MIMBAR-RAKYAT,com (Jakarta) “Tak Boleh Kalah Tak Boleh Menyerah”, Habibie segera meluncurkan pesawar R-80 sebagai ganti dari pesawat N-250 yang diamputasi IMF , demikian dikatakan dalam acara peluncuran bukunya 1/3/2014. .
Mantan Presiden BJ Habibie mengungkapkan, pesawat buatan perusahaannya bakal selesai pada 2016. Pesawat buatan asli Indonesia itu, bernama R-80. Pesawat ini dibuat oleh PT Regio Aviasi Industri miliknya.
Pesawat ini dibuat oleh 15 tenaga ahli bidang pesawat terbang. Mereka kini tengah mendesain pesawat R-80 itu. Para tenaga ahli tersebut, menurut dia, berasal dari PT Dirgantara Indonesia yang telah berpengalaman lebih dari 20 tahun. Ada juga yang pernah bekerja untuk perusahaan Boeing dan Airbus.
Peluncuran buku tersebut dilakukan di Gedung Bank Indonesia, Thamrin, Jakarta. Dalam sambutannya, BJ Habibie menyebutkan bahwa buku berjudul Tak Boleh Lelah dan Kalah mengacu pada pengalaman hidupnya.
Salah satunya adalah curahan hati saat PT Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) yang selanjutnya berganti nama menjadi PT Dirgantara Indonesia (PTDI) harus ditutup pada 2002. Meski begitu, BJ Habibie menekankan bahwa dirinya akan melanjutkan keberlangsungan PTDI, yang telah mendapatkan momen kebangkitan pada awal 2012 lalu.
Kelebihan R-80
Pesawat R-80 ini memiliki makna R dari kata Regional dan 80 adalah jumlah penumpang pesawat tersebut. Kelebihan pesawat dengan teknologi anyar ini adalah memiliki baling-baling yang dapat menentukan antara angin dingin dan angin panas yang berasal dari engine .
Campuran angin dingin dan angin panas itu disebut bypass ratio. Semakin tinggi bypass ratio yang dimiliki, energi bahan bakar yang digunakan semakin irit.
“Airbus atau Boeing punya bypass ratio 12, semakin sedikit bypass ratio, maka makin sedikit tingkat efisiensi bahan bakarnya. R-80 memiliki bypass ratio 40, sasarannya kurang lebih 30 persen konsumsi bahan bakarnya lebih irit, lebih efisien,” ujar Habibie.
Indonesia pernah menikmati kejayaan sebagai salah satu produsen pesawat terbang dengan lahirnya N-250 yang merupakan pesawat regional komuter turboprop rancangan asli IPTN.
Di tangan Bacharuddin Jusuf Habibie, Indonesia dapat dianggap telah sejajar dengan negara-negara pembuat pesawat terbang yang terlebih dahulu memproduksi pesawat terbang, baik untuk tujuan komersil maupun militer.
Mantan Presiden RI, Bacharuddin Jusuf Habibie ini pun mempunya ambisi untuk mengembalikan kejayaan Indonesia tersebut. Bahkan upayanya telah dimulai dengan mendirikan perusahaan dirgantara, PT Ragio Aviasi Industri (PT RAI). Perusahaan ini akan mengembangkan kembali rancangan pesawat N-250 yang pernah dikembangkan pada tahun 1995.
“Perusahaan Ragio Aviasi Industri dan semua data tentang pesawat N-250 juga masih kita punyai,” kata Habibie.”Sudah ada yang pesan,” kata BJ Habibie sambil menyebut sebanyak seratus unit. (Ais)