rahman, 42 warga Kp Cipami rt 13/02, Citeko, Plered.
Pasca tabrakan maut, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi melarang kendaraan besar, bus dan truk melintasi jalan perkotaan wilayahnya.
“Berlaku mulai hari ini,” tegas Dedi, saat meninjau tabrakan maut di jembatan Sasak Beusi, Kel Sindang Kasih.
Menurutnya, larangan ini bertujuan mengurangi volume kemacetan dan tingkat kecelakaan yang terjadi di wilayah tersebut.
“Setiap harinya saya akan pantau jalur ini. Saya minta Dishub berpatroli memantau jalur perkotaan ini. Mulai besok, jalur ini harus steril kendaraan besar,” tegasnya.
Bupati menyebutkan, bus maupun truk hanya bisa mengakses wilayah Purwakarta sampai daerah Sadang.
Dari sana, kendaraan tersebut diarahkan untuk memasuki Gerbang Tol Sadang. Begitupun sebaliknya untuk yang datang dari jalan arteri Bandung menuju Purwakarta, masuk GT Jatiluhur keluar GT Sadang.
“Kecuali untuk bus karyawan dan truk pengangkut bahan baku industri dan sembako, masih diperbolehkan,” pungkasnya. (joh)