MIMBAR-RAKYAT.com (Tarakan) – Pasukan elite TNI siap diterjunkan untuk membebaskan 14 warga Negara Indonesia (WNI) yang disandera kelompok separatis Abu Sayyaf di Filipina Selatan.
Penegasan tersebut disampaikan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo usai memantau latihan pasukan elite yang berasal dari Denjaka, Denbravo, Tontaipur, Gultor, Kopaska, Kopassus, dan juga Brimob, di Tarakan, Kalimantan Utara.
Pasukan elite itu telah tiga pekan melakukan latihan khusus di Tarakan, dan Senin (18/4), mendapat kunjungan dari Panglima TNI. Pasukan sengaja dipersiapkan untuk membebaskan 14 warga Indonesia yang disandera kelompok Abu Sayyaf.
Penyanderaan awak kapal asal Indonesia oleh kelompok Abu Sayyaf telah berlangsung dua kali. Akhir Maret disandera 10 WNI. Untuk itu kelompok pemberontak Filipina itu minta tebusan Rp 14 miliar.
Kemudian penyanderaan kedua terjadi akhir pekan lalu. Itu dialami awak kapal Tugboat Henry dan kapal tongkang Cristi yang dibajak di 14 mil laut dari bibir pantai Filipina. Itu terjadi ketika kapal hendak kembali ke Tarakan.
Pada kesempaan itu empat dari sepuluh ABK WNI diculik. Sebanyak 6 awak lainnya berhasil meloloskan diri, namun salah seorang terkena tembak di bagian ketiak. Keenam awak itu akhirnya diselamatkan oleh pihak Malaysia.
Menurut Konsulat RI di Tawau, Negeri Sabah, Malaysia, WNI yang kena tembak kelompok Abu Sayyaf kini dirawat di satu rumah sakit di Tawau. Konsulat RI Tawau, menurut salah satu sumber di Konsulat, terus memantau perkembangan korban yang tertembak, bernama Lambos Simanungkalit.
Dikabarkan, aparat kepolisian Malaysia, Komando Keamanan Sabah Timur menyelamatkan Lambos dan lima anak buah kapal korban Abu Sayyaf pada 15 April. Selain Lambos, mereka yang diselamatkan adalah Sembara Oktapian, Rohaidi, Royke Fransy Montolalu, Leonard Bastian, danYohanis Serang,
Empat rekan awak kapal itu disandera kelompok Abu Sayyaf. Mereka adalah Moch Ariyanto Misnan, Lorens MPS, Dede Irfan Hilmi, dan Samsir. Hingga kini belum diketahui keberadaan mereka. (Eank)