MIMBAR-RAKYAT.Com (Rusia) – Tim Mesir terpaksa angkat koper alias pulang kampung, sementara ribuan suporter tim tuan rumah Rusia tumpah ruah ke jalan-jalan utama di sejumlah kota merayakan tim berjuluk Sbornaya itu lolos ke babak 16 besar Piala Dunia 2018.
Mesir kalah 1-3 pada laga kedua fase Grup A, Rabu (20/6) dinihari WIB. Ini merupakan pertama kalinya Rusia lolos ke fase berikutnya dalam sejarah Piala Dunia sejak pecahnya Uni Soviet.
Sebuah stasiun televisi negara Rusia bahkan menyiarkan siaran langsung para suporter yang langsung turun ke jalan di sekitar Stadion Saint Petersbutg, usai laga kontra Mesir yang berakhir dengan skor 3-1.
Sambil menyanyikan “Rusia” dengan penuh kegembiraan, mengibar-ngibarkan bendera hingga ke sudut-sudut kota St Petersburg.
“Pertandingan betul-betul gila, pemain Mesir Mohamed Salah tidak bisa berbuat apa-apa,” kata Alexander, 36, yang bersama istri di St Petersburg.
Selain di kota St Petersburg, suporter juga tumpah di pusat kota Moskow usai menyaksikan laga lewat sebuah layar besar di jantung kota Moskow.
Para suporter langsung berkeliling, dan bernyanyi sambil membentangkan bendera Putih, Biru, Merah tersebut, usai laga.
“Ini pertama kalinya saya datang menyaksikan pertandingan sepakbola dan saya suka suasananya, tapi para pemain kami benar-benar menunjukkan bagaimana permainan seharusnya dimainkan,” timpal Andrei yang membalutkan tubuhkan dengan bendera Rusia.
Sejumlah suporter juga mengatakan bahwa mereka ingin menunjukkan kepada para pendukung lainnya bahwa Rusia adalah negara yang ramah, meskipun hubungan dengan Barat kurang harmonis pasca pecahnya Uni Soviet.
“Di Barat mereka berusaha melukiskan seolah-olah segalanya buruk di sini, tapi kami lalu menunjukkan pada mereka bahwa itu salah, dan orang-orang asing datang dan mereka menyukainya di sini, dan itu luar biasa,” kata Zaikev.
Sejak Uni Soviet pecah, Rusia belum pernah lolos ke fase gugur dari tiga kali keikutsertaan mereka di Piala Dunia (1994, 2002, dan 2014). Mereka selalu kandas di babak penyisihan grup dengan menempati urutan ketiga.
Tahun ini mereka membuat sejarah dengan melepas nama besar Uni Soviet untuk melenggang ke babak 16 besar setelah memetik kemenangan beruntun di dua laga pembuka.
Meski masih menyisahkan satu laga tersisa melawan Uruguay, Sabtu (25/6) pukul 21:00 WIB, tim dari negeri Beruang Merah itu, tetap tidak akan lengser dari posisi dua teratas Grup A setelah mengoleksi enam poin dan unggul head to head atas Arab Saudi dan Mesir.
Uniknya, Rusia lolos ke babak 16 besar Piala Dunia sebagai kontestan dengan peringkat FIFA terendah dalam ajang bola sejagad tahun ini.
Performa gemilang Rusia yang merebut enam angka dari dua laga tak lepas dari penampilan memikat Denus Dmurriyevich Cheryshev. Pemain 27 tahun ini sejatinya hanya menjadi bayang-bayang alias menjadi pemain nomer dua.
Cheryshev menjadi aktor kemenangan ketika Rusia mengalahkan Mesir dengan 3-1 dalam laga kedua babak penyisihan Grup A di Saint-Petersburg Stadium, Rabu dinihari WIB. Dalam pertandingan itu, dia mencetak satu gol. Uniknya, gol itu diciptakan dari satu tembakan on target.
