PARTAI Demokrat diprediksi terpuruk pada Pemilu 2014. Itulah hasil survei yang dilakukan lembaga survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) pimpinan Denny JA, seperti diumumkan Minggu (2/2), di Jakarta.
Berdasarkan temuan LSI, merosotnya elektabilitas Demokrat adalah karena ketidakmampuan partai dan ketuanya, SBY, mengelola dukungan dari pemilihnya pada dua pemilu sebelumnya, 2004 dan 2009. Selain karena banyaknya kasus korupsi yang melibatkan kadernya.
Nasib Demokrat diperhitungkan berbeda dengan Golkar dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang diperkirakan akan bersaing ketat untuk menjadi pemenang dalam Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif 2014, April nanti.
Peneliti LSI, Adjie Alfaraby, dalam jumpa pers survei dengan tema “2014: Pemerintahan Golkar atau Pemerintahan PDIP” di kantor LSI, Rawamangun, Jaktim, menyatakan bahwa pada tahun 2014 ada 2 partai besar bertarung sengit, yakni Golkar dan PDIP. Berdasarkan hasil survei LSI, Januari 2014, elektabilitas Golkar mencapai 18,3 persen dan PDIP 18,2 persen.
Hasil survei memang tidak berbanding lurus dengan Pemilu 2014, namun sebagai lembaga survei berpengalaman, LSI setidaknya memiliki data atau masukan yang valid. Meski begitu berbagai kemungkinan bisa saja terjadi, karena berdasarkan pengalaman, pemilik suara di Nusantara ini sulit ditebak.
Menurut hasil survei, upaya menggelar konvensi sebagai ajang menjaring capres ternyata tidak mampu mendongkrak elektabilitas Demokrat. Elektabilitas 11 orang bakal calon presiden yang bersaing dalam konvensi itu hanya memperoleh kurang dari 5 persen.
Hasil survei LSI yang dilaksanakan 6 hingga 16 Januari 2014 dengan melibatkan 1.200 responden, mewakili 33 provinsi, mengisyaratkan Demokrat yang sudah berkuasa selama 10 tahun akan tumbang karena elektabilitasnya merosot terus. Demokrat yang pada Pemilu 2014 mengukir elektabilitas mencapai 45 persen sekarang hanya 4,7 persen.
Peringatan keras bagi Demokrat. LSI menyebutkan Pemilu 2014 diprediksi akan ditandai satu momen penting, berakhirnya rezim Demokrat. Meski begitu bukan hanya Demokrat yang bisa mengalami kemerosotan, tetapi parpol lainnya, termasuk Golkar dan PDIP yang diunggulkan juga harus kerja keras.
Partai Golkar berdasarkan survei LSI memiliki elektabilitas terbaik 18,3%, bersaing dengan PDIP 18,2%, tetap harus berjuang. Jika tidak, bisa saja Gerindra yang berada di posisi ke-3 (8,7%), serta partai-partai lain, termasuk Demokrat (di posisi ke-4/dengan 4,7%), Hanura (5/4,0) dan parpol lainnya akan menggerus posisi mereka. Kepercayaan para pemilik suara harus selalu dijaga.
Ingat, proses yang sedang berjalan di Komisi Pemberantasan Korupsi, berkaitan dengan diperiksanya sejumlah anggota DPR asal sejumlah partai berhubungan dengan kasus korupsi, bisa menjadi pemicu ambruknya sebuah partai. Apalagi bukti keterlibatan para elite partai tersebut mencuat mendekati Pemilu yang akan dilaksanakan Arpil 2014.***