Thursday, December 12, 2024
Home > Berita > Syeikh Ali Jaber Terisak ucapkan rasa duka atas kematian laskar FPI

Syeikh Ali Jaber Terisak ucapkan rasa duka atas kematian laskar FPI

Syeikh Ali Jaber.

Mimbar-Rakyat.com (Jakarta) – Syeikh Ali Jaber ikut merasakan dukacita mendalam atas tertembak hingga wafatnya enam Laskar FPI (Front Pembela Islam) pengawal Habib Rizieq Shihab, Senin (7/12/2020).

Ulama yang dikenal santun ini tidak bisa menahan air matanya saat mengucapkan rasa belasungkawa kepada keluarga besar FPI.

“Innalillahi wa inna ilaihi roji’uun.  Saya menyampaikan rasa dukacita mendalam kepada keluarga besar FPI khususnya kepada guru tercinta Al Habib Muhammad Rizieq Shihab,” katanya dalam kanal YouTube pada akun pribadinya.

“Lebih khusus lagi kepada keluarga saudara-saudara kami yang ditembak mati,” kata Sheik Ali Jaber.

Ulama yang getol berjuang menghasilkan sejuta hafiz Al-Qur’an di Indonesia ini mendoakan, semoga laskar FPI yang tertembak mati tersebut diterima di sisi Allah SWT sebagai syuhada.

Ia juga berharap mudah-mudahan dengan kejadian musibah ini semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT dan selalu berdoa.

“Ya Allah sempurnakan pahala bagi kami terhadap musibah ini dan ganti yang lebih baik,” ucapnya, seperti dilansir jpnn.com.

Mereka yang wafat tertembak polisi adalah Faiz Ahmad Syukur (22), Andi Oktiawan (33), Muhammad Reza  (20),  Muhammad Suci Khadavi (21), Ahmad Sofiyan (26), dan Lutfi Hakim (25).

Kontroversi

Selama tiga hari kasus penembakan enam orang laskar FPI bergulir, kontroversi dan kontradiksi masih terus melingkupinya.

Pihak kepolisian maupun FPI masing-masing terus menyampaikan pernyataan, klaim dan bantahan. Dukungan atau kecaman kepada aparat yang menghabisi nyawa enam laskar FPI juga tetap bermunculan dari berbagai pihak, lapor tempo.co.

Sejumlah perkembangan informasi dikumpulkan tempo.co terkait perkara   penembakan anggota FPI itu baik dari Kepolisian maupun FPI. Berikut adalah daftarnya.

  1. Kasus diambilalih oleh Mabes Polri

Kepolisian Daerah Metro Jaya melimpahkan perkara ini kepada Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia per Selasa, 8 Desember 2020. Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Yusri Yunus meyebut alasan pelimpahan berkaitan dengan locus delicti (tempat kejadian perkara).

Menurut dia, peristiwa penyerangan oleh anggota FPI terhadap polisi yang berujung pada penembakan berada di wilayah hukum Polda Jawa Barat, tepatnya di Karawang.  Karena itu, penyidikan dilanjutkan oleh Mabes Polri.

  1. Propam Usut Anggota Penembak Laskar FPI.

Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Mabes Polri membentuk tim khusus untuk menyelidiki apakah insiden penembakan enam laskar FPI sesuai prosedur. Tim yang beranggotakan 30 orang ini dipimpin oleh Brigadir Jenderal Hendra Kurniawan, selaku Karopaminal Divpropam Polri.

“Tim Propam ini nantinya akan memastikan apakah tindakan anggota Polda Metro Jaya sudah sesuai dengan aturan,” kata Kepala Divisi Propam Polri Inspektur Jenderal Ferdy Sambo, Rabu, 9 Desember 2020.

  1. Mayoritas jenazah dimakamkan di Megamendung. Sebanyak lima anggota laskar FPI yang tewas ditembak dimakamkan di Pondok Pesantren Argokultural Markaz Syariah FPI, Megamendung, Bogor, Jawa Barat. Mereka adalah Andi Oktiawan 33, tahun, Faiz Ahmad Syukur (22), Ahmad Sofiyan alias Ambon (26), Muhammad Suci Khadavi (21) dan Lutfi Hakim (25). Pemakaman para jenazah tersebut dihadiri langsung oleh Imam Besar FPI Rizieq Shihab.
  2. Sementara jenazah Muhammad Reza (20) dimakamkan di tempat lain atas permintaan dari keluarganya. Sebelum dimakamkan, keenam jenazah menjalani autopsi di Rumah Sakit Polri Kramatjati, Jakarta Timur lebih kurang 30 jam.
  1. Saksi beri keterangan berbeda dari FPI dan Kepolisian

Dua saksi mata yang ditemui Tempo memberi keterangan berbeda dari polisi maupun FPI. Memberikan keterangan secara terpisah, mereka mengaku melihat sebuah minibus berhenti di pintu keluar rest area Kilometer 50, tol Jakarta-Cikampek selepas tengah malam, Senin lalu.

Saksi X melihat ban mobil tersebut kempis. Kemudian, polisi disebut langsung mengepung mereka. Dia melihat sejumlah laki-laki keluar dari minibus tersebut.

“Saya berani bersumpah mereka masih hidup saat itu,” ujar saksi X seperti dikutip dalam Koran Tempo edisi 9 Desember 2020. Ia juga menyaksikan polisi mengeluarkan senjata tajam dari mobil. “Semacam parang.”

Sementara saksi Y, mengatakan bahwa seorang tukang parkir sempat mencoba mendekati sumber keributan di area tersebut pada malam itu. Namun upayanya langsung dihalau oleh seseorang yang mengenakan pakain bebas.

“Jangan ikut campur, biarin itu polisi lagi tanganin teroris,” kata dia menirukan suara tukang parkir. “Gak lama setelah rame-rame, terdengar tembakan,” kata saksi Y.

Menurut versi Polda Metro Jaya, enam laskar FPI tewas dalam upaya polisi membela diri dari serangan senjata tajam dan senjata api. Lokasinya berada di Kilometer 50. Sebelum kejadian, mobil laskar dan polisi saling pepet di tol Jakarta-Cikampek sekitar Kilometer 47.

Sementara versi Sekretaris Umum FPI, Munarman, para laskar diculik dan dieksekusi. Laskar yang berada dalam mobil Chevrolet Spin itu disebut diadang polisi di antara pintu keluar tol Karawang Timur dan pintu masuk tol Karawang Barat. Laskar juga diklaim tak bersenjata.

  1. Diduga ditembak di jantung

Ketua Umum FPI, Ahmad Shobri Lubis mengatakan terdapat lebih dari satu lubang bekas peluru di tubuh enam laskar yang tewas ditembak oleh polisi. Ia juga menduga para laskar ditembak dari jarak dekat, berdasarkan keterangan ahli yang memandikan jenazah. Namun, Shobri tidak menjelaskan siapa ahli yang dimaksud.

“Tembakan terhadap para syuhada tersebut memiliki kesamaan sasaran, yaitu semua tembakan mengarah ke jantung para syuhada,” kata Ahmad Shobri dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 9 Desember 2020.  (arl)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hallo kawan, silahkan klik tombol Like / Follow untuk mendapatkan berita dan tulisan terbaru