MIMBAR-RAKYAT.Com (Indramayu) – Gara-gara terlalu fokus pada pembangunan pertanian, khususnya tanaman pangan atau beras, Pemkab Indramayu dinilai telat mengantisipasi tingginya peluang investasi di bidang penanaman modal dalam negeri maupun penanaman modal asing, terkait pembangunan Jalan Tol Cipali yang melintasi wilayah Kabupaten Indramayu.
Sekda Pemkab Indramayu, Ahmad Bahtiar, kemarin menerangkan, dibalik surplus atau kelebihan produksi beras, Kabupaten Indramayu pun sebenarnya telah menyediakan lahan untuk industri seluas 1.000 hektar.
Namun dalam perkembangannya, dengan adanya Jalan Tol Cipali yang terhubung dengan Jalan Tol Cikampek yang melintasi wilayah Selatan Indramayu itu memudahkan akses lalulintas manusia, barang dan jasa.
Khususnya ke wilayah Jabodetabek serta dibarengi dengan semakin padat dan sempitnya lahan untuk Kawasan Industri di wilayah Jabodetabek Purwakarta dan Karawang.
“Oleh karena itu banyak pelaku-pelaku industri yang berencana mengembangkan kegiatan usahanya dan bahkan berniat memindahkan pabriknya ke Indramayu, khususnya di sepanjang Jalan Tol Cipali dan Jalan Utama Pantura,” ujarnya.
Banyaknya peluang investasi tersebut, katanya dampak positifnya diharapkan dapat menyerap tenaga kerja warga Indramayu lebih banyak lagi. Disamping menggerakkan roda perekonomian masyarakat.
“Namun diakui peluang investasi itu belum semuanya dapat ditangkap, karena terkendala pada ketentuan yang ada dalam Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Indramayu Nomor 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Indramayu 2011-2031.
Pemkab Indramayu bersama-sama DPRD tengah memproses pembahasan perubahan isi perda tersebut. Khususnya penambahan alokasi lahan untuk Kawasan Industri yang direncanakan ditambah menjadi 60.000 hektar serta penambahan Zona Kawasan Industri. (joh)