Dia juga menjadi man of the match ketika melawan Arab Saudi di laga pembuka. Dia mencetak dua gol saat Beruang Merah menghancurkan lawannya dengan 5-0.
Sementara wakil Afrika, Mesir terpaksa harus pulang kampung, karena sudah dua kali kalah. Pertama kalah 0-1 dari Uruguay lewat titik penalti. Terlihat Salah dkk begitu sedih. Meski masih akan main lagi lawan Arab Saudi, namun sudah tidak berpengaruh lagi.
SENEGAL TAKLUKKAN Polandia 2-1
Tim ‘Singa dari Teranga’ Senegal berhasil membuat kejutan dengan menaklukkan Polandia 2-1 pada laga babak penyishan Grup H di Otkrytiye Arena, Selasa (19/6) malam WIB. Tampil sebagai tim unggulan, Polandia dipaksa harus mengakui keunggulan Senegal yang bermaterikan pemain muda.
Aksi jual beli-serangan sudah mewarnai duel kedua tim sejak awal-awal laga. Namun tidak satupun gol yang tercipta sampai akhirnya Senegal berhasil menjebol gawang Polandia, lewat aksi bunuh diri Thiago Cionek pada menit ke-37.
Tembakan Idrissa Gana Gueye sempat mengenai Cionek yang meluncur ke pojok gawang tanpa bisa diantisipasi Wojciech Szczesny. Cionek pun menjadi pemain Polandia pertama yang melakukan aksi bunuh diri di Piala Dunia. Sejak saat itu tidak ada gol yang tercipta sehingga skor 1-0 untuk keinggulan Senegal bertahan hingga turun minum.
Di babak kedua, Polandia yang merasa terancam langsung berinisiatif menyerang. Situasi itu membuat Si Singa mulai kewalahan. Namun blunder yang dilakukan Jan Bednarek, justru menambah keunggulan Senegal, berkat gol Mbaye Niang di menit ke-60.
Bednarek yang sebenarnya berusaha membuang bola justru membuat si kulit bundar meluncur ke pertahanan sendiri. Niang yang masuk ke lapangan setelah sempat keluar sejenak dan tidak berada dalam posisi offside langsung memanfaatkan situasi itu untuk menceploskan bola setelah sempat mebgecoh Szczesny.
Unggul dua gol membuat Senegal kian berada di atas angin dan mulai mengendurkan serangan demi bermain aman. Namun usaha mereka justru berhasil dimaksimalkan Polandia untuk memecah kita buntuan lewat gol Grzegorz Krychowiak dimenit 84 usai memanfaatkan umpan Piotr Zielinski.
Sayang, gol tersebut belum cukup bagi Polandia untuk menghindari kekalahan lantaran tidak ada gol yang tercipta hingga laga bubaran. Senegal pun memimpin Grup H bersama Jepang dengan tiga angka.
Sedangkan Polandia harus puas menempati urutan dua terbawah tanpa angka, bersama Kolombia yang juga kalah 1-2 dari Jepang pada laga sebelumnya. Dengan demikian, laga selanjutnya di Grup H dipastikan semakin sengit. Pasalnya, laga lanjutan yang akan digelar akhir pekan ini, mempertemukan Senegal dengan Jepang dan Kolombia kontra Polandia.
JEPANG BIKIN ASIA BANGGA
Gol Yuya Osako pada menit 73 memastikan Jepang mengalahkan Kolombia dengan skor 2-1 di Mordovia Arena, Selasa (19/6) malam WIB. Jepang menjadi negara Asia kedua setelah Iran yang meraih kemenangan pada laga pertama Piala Dunia 2018 di Rusia.
Bagi Jepang, ini juga sejarah bagi mereka. Untuk pertama kali mampu mengalahkan Kolombia. Sebelumnya dari tiga laga, mereka kalah dua kali dan sekali seri. Ini juga balas dendam atas kekalahan 1-4 di fase grup Piala Dunia 2014 silam.
Laga baru berjalan tiga menit saat wasit Damir Skomina menghukum Kolombia dengan penalti. Hukuman itu dijatuhkan karena Carlos Sánchez menghalau tendangan Shinji Kagawa dengan tangannya. Sanchez menerima kartu merah akibat ulahnya itu.
Kawaga yang menjadi eksekutor penalti berhasil membawa Jepang unggul 1-0 pada menit keenam. Dia menempatkan bola di tengah gawang. Sementara kiper David Ospina bergerak ke arah kanan.
Kehilangan satu pemain membuat Kolombia menguba kerangka permainannya menjadi 4-4-1. Pelatih Jose Pekerman menginstruksikan Juan Quintero sebagai gelandang bertahan bersama Jefferson Lerma. Sementara Radamel Falcao menjadi striker tunggal.
Kolombia mendapat tendangan bebas pada menit ke-12. Eksekusi Quintero langsung mengarah ke Falcao. Sayang sontekan eks Manchester United tersebut mengarah tepat ke pelukan kiper Jepang Eiji Kawashima.
Kalah jumlah pemain tak membuat Kolombia kehilangan ketajaman. Mereka justru sangat bergairah untuk memainkan sepak bola menyerang. Jepang tampak kewalahan untuk menghadang gempuran Los Cafeteros – julukan Kolombia.
Kolombia melakukan pergantian pertama pada menit ke-31. Pekerman memutuskan untuk menarik Juan Cuadrado dan memasukkan gelandang bertahan Boca Juniors Wilmar Barrios. Pergantian ini membuat Quintero bermain melebar sebagai winger.
Kolombia akhirnya menyamakan kedudukan lewat eksekusi tendangan bebas Quintero pada menit ke-39. Walaupun berhasil ditangkap Kawashima, namun bola sudah melewati garis gawang. Skor menjadi sama kuat 1-1.
Anak-anak Kolombia semakin percaya diri selepas menyamakan kedudukan. Namun tak ada tambahan gol hingga turun minum.
Sama seperti paruh pertama, Jepang mengambil inisiatif untuk menyerang pada menit-menit awal babak kedua. Kesempatan emas mereka hasilkan pada menit ke-54. Sayang tendanganon target Yuya Osako berhasil diblok kiper Ospina.
Ospina kembali melakukan penyelamatan gemilang pada menit ke-57. Kiper Arsenal itu sukses memblok tendangan melengkung Takashi Inui. Bek Maya Yoshida menyambut free kick rekannya dengan sundulan. Sayang arah bola melebar.
Bintang Kolombia James Rodriguez akhirnya mendapat kesempatan bermain pada menit ke-59. Penggawa Bayern Munchen tersebut masuk menggantikan si pencetak gol penyama kedudukan, Juan Quintero.
Tendangan kaki kiri dari jarak yang cukup jauh dilakukan eks pemain AC Milan, Keisuke Honda. Sayang bola mengarah tepat ke tangkapan kiper Ospina. Honda masuk menggantikan Kagawa pada menit ke-70.
Usaha keras Jepang akhirnya membuahkan hasil positif. Mereka kembali unggul melalui penyerang Yuya Osako pada menit ke-73. Bermula dari eksekusi sepak pojok Honda, sundulan Osako sukses menggetarkan gawang Kolombia. Jepang unggul 2-1.
Jepang masih menguasai pertandingan hingga menit ke-75. Kali ini mereka betul-betul memaksimalkan keunggulan jumlah pemain. Kehadiran James Rodriguez dan Carlos Bacca belum memberikan dampak maksimal ke permainan Kolombia.
James dan Bacca baru mendapatkan satu kesempatan pada menit ke-80. Namun aksi mereka digagalkan oleh pertahanan Jepang yang bermain sangat disiplin. Jepang berhasil membuat Kolombia frustrasi pada 15 menit akhir babak kedua.
Kolombia tak mengendurkan serangan walaupun pertandingan sudah memasuki masa injury time. Sementara Jepang memilih bertahan untuk mengamankan kemenangannya. Skor 2-1 untuk Jepang tak berubah hingga partai ini berakhir. (i/dir)